last stage love (Hanbin x Rosé)✓

1.1K 145 35
                                    

Pria itu terduduk lemas didepan pintu rumahnya. Malam ditambah hujan yang deras membuat bibirnya menggigil kedinginan. Bajunya basah kuyup, dia duduk didepan rumah tanpa ada niatan untuk masuk.

Pintu terbuka lalu setelah itu dia mendengar decakan sebal.

"Bang." Pria itu menoleh sebentar menatap adik perempuannya yang kini melipat tangannya.

"Gue nggak lihat semangat hidup dalam diri lo. Lo ada niatan mau mati nggak? Gue bisa bantu kok." Lalu cowok itu menghela nafas. Selalu saja seanarkis itu, tapi setidaknya adiknya itu tidak seanarkis gadis yang disukainya.

"Nggak perlu. Nanti juga gue mati dengan cara gue sendiri." Lalu dia berdiri mengacak-acak rambut adiknya itu yang sekarang memasang wajah murung.

"Ck, Bang!"

"Lis, dia emang secuek itu ya?" Hanbin bertanya pada Lisa yang sekarang tengah membenahi poninya.

"Rosé emang gitu anaknya. Dia nggak suka cowok." Hanbin mengernyit, "Hah, maksud lo dia Les—"

"Bukan! Gue belum selesai bang." Hanbin mengangguk. "Rosé tuh anaknya susah ditebak. Gue yang jadi sahabatnya aja juga kadang bingung, dia misterius dia ahli mengendalikan ekspresi wajahnya."

Hanbin menunduk menatap bunga mawar yang berada di genggamannya. Keduanya sama-sama diam.

"Gue tebak. Lo ditolak lagi."

"Yah gue nggak bisa ngelak. Muka gue pasti udah ketebak kan." Lisa mengangguk setuju. "Iya, muka lo jelek sekarang malah tambah jelek."

"Ni anak!"

Rosé melilitkan syal di lehernya memoles tipis bibirnya yang pucat dengan liptint dia bersiap untuk keluar rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rosé melilitkan syal di lehernya memoles tipis bibirnya yang pucat dengan liptint dia bersiap untuk keluar rumah.

Sesaat dia terdiam sebentar. Badannya hampir huyung, "Ini... mau sampai kapan." Lalu tak lama matanya memanas.

"Rosé kamu udah siap?" Dia mendongak menatap Mamanya yang sekarang sudah didepan pintu.

"Udah." Mamanya menatap dia penuh prihatin. Menghampirinya lalu dia mencium pipi Rosé.

"Mama yakin, pasti kamu bisa. Mama juga sakit saat liat kamu kayak gini." Rosé tersenyum samar. Bukan hanya Mamanya sepertinya, dia juga pasti sangat menyakiti perasaan seorang pria yang selalu memberikannya banyak cinta.

"Nggak lama lagi pasti perasaan kamu terbalas."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Oneshoot ROSÉ and BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang