#10 : Anne Styles

10.2K 924 14
                                    

"Apa yang harus kukatakan pada Ibumu nanti jika dia menanyakan hal-hal yang tak kuketahui jawabannya?" tanya Taylor, mulai panik saat Harry mengatakan jika sebentar lagi, mereka akan sampai di kediaman Styles.

"Jawab sebisamu tapi, harus berkelas juga. Jangan bilang padanya jika kau adalah asisten pribadiku di Styles Enterprise. Ibuku tak akan menyukai hal itu." Harry memperingatkan dan tak lama kemudian, mobil Harry berhenti di depan sebuah pintu gerbang yang terlihat sangat megah. Taylor menatap gerbang tersebut kagum.

Pintu gerbang itu dibuka oleh beberapa orang pria yang mengenakan seragam serba hitam, membiarkan Harry mengendarai mobilnya, memasuki area rumahnya sendiri. Taylor kembali berdecak kagum saat melihat sebuah bangunan sangat besar yang ada di hadapannya. Terlihat seperti istana. Sangat megah.

Mobil Harry terhenti tepat di depan pintu masuk yang tampak dijaga oleh dua orang pria yang berseragam sama dengan pria yang ada di depan gerbang tadi. Dua pria itu berjalan mendekat, sedikit membungkuk. Harry melepaskan sabuk pengamannya dan menoleh singkat ke arah Taylor sambil berkata, "ayo masuk."

Taylor menghela nafas pasrah dan melepaskan sabuk pengamannya. Taylor ke luar dari mobil, bersamaan dengan Harry. Taylor melirik sekilas dua orang pria penjaga itu sebelum mendekat ke arah Harry. Taylor luar biasa terkejut saat Harry tiba-tiba saja melingkarkan tangannya di pinggul Taylor, menuntun gadis itu memasuki kediaman Styles yang sangat megah.

Taylor hanya dapat diam dan berusaha untuk menurut walaupun, dia kurang nyaman dengan posisi seperti ini. Taylor pernah berkata pada dirinya sendiri untuk tak membiarkan dirinya disentuh dengan mudah oleh orang yang tak terlalu dia kenal tapi, sekarang bagaimana? Taylor membiarkan Harry menyentuhnya dan Taylor tak mampu menghindar.

"Ingat? Kita hanya bersandiwara di hadapan Ibuku. Ibuku mengintip dari jendela kamar jadi, aku harus melakukan semua ini." bisik Harry, tepat di telinga Taylor sehingga Taylor sedikit bergedik geli.

"Ya. Aku mengerti." Taylor menjawab santai.

Dua orang pelayan lagi membukakan pintu untuk Harry dan Taylor agar dapat memasuki rumah megah tersebut. Taylor cukup heran dengan seberapa banyak pelayan yang Harry miliki di rumahnya ini. Sangat banyak. Di setiap pintu ada dua orang pelayan, yang bertugas hanya untuk membuka dan menutup pintu.

Baru melangkah memasuki rumah megah tersebut, seorang wanita paruh baya sudah datang menghampiri Harry dan Taylor dengan senyuman lebar di bibirnya. Harry melepaskan tangannya dari pinggul Taylor dan beralih untuk memeluk wanita tersebut yang juga balas memeluknya.

"Kau sampai lebih awal dari biasanya, Harry." ujar wanita tersebut yang adalah Anne Styles, Ibu Harry. Harry hanya memberikan anggukkan kepala dan melepaskan pelukannya.

Kali ini, Anne beralih menatap Taylor yang memberikannya senyuman gugup. Anne menatap Taylor dari bawah ke atas sebelum akhirnya tersenyum lebar. Anne berjalan mendekati Taylor dan memeluk Taylor hangat sambil berkata, "selamat datang di kediaman Styles. Kau terlihat sangat cantik, Taylor."

Taylor melirik sekilas ke Harry, memberikan tanda kepada Harry tentang apa yang harus dia lakukan dan Harry hanya menganggukkan kepala, berusaha meyakinkan Taylor untuk melakukan apa yang harus dia lakukan.

"Terima kasih atas sambutanmu, Mrs. Styles. Senang dapat bertemu denganmu. Kau tak terlihat seperti seorang Ibu dari Harry. Kau jauh terlihat seperti kakaknya." Taylor berkata dan Anne melepaskan pelukannya. Anne merengkuh pundak Taylor, menatap gadis itu dengan senyuman di bibirnya sebelum berkata, "kau sangat manis. Aku tak tahu bagaimana bisa Harry menemukanmu."

Taylor terkekeh, melirik sekilas ke arah Harry dan menjawab, "kami bertemu secara tidak sengaja di Starbucks." Harry membulatkan mata. Sejak kapan dia bertemu dengan Taylor di Starbucks? Tapi, mengingat Taylor hanya berakting, Harry mencoba memakluminya.

No ControlМесто, где живут истории. Откройте их для себя