Tujuh Belas

7.9K 369 15
                                    

"Ini bibi non. apa bibi boleh masuk?"

Oh ternyata itu Bik Vie. aku bingung, tumben sekali malam begini Bibi datang ke kamar ku?

Itulah yang ada dipikiranku sekarang.

"Boleh Bi. masuk saja" kataku

seketika Bibi masuk dengan beberapa buah buahan dan duduh disampingku.

"Ada apa Bi?" tanyaku

"ini... makanlah buah buahan ini. agar Nona Emma tidak mudah terserang penyakit Nona itu lagi." Bik Vie menyerahkan sebuah apel padaku.

aku mengambilnya dan mulai memakannya. aku pun bertanya pada Bik Vie

"kenapa Bi? tiba tiba malam ini bibi datang kemari?"

terlihat Bibi menghembuskan nafas berat.

"Nona, Bibi ingin bertanya, apa Non masih meminum obat yang diberikan oleh dokter yang mengobati Nona pada malam kemaren?" Tanya Bik Vie

"kemaren aku ada meminumnya bi. aku terpaksa minum, karena pada saat itu perut ku kembali sakit dan obat itu dengan cepat bisa mengobatinya. aku yakin kok bi obat itu tidak mengandung bahan apapun. kalau pun obat itu berbahaya, pasti aku sudah mati" timpalku

"tapi non, bibi sudah lihat Tv berita mengenai dokter itu, yang di kabarkan meninggal. pasti dokter itu bermasalah" Kata Bik Vie

"Iya Bi, Aku tahu. tapi aku tak begitu yakin dengan apa yang di beritakan di Sosial Media, tidak mungkin dokter itu meninggal dengan cara seperti itu?!. Dia Dokter terkenal bi, aku yakin pasti ada orang yang ingin menjatuhkan reputasinya" Jawabku

"Non.. sekarang Non tanggung jawabnya bibi selagi mama dan papa non tidak dirumah. Bibi tak ingin non kenapa napa." Jawab Bibi Lesu

Karena aku merasa iba pada Bibi Vie aku pun menjawab

"Baiklah Bi, kalau itu maunya Bibi"

"baiklah Non. Bibi pamit keluar dulu ya. setelah Non selesai makan buahnya. Non harus tidur. karena besok pagi Non akan sekolah" Sambung Bibi.

"Ok bi, terimakasih"

Bik Vie pun keluar kamar

Aktifitasku yang sempat terhenti, yakni mencari buku di bawah laci meja belajar, kembali ku lanjutkan

Lagi dan lagi

aku menemukan pisau yang sama saat aku juga mencari buku di laci itu,

aku ambil pisau itu dan mulai memeriksa apakah ada yang aneh disana.
ternyata benar. ada yang aneh!. aku pun langsung membandingkan Pisau yang ada di laci mejaku dengan foto Printout yang sudah di screenshoot dari Cctv di sekolah.

"samaa?! maksudnya apa ini?"

Pisaunya sama persis dengan milik si pembunuh.

tubuh ku menggigil seketika, ku jatuhkan pisau itu, aku menerka nerka. apakah sekarang pembunuh itu sedang berada di kamar ku?

firasat buruk mulai menggerogoti.

"Apakah pembunuh itu salah satu yang ada dirumah ini? ataukah aku merupakan korban selanjutny? atau jangan jangan pembunuh itu tak jauh dari ku?"

BERSAMBUNG...

Psycho High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang