22;-

2.1K 298 57
                                    

Yoongi merasa seperti orang kurang ajar begitu mendengar ada masalah di planet rumah Jennie. Memaksa keluarga Jennie untuk pulang—

dan tentu saja, pernikahan mereka ditunda.

Pernikahan mereka ditunda, dan Yoongi hampir berteriak bahagia.

Sebenarnya dari dulu Yoongi tidak mengerti kenapa mereka berenam harus menikahi satu orang yang sama. Kenapa tidak satu orang satu biar hubungan politik mereka lebih meluas?

Tapi kata sang Raja karena sulit mencari calon menantu yang memenuhi kriteria kerajaan.

Ya sudahlah, Yoongi masa bodo. Pernikahannya juga hanya sekedar formalitas.

Itu, sebelum dia bertemu Jungkook.

Ingin Yoongi egois sebenarnya. Mengklaim sang pemuda manis bergigi kelinci tanpa berbagi. Ingin menjadi satu-satunya alasan Jungkook tersenyum.

Tapi Yoongi telah melihat bagaimana efek kehadiran Jungkook terhadap saudara-saudaranya. Tahu jelas bahwa mereka juga menginginkan hal yang sama.

Tangannya mengelus surat dari Jungkook yang selalu disimpan di dalam kantong seragamnya. Paling tidak, Yoongi berharap mereka bisa melihat Jungkook untuk terakhir kali.

Tapi Yoongi penasaran, kenapa Jennie juga terlihat begitu lega saat orang tuanya menunda pernikahan mereka?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kehidupan Jungkook tidak banyak berubah setelah pengumuman dari dokter waktu itu. Dia tetap melanjutkan kesehariannya seperti biasa, kuliah, pulang, tidur, dan begitu terus.

Hanya saja, dengan perkembangan biologis yang baru, dia harus mengganti pakaiannya juga untuk menyesuaikan bentuk tubuh.

Intinya, sekarang Jungkook harus memakai celana wanita.

"Kantongnya kecil," Jungkook membuka tirai tempat ganti pakaian, wajah manisnya yang biasa cerah tampak masam.

Lisa memutar bola matanya. "Memang semua celana jeans wanita itu kantongnya sempit, Kook." Perempuan muda itu memberi celana bahan kain pada Jungkook. "Coba yang ini,"

Jungkook masih cemberut, walaupun tangannya menurut mengambil celana yang diberikan Lisa. Tidak butuh waktu lama sebelum tirai yang tadinya tertutup kembali terbuka.

"Gak ada kantong," Wajah Jungkook memelas.

"Lama-lama aku suruh kau pakai rok, Jung," Lisa mengancam, mulai merasa gerah.

Ranum Jungkook mengerucut manis. "Gak boleh pakai sweatpants aja ya?"

Lisa mendesis galak. "Pakai sweatpants?!" Suaranya begitu lantang Jungkook bersyukur setidaknya toko baju ini sedang sepi. "Sweatpants tidak ada style point sama sekali!"

"Hey," Eunwoo muncul tiba-tiba dari balik rak baju. Begitu sampai mall pemuda tampan itu memang langsung memisahkan diri dari mereka, sampai Jungkook lupa dia ikut pergi. "Mau minum?"

Jungkook mengambil salah satu bubble tea dengan senang hati. Mulutnya langsung mengunyah boba dengan nikmat, tidak mengacuhkan Lisa yang mulai menatap galak ke arahnya lagi.

"Jungkook, kalau begini terus lama-lama ku suruh pake rok," Suara Lisa mengancam. Jungkook yang memang dasarnya sama keras kepala, membalas menatap galak.

"Oke, aku mau saja pake rok."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pada hari Senin yang cerah, mahasiswa sejurusan fotografi menatap cengang pada sosok Jeon Jungkook yang dengan percaya diri mengenakan rok mini dengan kemeja berlapis sweater kotak-kotak.

Chasing Stars .・゜゜・Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang