#57 : London

6.5K 610 5
                                    

Senyuman lebar muncul di bibir Taylor saat dia dapat merasakan udara kota London lagi, setelah hampir satu bulan dia berada di London. Kali ini, Taylor pergi ke London seorang diri, tanpa ada Abigail yang menemani. Karlie sudah hampir seminggu berada di London. Dia harus mondar-mandir Nashville-London karena pekerjaannya tersebut.

Taylor akan tinggal di London selama satu minggu, seperti yang lalu. Bedanya, kali ini, Gemma memaksa Taylor untuk menginap di rumahnya. Gemma bilang, dia sudah meminta izin kepada Ibunya dan Ibunya mengizinkan. Awalnya, Taylor menolak tapi, Gemma tetap memaksa. Gemma juga berkata jika Taylor tak perlu mencemaskan Harry. Harry seringkali tak pulang. Dia sibuk dengan pekerjaannya sebagai CEO Styles Enterprise.

Sebenarnya, itulah perubahan yang Taylor harapkan dari Harry. Setidaknya, Taylor tak lagi harus merasa bersalah karena membuat seorang Harry Styles meninggalkan pekerjaannya, karena Taylor, seperti dulu. Lagipula, walaupun Harry yang sangat serius itu menyebalkan, Taylor menyukainya. Taylor menyukai Harry yang apa adanya.

Taylor melangkahkan kakinya ke luar dari bandara sambil menarik koper. Taylor menatap sekelilingnya, hingga seorang gadis berambut blonde dan mengenakan kacamata melambaikan tangan kepadanya. Taylor mengernyit, berusaha mengenail siapa gadis itu. Gadis itu berjalan cepat menghampiri Taylor dan Taylor baru mengenali saat gadis itu melepas kacamata hitam yang dia kenakan. Gemma Styles.

"Taylor!"

Gemma langsung berhambur menarik Taylor masuk ke dalam pelukannya. Taylor terkekeh dan balas memeluk Gemma erat. Tak lama kemudian, keduanya saling melepaskan diri. Gemma merengkuh pundak Taylor, menaik-turunkan alisnya sambil berkata antusias, "akhirnya aku bisa melihatmu lagi! Sangat banyak hal yang ingin kuceritakan padamu dan tak bisa kuceritakan lewat sambungan telepon atau Skype!"

"Kalau begitu, tunggu apa lagi? Ayo, kita cari tempat hening sehingga kau bisa menceritakan segala sesuatu yang aku lewatkan di sini! Lagipula, aku benar-benar ingin tahu cerita tentang si blonde ini." Taylor balas berkata antusias seraya melirik rambut blonde Gemma. Gemma tersenyum lebar sebelum merangkul Taylor dan mengajak Taylor buru-buru masuk ke dalam mobilnya.

*****

Mobil Volvo yang dikendarai oleh supir pribadi keluarga Styles itu berhenti tepat di depan rumah megah sang pemilik. Gemma yang semula tengah mengobrol banyak dengan Taylor menghentikan obrolan mereka dan mengajak Taylor untuk segera ke luar dari mobil dan masuk ke dalam rumah.

"Koperku," Taylor menahan langkahnya saat menyadari keberadaan kopernya.

"Tenang saja. Kopermu aman bersama pelayan. Dia akan membawa koper itu ke kamarku. Tak keberatan jika kau berbagi kamar denganku, kan? Maksudku, jika kau mau kamar sendiri, sebenarnya masih ada..." belum sempat Gemma melanjutkan ucapannya, Taylor terkekeh dan menggelengkan kepala. "Gems, kau tahu? Tidur sendiri itu menyeramkan."

Kedua gadis itu sama-sama tertawa kecil sebelum benar-benar melangkahkan kaki memasuki kediaman keluarga Styles. Gemma yang memimpin langkah mereka dengan sangat ceria. Namun, langkah kedua gadis itu terhenti saat menyadari keberadaan seseorang, di dekat mereka.

"Mom!" Gemma berujar ceria sementara, Taylor hanya berdiri kaku, menatap wanita paruh baya yang tentunya masih terlihat cantik dan segar. Taylor menundukkan kepala. Terakhir kali dia bertemu dengan Anne Styles, wanita itu mencurahkan isi hatinya kepada Taylor. Setelah itu pula, Taylor memutuskan untuk pergi dari kehidupan Harry karena dia tahu, dia sudah mengubah Harry menjadi sesuatu yang tidak diinginkan Ibunya.

Gemma menghampiri Ibunya dan memeluk singkat Anne, yang sedari tadi tak mengalihkan pandangannya dari Taylor. "Kau tak bilang jika kau kembali lagi hari ini, Mom!" ujar Gemma, setelah melepaskan pelukan Ibunya. Akhirnya, Anne mengalihkan perhatiannya dari Taylor dan tersenyum kepada Gemma. "Kejutan untukmu dan Harry, sebenarnya. Tapi, sepertinya, tak berhasil."

No ControlWhere stories live. Discover now