forget him (Doysé)✓

1.9K 191 32
                                    

Rosé melemparkan tasnya sembarangan lalu dia juga melemparkan sebuah map diatas meja rias cukup keras. Setelah itu dia menjatuhkan dirinya ke kasurnya tanpa melepas sepatunya.

"Dasar anj— astagfirullah!" Agaknya memang hari Rosé sangat buruk hari ini.

"Istighfar kok ngegas sih." Rosé yang semula memejamkan matanya kini membuka matanya dan langsung duduk saat itu juga.

"Sejak kapan lo kesini sih!"

"Dih, tetangga datang bukannya disambut ini malah disinisin."

Lagi. Rosé harus mengontrol emosi dan ucapannya, dia bukan sekedar tetangga melainkan setan berwujud tetangga.

"Ada apa tetanggaku Doyoung bin Duyung?" Ucap Rosé seramah mungkin. Tapi itu hanya keramahan palsu.

"Nggak sopan! Ayo ngabuburit bareng gue!"

"Kemana! Pakek apa?!"

"Pake motorlah!" Ini udah warisan dari keluarganya apa bagaimana setiap ngomong kok pake urat.

"Gue capek bang, ngomong yang kalem aja ya."

"Lo kali yang mulai." Rosé menghela nafas lalu dia memilih kembali tidur kekasurnya dan mengabaikan Doyoung yang masih disiitu.

"Nih perawan satu malah balik tidur lagi. Ayo bangun, puasa puasa gini jangan banyakan tidur ayo cari amal." Doyoung datang menghampiri Rosé lalu dia menarik kaki gadis itu hingga Rosé jatuh kebawah.

"Awhh pantat gue!" Rosé merengek sambil memegangi pantatnya yang mendarat sempurna ke lantai.

"Lo kok nggak mikir sih bang, kalo tulang ekor gue patah gimana— astagfirullah banyak banget cobaan puasa gue."

"Bersyukur lo masih punya cobaan di bulan puasa. Tuh artinya Tuhan masih sayang sama lo, ayo bangun cepetan mandi habistu kita bantuin mbak Wendy yang mau bagi-bagi takjil." Doyoung menarik tangan Rosé untuk membantunya berdiri.

Rosé berdiri dengan ogah-ogahan dan sangat terpaksa. Gadis itu melepaskan tangan Doyoung yang sebelumnya ia genggam untuk membantunya berdiri. Lalu Rosé masuk ke kamar mandi dengan menghentakkan kakinya kesal.

Doyoung menggelengkan kepalanya sambil menghela nafasnya. Harus ekstra sabar banget buat ngatur Rosé si keras kepala ini udah cengeng bandel kepala batu lagi.

Lebih dari lima tahun Doyoung menjadi tetangga kos nya maka tak heran jika pria itu begitu mengenali sifat Rosé dan wataknya.

"Gue tunggu diluar ya Rosé!" Teriak Doyoung dipintu kamar mandi.

"Iya!" Sahut Rosé dengan suara yang keras.

Rosé membuntuti Wendy yang tengah sibuk membagikan takjil untuk buka puasa nanti terkadang dia juga ikut andil dalam membagikan takjil untuk jamaah yang hadir di masjid

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rosé membuntuti Wendy yang tengah sibuk membagikan takjil untuk buka puasa nanti terkadang dia juga ikut andil dalam membagikan takjil untuk jamaah yang hadir di masjid.

Oneshoot ROSÉ and BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang