Delapan Belas

8.2K 543 29
                                    

Tanpa berpikir lagi, aku bergegas keluar kamar  dan mencari Bi Vie serta Pak Rio untuk memberitahu pintu dan gerbang rumah harus sudah di kunci.

Aku turun dari lantai 2 rumah ku dan mulai berlari menuruni anak tangga. tampak semua lampu di rumah sudah di matikan Bik Vie.

Tentu saja tiba tiba bulu kudukku berdiri. dengan cepat dan ligat aku mencari saklar lampu dan segera menghidupkan lampu yang sudah mati.

Tangga penghubung lantai 1 dan 2 rumah ku terletak diantara dapur dan ruang makan.

tentu saja lampu yang hidup pertama kali adalah lampu dapur. kelegaan sedikit muncul di tubuhku.

"Hah.. sudah hidup"

Saatnya mencari saklar lampu ruang makan yang juga mati. dalam jalanku menuju saklar lampu. aku mendengar langkah kaki mendekatiku.

sontak aku langsung menghentikan langkah ku. dan mulai membalikkan badan.

aku berteriak!

kagetnya bukan main!


"Astagaaaa bibikkk.... aku sudahhh kaget tau bik!" kataku mengelus elus dada.

"Maap Non, ada apa Non? kok belum tidur?" Tanya Bik Vie.

Ternyata yang mengikuti ku itu tadi adalah Bik Vie.

"Gini bik, apa semua pintu dirumah ini dan gerbang luar sudah dipastikan terkunci?" Tanyaku pada bibik.

"Sudahh Non. kenapa Non?" Tanya Bibi lagi.

"tidak ada bik, aku hanya ingin memastikan semuanya aman, oh iya, ngomong ngomong bik, pak Rio sudah tidur?" Tanyaku.

"Sudah Non. dia di kamarnya, ada apa? Non ingin berbicara pada pak Rio ya? Biar bibi bangunin" jawab Bik Vie.

"Hm.. tidak usah bik, baiklah bik kalau begitu, Aku kembali ke atas aja, udah malam jugaa" kataku.

"Iya non.. besok kan non Emma sekolah" Jawab Bik Vie.

aku pun kembali menuju kamarku di lantai 2. meninggalkan bik Vie.

Aku kembali ke meja belajarku, melihat lagi bentuk pisau perak itu. ku perhatikan dengan seksama, setiap detailnya.

pertanyaan demi pertanyaan terngiang di kepalaku,

"kenapa ini bisa disini?"

"pisau yang persis sama seperti yang di printout"

"aku harus memberitahukan pada teman temanku besok di sekolah"

"tapi bagaimana ini, aku tidak bisa tidur memikirkan ini!"

"Apa benar tidak ada pembunuh di rumahku?"

"Tapi mengapa? kemaren bukannya pisau ini sudah ku letak di dapur? dan aku sudah memastikan aku tidak ada memakan buah beberapa hari ini!"

pertanyaan pertanyaan itu yang terngiang di kepala ku terus menerus.

Aku kembali meletakkan pisau itu di laci dan bergegas membaringkan tubuh di kasur

Dengan pandangan lurus ke atas langit langit kamar.

tapi karena memang mataku belum ingin tertutup, aku putuskan untuk meraih Hp ku, dan memulai Obrolan Grup

Emma : "Hellow?! apa ada yang masih bangun?"

Belum ada balasan sama sekali...

selang 10 Menit kemudian, ada balasan

Kevin : "halloww! aku belum tidur nih"

Leo : "kok kau belum tidur Emma?!, tidak seperti biasanya"

Emma : "Aku punga sesuatu yang pasti membuat kalian tidak percaya"

Kevin : "Apaaa itu???"

Leo : "Iyaaa.. apa?"

Emma : "Sandra? dia seperti nya sudah tidur ya?"

Leo : "Sepertinyaa.."

Kevin : "Cepatlah Emmaa.. Jangan buat penasaran kita"

Leo : "Iyaa"

Emma : "Pisau pembunuh itu ada di laci kamarku"

BERSAMBUNG...

OHIYA MAU NGINGATIN NICH😅 HEHEHE, JGN LUPA FOLLOW AUTHOR YA😍.

THANKYOU BGT NIH YG SUKA CERITANYA AUTHOR😊🙏🏻.

SAYANG KALIAN MUAH!!! MAKIN SEMANGAT NICH AUTHOR BIKIN CERITANYA!!!🥰🥰🥰

JGN LUPA FOLLOW, LIKE, KOMEN YAW😘

Psycho High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang