24;-

1.3K 182 44
                                    

Suasana makan malam begitu tegang, Seokjin bahkan kesulitan untuk menelan daging steak yang tampak begitu lezat.

Matanya mengintip ke arah orang tuanya dan orang tua Jennie yang sedang tertawa, terlampau bahagia karena tanggal pernikahan yang sudah semakin dekat walaupun sempat tertunda. Melirik juga ke arah Jennie yang tengah makan dengan begitu santai namun tetap elegan.

Mata tajam Jennie terangkat, bertemu dengan mata Seokjin.

Seokjin tersentak, ingin langsung memalingkan wajahnya, namun ada sinar yang agak unik di mata Jennie. Pancaran yang cukup dia kenali, karena sering dilihatnya di air muka Taehyung dan Jimin saat mereka merencanakan sesuatu yang usil.

Seokjin mengalihkan matanya kembali ke piring makannya, menelan ludah gugup. Jennie memang tuan putri yang ideal; cantik, pintar, dan memang idaman bagi kerajaan-kerajaan lain untuk dilamar.

Tapi Seokjin juga tumbuh besar dengan Jennie, dan dia tau jelas bahwa Jennie juga punya sikap keras kepala yang tinggi. Apapun yang sudah direncanakan, pasti dia akan lakukan.

Seokjin menghela nafas lelah. Harusnya setelah bertahun-tahun mengikuti tingkah jahil Taehyung, Jimin, dan Jennie, dirinya harusnya terbiasa.

Ya sudahlah. Lagian, sebagai 'kakak yang paling tua', menurut perkataan Jennie, dia juga akan ikut kejahilan mereka dengan alih-alih bertanggung jawab.

Sudut bibirnya terangkat sinis. Itulah salah satu mengapa dirinya menolak dinikahkan dengan Jennie. Karena Seokjin sudah menganggap Jennie sebagai adik sendiri.

Ya sudahlah. Apapun yang direncanakan Jennie (dan pastinya Taehyung juga Jimin; mereka bertiga sudah seperti trio saudara yang benar-benar jahil. Kalau Jungkook menamai mereka, mungkin seperti three musketeers) pasti Seokjin akan tau pada akhirnya. 

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Benar saja, tepat setelah orang tua mereka menyatakan waktu untuk tidur dan cahaya di seluruh bagian kerajaan telah dipadamkan, ada ketukan tergesa di pintu Seokjin. Memasang ekspresi tidak terkesan, Seokjin membuka pintu, tangannya menjulur keluar untuk menangkap tangan Jennie yang masih bergerak. 

Jennie tersenyum lebar, dan tepat seperti dugaan Seokjin tadi, Taehyung dan Jimin juga berada di belakang putri itu.

"Mau apa?"

Ekspresi trio yang jahil itu tidak berubah, masih saja cengengesan.

"Hyung,"

Seokjin langsung menoleh. Bukan hanya Jennie, Taehyung dan Jimin yang berada di depan kamarnya sekarang, tapi Namjoon, Yoongi dan Hoseok juga. Walaupun tiga pemuda itu berdiri agak jauh, lebih tersembunyi.

"Namjoon-ah?" Seokjin hampir berteriak. Terkejut tentu saja, karena Namjoon, dibandingkan saudaranya yang lain, paling taat dengan aturan. Termasuk aturan tak tertulis tentang jam malam dari orang tua mereka.

Namjoon menyengir tanpa bersuara. Seokjin menghela nafas dalam-dalam. Ya sudahlah, mending dia ikut saja rencana saudaranya itu daripada ketinggalan sendirian.

Seokjin berjalan keluar, menutup pintu kamar di belakangnya. "Mau kemana kita?"

Ketiga orang paling muda diantara mereka— juga dalang di balik rencana ini— menuntun mereka bertujuh ke arah ruangan yang Seokjin hafal jelas. Ke arah hanggar yang pasti penuh dengan seluruh pesawat kerajaan.

"Kalian tau kita pasti akan dimarahi orang tua kita bukan?" Yoongi membuka mulut, tapi tidak ada rencana sama sekali untuk menolak ajakan tak bersuara dari Taehyung dan Jimin. Sikap tubuhnya seperti sedang ber-antisipasi, mengingat sosok pemuda manis yang semoga saja masih mengingat mereka.

"Kemarin kami ke seer kerajaan." Bukannya menjawab, Jimin malah mengalihkan pertanyaan Yoongi. "Kami bertiga," Tangannya menunjuk ke arah dirinya, Taehyung, juga Jennie, "untuk meminta sang peramal melihat ke bumi. Melihat kabar Jungkook dan Lisa." Suaranya semakin mengecil sampai di ujung kalimat.

Tangan Jimin merogoh kantung bajunya, ekspresinya berubah ragu sebelum dirinya menarik keluar selembar foto. Diberikannya foto itu ke Hoseok yang paling dekat dengan dirinya.

"Siapa ini?" Hoseok mengangkat sebelah alisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapa ini?" Hoseok mengangkat sebelah alisnya. Seingatnya pemuda asing di samping Jungkook-nya ini tidak pernah dia lihat saat masih tinggal bersama Jungkook.

"Teman model Jungkook." Taehyung yang menjawab sekarang. Matanya menajam, menatap datar sosok pemuda asing itu. "Jungkookie magang jadi model, terus ketemu sama cowok itu."

Ketiga pemuda tertua di antara mereka— Seokjin, Namjoon dan Yoongi— ikut mendekat. "Terus memangnya kenapa? Kan bagus Jungkook ada teman baru."

"Dia suka sama Kookie!" Taehyung membentak tajam. "Kata Seer, dia mau mengawini Jungkook!"

Pemuda-pemuda lainnya terdiam. Jennie bahkan sudah masuk ke dalam salah satu pesawat tercepat di hanggar itu, memilih tidak mencampurkan diri dengan kegundahan hati sosok calon— semoga saja tidak jadi— suami-suaminya itu.

"Taehyung-ah," Namjoon membuka mulut ragu. "Bukankah kalau Jungkookie mau move on," Lidahnya kelu seketika. Namjoon menelan ludah pahit, "Bukankah kita harus merelakannya?"

Kali ini Jimin ikut berdecak marah. "Seer gak bilang Jungkook juga mau sama pemuda asing itu. Jadi kita masih ada kesempatan." Matanya yang biasa lembut menjadi begitu tajam, menantang Namjoon yang kelak akan menjadi raja. "Kalau Hyung tidak mau, tidak usah ikut. Dengan senang hati Taehyung dan aku akan pergi sendiri."

Dengan begitu, Jimin langsung beranjak ikut masuk ke dalam pesawat, diikuti dengan Taehyung. Tanpa bicara, Hoseok dan Yoongi juga masuk. Seokjin menepuk pundak Namjoon, berkomunikasi tanpa bersuara, sebelum Namjoon menghela nafas.

"Jungkook-ah, tunggu ya."

Di bumi, Jungkook bersin tiga kali berturut-turut. Eunwoo langsung menggoda Jungkook, kalau bersin tiga kali berturut-turut artinya ada yang jatuh cinta dengannya.

Jungkook hanya tertawa, tapi matanya bergerak hampir tanpa sadar ke arah Hyunjin.

***
TBC
***

Hehe, ternyata kalau kita sibuk waktu berjalan cepat sekali ya. Udah mau bulan 7 aja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chasing Stars .・゜゜・Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang