2.3K 367 283
                                    

"Kenapa aku...?"

Gadis itu bertanya pada cermin yang memantulkan dirinya sendiri. Untuk yang kesekian kalinya ia mengira ngira. Mengapa ia melakukan hal semacam ini? Untuk menyenangkan Oreki? Ia terkekeh pahit dalam hati.

Tidak akan ada yang berubah meskipun ia mengubah gaya rambutnya berdasarkan apa yang Oreki mau. Lagipula, mungkin itu bukan pujian tulus, hanya sekedar basa basi antar teman.

Tangan terangkat menggenggam karet berbulu, hendak dilepas dikala telinganya mendengar suara pintu yang terbuka.

"AAA!!" (Y/n) berseru kaget. Menatap pria tinggi yang memasuki kamar dengan wajah tanpa dosanya. Ia menghela nafas, mengusap dadanya menandakan kelegaan.

"Kau seperti lihat hantu saja," gerutu Fukube, menghampiri gadis yang masih memperhatikan dirinya sendiri dihadapan cermin.

"Wajahmu memang seperti hantu, Fukube-kun."  (Y/n) terkekeh, mengerjai Fukube saat ada kesempatan adalah hal yang menyenangkan. Karena biasanya ia yang dikerjai.

Memutar manik coklat malas, Fukube menjawab kesal, "Terserah"

Gadis itu terkekeh, kembali teringat dengan perlakuan tidak sopan Fukube. "Seharusnya kau mengetuk pintu dulu, kau tau kan kalau ini kamar perempuan?"

Fukube tertawa kikuk sembari mengusap tengkuknya, tersadar bahwa ia melakukan kesalahan. "Hehe, maaf."

Maniknya memperhatikan gerak gerik sahabatnya, gadis itu nampak ragu untuk melakukan sesuatu, terlihat jelas dari raut wajahnya.

"Ngomong ngomong, kau mengubah gaya rambutmu?"

Gerakan (Y/n) yang semula ingin melepas ikatan rambut terhenti. Tangannya jatuh ke bawah, seketika berekspresi lesu. "Entahlah, sepertinya aku tidak cocok."

Fukube tersenyum tipis. Ternyata hanya soal gaya rambut, pikirnya. Tanpa mengetahui alasan si gadis merubahnya. "Cocok kok."

(Y/n) menoleh, Fukube tampak aneh dimatanya kali ini. "Kau terlihat lebih cantik."

(Y/n) menaikan sebelah alisnya, terkekeh kecil. "Kalau begitu aku tak jadi melepasnya." ia menaikan bahu tak acuh, mendekati pintu hendak keluar dari kamar.

Pria tinggi itu menunjukkan raut wajah kesal. "Kau ini, tersipu dikit gitu dipuji sama cowok ganteng," gerutunya.

"Loh emang kau ganteng?"

Ngejlebb banget ke kokoro wahai (Y/n)-sama.

(Y/n) meninggalkan Fukube yang sedang termenung dramatis, ia keluar dan langsung menghampiri ibunya. "Ibu, tadi malam Fukube-kun menginap?"

Akita menoleh, tersenyum sekilas. "Iya, soalnya sudah malam, jadi ibu menyuruhnya menginap saja."

(Y/n) mengambil satu roti tawar dan langsung memakannya. "Padahal biarin tidur di luar aja, bu." ia mulai melangkah, duduk dekat pintu untuk memakai kedua sepatunya.

"Heh, dasar. Sama temen jahat amat," tegur ibunya bercanda. Geleng geleng kepala melihat sikap anaknya yang seakan memusuhi Fukube, padahal ia sangat bergantung pada pria itu.

Setidaknya itu menurut Akita.

Gadis itu menghentikan gerakannya. Ia menoleh, menatap heran ibunya. "Memangnya Fukube-kun temanku?"

"Bukan, kita kan pacar," sahut Fukube tiba tiba, duduk di samping (Y/n) dan mengambil sepasang sepatunya

"Heh? Sejak kapan kau mengerti soal cinta cintaan?" ia terkekeh, menaikan sebelah alis tanda tidak mengerti. Menggelengkan kepala melihat sikap Fukube, gadis itu bangkit dan membuka pintu rumahnya.

Waiting for You || Hyouka (OrekixReaders) [✔]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum