lovely owner (Taerosé)✓

3.6K 267 10
                                    

"Mana sih, daritadi nungguin panas-panasan nggak dateng juga!"

"Sabar Rosé."

"Gak bisalah!" Lisa hanya menghela nafas saja. Jika Rosé sudah emosi begini tidak bisa diladeni. Ia juga sedikit kesal dengan customer Rosé itu yang seenaknya aja cod tapi nggak on time.

"Gue tunggu sepuluh menit lagi, nggak dateng kita tinggal, Lis." Lisa hanya mengangguk saja lalu setelah itu dia berinisiatif untuk membelikan es teh yang letaknya tak jauh dari tempat mereka. Sudah panas-panasan di alun-alun nunggu lama lagi kalo nggak karena tanggung jawab Rosé sih ogah.

"Customernya ngelunjak banget jing, padahal gue udah turutin mau cod ke alun-alun kidul tapi malah nggak tepat waktu." Rosé mendumel tidak jelas sambil sibuk menghubungi customernya itu. Rumahnya dan alun-alun kidul memang tidak jauh amat tapiya siapa sih yang mau nunggu hampir setengah jam apalagi panas-panasan padahal juga cuma amalan 20 ribu.

"Nih!" Rosé berjengit kala merasakan pipinya dingin.

"Lisa edan kaget aku cok!" Keluar sudah logat jawanya Rosé. Sedangkan Lisa malah nyengir tanpa ada rasa bersalah.

"Muring-muring wae sih kowe ki."

"Ya siapa yang nggak kesel coba. Kita udah nunggu setengah jam lebih ini dia nggak dateng-dateng. Padahal juga yang dia beli juga nggak banyak. Kalau nggak karena rasa tanggungjawab udah gue tinggal nih." Sepertinya Lisa salah telah mengajak Rosé berbicara saat marah.

Tak lama kemudian ada motor matic warna hitam yang berhenti didepan mereka. Rosé sudah menduga itu adalah customernya yang kurang ajar itu. Masih kesal rasanya dia dijemur disini.

"Maaf ya mbak kalau lama." Lama gundulmu, ingin sekali Rosé mengatakan itu tetapi ia terlalu dusta jadi yang ia katakan.

"Nggak apa-apa kak, sekalian berjemur ini." Rosé berkata pedas dan menampilkan senyum lebarnya sebagai kesopanan. Setelah Rosé mengatakan itu orang itu melepas helmnya hingga membuat Rosé maupun Lisa terpesona akan ketampanannya.

"Maaf ya mbak, saya bukan orang Solo asli jadi masih bingung nyari jalannya." Rosé masih belum menjawab karena ketampanan orang didepannya ini. Masyaallah indahnya ciptaan mu ini. Karena Rosé masih diam saja membuat Lisa gemas dan menyenggol lengannya.

"E-eh anu iya nggak apa. Tapi kalau masih bingung kan bisa dikirim paket aja mas nggak perlu cod." Otak Rosé kayaknya lagi nge bug karena kepanasan deh kayaknya. Orang didepannya itu tersenyum membuat kedua gadis itu semakin ambyar.

"Sekalian jalan-jalan mbak, oh ya gini aja deh totalnya berapa mbak?"

"20 ribu."

"Nah saya kasih aja 50 ribu deh karena udah bikin mbaknya nunggu lama apalagi panas-panasan."

"Ini mbak ambil aja nggak usah malu." Pria itu meraih tangan Rosé lalu meletakkan uang 50 ribu di telapak tangannya. Rosé merinding saat merasakan kulit pria itu begitu halus bahkan dia aja sampe kalah. Pakai apa sih Rosé kan juga mau.

"O-oh iya mas."

"Yasudah saya permisi ya mbak." Setelah menerima belanjaannya tadi orang itu langsung menaiki motornya dan pergi darisana meninggalkan Rosé dengan segala kediamannya.

"Woi Rosé sadar!" Lisa memukul punggung Rosé hingga membuatnya tersentak.

"Lis, lo tadi liat nggak masnya ganteng banget mana pake batik lagi." Lisa yang memang sebagai pecinta cogan pun juga mengangguk akan hal itu.

"Hoo lah bagus tenan. Kepoin sosmednya dong!" Lisa mengguncang tubuh Rosé secara tidak sabar.

"Maunya gitu tapi gue nggak tau namanya lah."

Oneshoot ROSÉ and BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang