570 109 24
                                    

"UWAHHH, KOK BISA BARENG GINI, ASIK BANGETTT!!"

Fukube menggosok telinganya yang berdenging, berlanjut dengan menoyor kepala sahabatnya. "Berisik tau!" ia yang mendapat teguran mencebikkan bibir sebal, langsung membuang wajah tak acuh. "Terserah, lah!"

Gadis bermanik ungu yang ikut bergabung itu terkekeh gemas melihat interaksi kedua temannya. Tangannya bertepuk satu kali, seraya melompat kecil ia berujar riang, "Tapi kebetulan banget, ya! Kelas kita olahraga bersama seperti ini!"

Di sampingnya, Oreki hanya mengangguk-angguk setuju dengan jemari menjepit dagu. Fukube yang merasa (Y/n) marah berkelanjutan merangkul pundaknya, tetap menariknya untuk mendekat meski gadis itu terlihat meronta tidak suka.

"Kalau kelas kalian memang sering digabung untuk olahraga kan, ya?" Fukube bertanya seraya menatap Oreki dan Chitanda bergantian, lalu mendapat anggukan dari keduanya. Kelas mereka memang memiliki guru olahraga yang sama, sementara kelas Fukube beda lagi.

"Aku bingung harus senang atau sedih, masalahnya aku tidak suka dengan Hajime-sensei!!" (Y/n) menjerit frustasi di dalam rangkulan Fukube.

Dendamnya pada guru olahraga itu belum juga habis, ia masih mempunyai keinginan untuk menendang wajahnya dan mematahkan kacamata guru olahraga itu.

Di sisinya Fukube malah tertawa, lalu mengacak rambut (Y/n) gemas hingga membuat sang pemilik mendengus emosi.

Chitanda tergelak melihatnya, lalu mengambil alih (Y/n) dari rangkulan Fukube untuk mendekat padanya. "Tidak apa, (Y/n)-chan." Sebelah tangan dan kaki Chitanda terangkat riang, lalu berseru, "Yang penting kita bersenang-senang hari ini!!"

"Yah, setidaknya itu bisa sedikit disyukuri," ujarnya pasrah, dengan raut wajah kelewat lelah membuat kedua temannya yang lain tertawa keras, sementara Oreki hanya terkekeh kecil.

"Karena guru olahraga kami tidak datang, kelas kami harus digabung bersama kalian." Fukube terkekeh canggung seraya mengusap tengkuknya pelan. "Mohon bantuannya, ya!"

Oreki menatap teman satu SMPnya itu dengan alis mengernyit dalam. Ia mengambil satu langkah ke depan, lalu dengan malas mengeluarkan tangannya dari saku celana. Lantas, menepuk kepala Fukube keras.

Plakk

"Kayak sama siapa aja," kesal Oreki, merangkul Fukube untuk berjalan lebih dulu ke lapangan.

"Hiii, Oreki kasar!!"

Di belakangnya Chitanda dan (Y/n) tertawa melihat kelakuan mereka. Keduanya pun bertatapan sejenak, lalu mengangguk dan segera berseru, "Ayo kita nikmati ini!!"

.
.

"Aku gak tinggi! Aku gak tinggi!!"

(Y/n) menggerutu sebal tak henti-henti. Tubuhnya membungkuk lelah dengan tangan bertumpu pada lutut, sementara keringat sudah meluncur deras membasahi wajahnya. Nafasnya terengah-engah, hingga kemudian mengusap dahi menggunakan punggung tangan.

Kenapa memasukkan bola ke ring basket sangatlah sulit?! (Y/n) benar-benar tidak mengerti lagi bagaimana caranya ia melakukan hal itu dengan tubuh pendek.

"Shimizu, jangan melamun! Durasi, jangan memperpanjang narasi!"

(Y/n) menatap emosi terhadap guru olahraganya dengan perempatan imajiner yang bertengger pada dahi bagian kanan. Benar-benar, sepertinya Pak Hajime memang diciptakan untuk dibenci, sering sekali memancing amarah (Y/n) untuk keluar.

"Aaahhh!" gadis itu menengadahkan kepalanya, mengerang frustasi karena tak kunjung selesai akan kegiatannya. Kelopak mata yang semula tertutup seketika terbuka, dikala mendapat ide nekat tapi pantas dicoba.

Waiting for You || Hyouka (OrekixReaders) [✔]Where stories live. Discover now