382 78 54
                                    

Note: Author mengambil latar Takayama, Jepang, untuk cerita ini, tetapi di sini author menambahkan lirik lagu yang berbahasa Indonesia (beberapa bahasa Inggris), anggap saja sebagai backsound, hehe. Kalian gak perlu baca sambil dengerin lagunya, cukup baca liriknya, pahami kalimatnya. Sekian, terima kasih.

***

"Fukube-kun! Ayo cepat, nanti terlambat!"

"Ck, apa sih? Masih pagi tau ini! Jangan ajak lari-lari!"

Di belakang, Fukube memutar bola mata malas, tidak biasanya (Y/n) berangkat pagi-pagi begini, pasti ada apa-apa. Sementara gadis yang kini di depan seraya menarik tangannya hanya cekikikan tidak jelas, malah jengkel mendengarnya.

"Aku tidak sabar menemui teman-temanku, Fukube-kun." (Y/n) menjawab sembari menoleh sejenak, menunjukkan senyum berseri-seri yang nyata pada wajahnya.

Selama ini ribuan hari ku dekat denganmu

"Fukube-kun, ayo cepat, nanti aku terlambat di hari pertamaku!"

Tanpa rasa bersalah, laki-laki di belakang malah menguap lebar, bahkan mengeluarkan cairan di sudut matanya. "(Y/n)-chan, jangan lari, aku masih ngantuk." ia menggosok mata ketika mulai merasakan gatal yang menjalar.

"Ish! Kamu mau latihan jadi mayat, apa?!" ejek sang gadis kecil, yang nyatanya tak diindahkan sama sekali oleh lawan bicaranya.

Mereka melanjutkan laju larinya, terus dipercepat ketika waktu kian berlalu. Hingga pada akhirnya, salah satu yang berada di depan menghentikan langkah, seketika merasa kakinya lemas tiada tara.

"F-Fukube-kun ...." suaranya bergetar, matanya berkaca-kaca, hingga kemudian,

"UAAAAHHHHH GERBANGNYA UDAH DI TUTUP!! HUAAAAA!!!!"

Anak laki-laki di sampingnya panik luar biasa. Tangisan gadis itu teramat keras, bahkan mungkin bisa membuat telinganya tuli. Tetapi dengan kepeduliannya, ia memaksakan diri mendekat, lalu menepuk-nepuk kepala sang gadis.

"Cup cup, (Y/n)-chan jangan nangis." ia berusaha menenangkan. "Gapapa, Bibi Akita gak akan marah, jangan nangis."

Gadis itu menatap balik sahabatnya yang sudah ia kenal dari kecil. Wajahnya memerah karena diusap kasar menggunakan tangan, sementara ingus dan air matanya tercampur sudah.

"T-tapi, ini hari pertama aku masuk SD baru! Kalau mereka jadi gak suka sama aku karena aku terlambat gimana? HUAAA!!"

Tangisannya yang kian mengeras membuat laki-laki itu semakin bingung. Dia sendiri masih kecil, dan juga bukan hanya gadis itu yang terlambat, tapi dia juga. Tak tau lagi harus melakukan apa, ia pun membuka tangan lebar, dengan segera memeluk sahabatnya erat.

"Jangan nangis! Aku ada di sini!"

"Fukube-kun! Ngapain ngelamun?"

Matanya berkedip cepat, seketika menyadari situasi saat ini. Di mana kakinya masih berlari, dan tangannya tertarik erat, dengan pemandangan cantik di hadapannya. "Eh? (Y/n)-chan?"

Kini mata merotasi malas, diiringi dengusan menandakan tidak suka. "Kau tadi ngapain ngelamun?!"

"Ehehe, gapapa, cuma tiba-tiba keinget pas (Y/n)-chan baru pindah ke kota ini." Fukube menggaruk kepalanya ragu, walau tak ada yang terasa gatal di sana. Memiringkan kepala, raut wajah bingung terpasang, ia menautkan kedua alis.

Waiting for You || Hyouka (OrekixReaders) [✔]Where stories live. Discover now