Tiga Puluh Dua

401 67 15
                                    

kami mengendap-endap untuk merapatkan badan ke dinding rumah pertama yang menjadi target.

Kevin memberi kode pada kami bertiga agar tetap diam, tidak mengeluarkan suara sedikitpun.

kami bersandar didinding dalam posisi bungkuk.

"sekarang apa?" kata Leo dengan suara berbisik pada Kevin yang berada didepannya.

"kau dan emma, kearah belakang rumah, carilah apapun yang bisa dijadikan untuk menyelamatkan kita" Jawab Kevin.

Leo pun mengerti, dan menjawab arahan Kevin tadi dengan posisi tangan membentuk kode "oke".

Aku dan Sandra yang masih sedikit bingung menyipitkan mata kami berdua pada Leo. karena kurang mendengar dengan jelas perbincangan Leo dan Kevin tadi.

"apa yang kalian bicarakan?" tanyaku.

"intinya, sekarang kau ikut aku. dan Sandra, kau ikut Kevin" Ujar Leo.

tanpa ba-bi-bu lagi, Leo menarik tanganku, dan Sandra merubah posisinya berada di belakang Kevin.

                                ***

Leo POV...

aku dan Emma pun bergegas kebelakang rumah. aku menemukan sesuatu.

"Emma.. coba lihat ini" Leo membungkuk dan mengambil sebuah bambu yang diujungnya sengaja diruncingkan

"senjata yang sangat tradisional" Timpal Emma.

Emma masih sibuk melihat sekeliling kami

"sekarang giliranku yang mencari senjata, disini rumahnya unik unik ya" kata Emma.

"ya.. begitulah" timpalku.

Karena melihatku sudah mendapatkan senjata, Emma juga tak mau kalah dan mencoba mencari senjata ataupun benda yang bisa digunakan untuk menyelamatkan kami.

"sepertinya sudah tak ada apa apa disini Leo" kata Emma

"baiklah, sepertinya sudah saatnya kita menemui Kevin dan Sandra didepan, dan mencoba peruntungan di rumah lainnya" Jawabku.

Emma pun mengangguk.

***

Kevin POV...

Aku masih sibuk mencari-cari sesuatu yang bisa digunakan, tapi nyatanya Nihil. didepan rumah ini hanya ada tanaman hias dan beberapa pernak pernik yang begitu kuno dan tradisional.

"kurasa disini tidak ada apa-apa" tiba-tiba sandra berbisik dibelakangku sembari kembali melihat-lihat yang berada disekitar.

"hm.. iyaa, tapi untunglah penerangan di disini remang-remang. jadi mudah untuk kita mencari barang yang kita butuhkan" Kataku.

"iya, dan memudahkan kita dalam mengendap-endap. jangan lupakan itu!" kata Sandra lagi.

Aku terkikik melihat ucapan sandra barusan. Sandra memang terkenal dengan sifat penakutnya. tapi untunglah disaat seperti ini ia masih bisa untuk melawan rasa takutnya itu.

Psycho High SchoolWhere stories live. Discover now