Oreki's Side (bagian 2)

113 20 1
                                    

Aku tidak pernah tau, bahwa setelah hari itu, hidupku akan berubah sepenuhnya.

Satoshi tampak menggaruk rambutnya sendiri sembari tertawa kikuk. "Hehe, begini. (Y/n)-chan memiliki kondisi kesehatan yang agak buruk, aku tidak bisa selalu di sampingnya, jadi lebih baik kalau dia punya kenalan lain, kan?"

Apa katanya?

Dia ingin menambah beban hidupku? Padahal dia sendiri saja sudah merepotkan, sekarang dia menyuruhku menjaga temannya yang punya penyakit? Aku menatap gadis yang tengah menunduk itu dengan tidak habis pikir.

Awalnya, aku pikir gadis ini hanya sesuatu yang merepotkan bagiku.

"Tolong, jangan anggap serius perkataan Fukube-kun, dia memang suka bercanda."

Aku menghentikan langkah, hingga tak lama gadis di sampingku melakukan hal yang sama. Aku menatap Shimizu-san dan berkata, "Aku sudah diberi amanat, mana mungkin aku tidak memperdulikannya."

"Sungguh, Oreki-san. Aku merasa tidak enak."

Hmm, gadis ini sepertinya merasa sangat bersalah karena tindakan Satoshi. Ternyata benar, semua ini murni kesalahan Satoshi, dia membuat baik aku dan dia kesusahan. Yah, ini pun bukan keinginannya, jadi aku tidak perlu melampiaskan kekesalanku pada gadis ini.

Akupun tersenyum tipis. "Kenapa kau harus merasa tidak enak? Padahal Satoshi pun enak enak aja."

Tunggu, apa yang baru saja kulakukan? Apa aku baru saja tersenyum? Bagaimana bisa aku tersenyum semudah itu? Padahal, aku sendiri sudah lupa kapan terakhir kali aku tersenyum, aku terlalu sedih karena tak kunjung menemukan Mizu-chan. Dan sekarang, apa yang terjadi?

Namun, dengan cepat aku menyadari, ada yang berbeda dari gadis ini.

"Suaramu bagus."

Mendengar perkataan ku, wajahnya sedikit memerah. "A-Arigatou," ujarnya sembari menyembunyikan wajah. Aku tidak mengerti kenapa dia berekspresi seperti itu, tapi dia,

Lucu.

"Apa Oreki-san punya lagu favorit?"

Aku memasang pose berfikir, mengingat ingat lagu yang kulupakan judulnya karena sudah lama sekali. "Ada. Kalau tidak salah, judulnya Orange"

Shimizu-san membuka mulutnya lebar. "Orange?! Lagu yang itu?!" Aku mengangguk. Shimizu-san memegang dagunya sendiri, mencoba memastikan sesuatu. "Orange ya, kalau tidak salah lagu itu dirilis sudah lama sekali kan? Mungkin aku saja belum lahir."

"Iya benar." Aku mengangguk, tersenyum tipis. "Meskipun lagu lama, lagu itu sangat enak di dengar."

Gadis di hadapanku mengangguk kecil. "Aku sudah agak lupa sih, tapi lagu itu memang bagus."

Ya, lagu itu memang bagus.

Sampai saat ini, aku mengingatnya hanya karena satu orang yang selalu memenuhi pikiranku. Lagu ini selalu mengingatkanku padanya. Mizu-chan yang tengah bersenandung ringan dengan binar dan rona tipis di wajahnya,

Benar-benar candu.

Aku merasa senang ada yang sepemikiran denganku.

Entah mengapa, berada di dekatnya membuatku lebih nyaman.

Shimizu-san tiba-tiba kehilangan kendali. Aku sama sekali tidak mengerti, dia tiba-tiba marah bahkan sampai mencekik Chitanda. Meskipun belum mengenalnya cukup lama, tapi aku tau Shimizu-san bukanlah orang yang akan melakukan hal semacam itu. Pasti ada sesuatu.

Namun, diantara semua keanehan yang terjadi, aku merasa bingung. Karena aku, merasa bersalah setelah kejadian itu.

Apa aku melakukan kesalahan tanpa disengaja pada Shimizu-san?

Waiting for You || Hyouka (OrekixReaders) [✔]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu