17;-

3.1K 380 18
                                    

Jungkook bangun pagi dengan semangat. Dia mungkin tidak tau pasti kapan enam pemuda itu akan pulang ke planet mereka, tapi Jungkook akan membuat kenangan manis bersama mereka.

Jam dinding masih menunjukkan pukul 7 pagi, tapi Jungkook sudah menyibukkan diri dengan dapur. Tangannya sibuk membalik adonan pancake di atas panci, sampai Jungkook tidak menyadari suara langkah kaki sampai ada yang memeluk pinggangnya dari belakang.

"Jung-ie," Hoseok menyenderkan kepalanya pada pundak Jungkook. "Pagi sekali bangunnya."

Suara Hoseok masih terdengar ngantuk, dan sejenak Jungkook merasa bersalah sudah meninggalkan pemuda itu sendirian di ranjang. Padahal Hoseok mudah terbangun ketika merasakan pergerakan.

"Maaf, hyung." Jungkook melirik Hoseok dengan ujung matanya. "Mau jalan-jalan gak hari ini?"

"Kemana?"

"Hm," Jungkook mendengung. "Ada pasar malam baru buka. Di rumah kalian tidak ada pasar malam, kan?"

Rumah kami ada di kamu, Jung-ie. Ingin sekali Hoseok membalas seperti itu, tapi dia tidak mau Jungkook merasa tidak nyaman.

"Kami ada perayaan, tapi tidak ada pasar malam." Hoseok mengaku. "...sepertinya. Pasar malam itu apa?"

Jungkook tertawa ringan. "Nanti aku kasih liat, ok?" Pemuda manis itu melepaskan rengkuhan Hoseok, memindahkan tangan Hoseok pada lemari piring. "Bantu Jung-ie tata meja makan?"

Setelah makanan pagi sudah tertata di meja makan, Jungkook menarik Hoseok mendekat. "Ini pasar malam, hyung."

Hoseok memperhatikan gambar-gambar yang ditunjukkan Jungkook dengan rasa ketertarikan yang besar. "Tempat belanja ya?"

"Hu'um," Jungkook mengangguk. Dia tersenyum, "Jadi kalian bisa beli oleh-oleh untuk di rumah kalian nanti."

Rahang Hoseok menggerit.

Jungkook, tidak sadar dengan suasana hati Hoseok hanya menepuk pundaknya. "Aku bangunin mereka dulu ya,"

Seiring Jungkook berjalan menjauh, kawat yang mengikat jantung Hoseok semakin menyesakkan.

Karena dia tau, itulah yang akan menjadi penglihatan terakhirnya tentang pemuda manis itu.

Jungkook yang berjalan menjauh dari mereka.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Nanti malam kita ke pasar malam?" Namjoon bertanya, menghadap Jungkook.

Untuk sepersekian detik Jungkook lupa Namjoon adalah seorang calon raja. Ekspresinya sekarang malah terlihat seperti anak kecil yang sudah tidak sabar mendapatkan hadiah.

"I-iya," Jungkook mendeham pelan. "Jam 5 sore kita pergi."

"Sekarang ngapain?" Yoongi bertanya.

"Hm? Tidak tau. Kalian mau ngapain?" Jungkook bertanya balik. Saking semangatnya dia untuk pergi ke pasar malam bersama, Jungkook sampai tidak terpikir apa yang harus mereka lakukan sambil menunggu waktu.

"Tidak mau ngapa-ngapain," "Ayo ke restoran!" Yoongi dan Jimin menjawab bersamaan. Yoongi merengut kesal, melihat Jimin menatapinya dengan mata memelas. "Ya sudah kita ke restoran,"

"Restoran yang mana?" Jungkook memiringkan kepalanya. Tampak begitu menggemaskan hingga Taehyung memainkan pipi gembilnya. Jungkook biarkan, sudah biasa dengan perlakuan Taehyung ini.

"Yang dekat saja," Seokjin menyarankan. Tanpa aba-aba pemuda tertua itu menepuk pundak Namjoon keras, membuat adiknya berjengit kaget. "Joonie yang traktir."

Chasing Stars .・゜゜・Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang