1.6K 254 238
                                    

"Hei, ayolah, (Y/n)-chan, jangan marah begitu."

(Y/n) yang sedang melepas gulungan handuk dari rambutnya melenggang pergi dengan tak acuh, bahkan tak sudi menatap wajah pria yang terus mengejarnya ke sana kemari.

"(Y/n)-chan, aku minta maaf, aku terpaksa meletakkan katak itu di kamar mandi."

Gadis itu berbalik, menyimpan kedua tangannya pada pinggang. Tatapannya menuntut meminta kejelasan penuh akan peristiwa menyebalkan yang dialaminya beberapa jam lalu.

"Kenapa? Kenapa kau menyimpannya di sana?!" pertanyaannya bernada tinggi, tidak tahan jika tidak mengeluarkan amarahnya.

Fukube menggaruk rambut dengan gugup, keringat sudah membanjiri wajahnya sedari tadi. "Gini loh, (Y/n)-chan."

"Kau tau kan tadi pagi hujan? Saat tadi aku membeli gula yang habis gara gara kau tumpahkan, aku menemukan katak itu di jalanan becek. Aku berniat membawanya, karena rumahku cukup jauh jadi aku menyimpannya di rumahmu dulu," jelasnya panjang lebar.

"Lagipula aku sudah meminta izin pada bibi," tambahnya meyakinkan.

Gadis itu menepuk dahinya sendiri, tidak habis pikir dengan kelakuan sahabat sinting nya ini. "Fukube-kun, kenapa kau harus membawa katak? Katak sialan itu melompat pada rambutku, Fukube, rambutku!!" bentaknya merinding, mengingat ia harus menghabiskan satu botol shampoo yang baru saja dibeli ibunya karena tidak bisa berhenti merasa geli terhadap rambutnya sendiri.

Helaan nafas keluar, Fukube dengan tangan terlipat depan dadanya berujar dengan santai, "Habisnya ya, tuh katak lucu banget. Iya gak sih? Lompat lompatan gitu, kayak kelinci."

"..."

(Y/n) speechless, tidak dapat berkata kata dengan jawaban yang diberikan Fukube. Bisa bisanya laki laki berakhlak minim itu menyamakan katak dengan kelinci yang notabene nya hewan terlucu sedunia—menurut pandangan (Y/n).

"Ibuu!! Pinjem pisau dong!"

"Woilah!"

Ting tong

Sebuah suara mengalihkan perhatian keduanya. Dengan kepala menoleh serempak, pertanyaan akan siapa tamu yang datang mulai memasuki pikiran mereka.

(Y/n) melenggang pergi dengan rambut terurai kusutnya. Seakan tak mementingkan penampilan, ia hanya ingin tau siapa yang datang ke rumahnya, meski dalam hati ia sudah menebak nebak.

Disisi lain Fukube menghela nafas lega, mengusap dadanya disaat merasa aman dari ancaman pencabut nyawa. Jika saja bel yang dinyalakan tamu tidak mengalihkan perhatian gadis itu, maka Fukube sudah tinggal nama saat ini.

Lagipula bisa bisanya ia sebodoh itu, membandingkan katak dengan kelinci yang mana hewan bertelinga panjang itu adalah hewan favorit (Y/n). Ahh, sepertinya Fukube tertular sifat pelupa milik (Y/n).

Cklek

"Ah! Bibi, kau sudah datang?"

Tentu saja, pertanyaan basa basi yang sangat klise. Tidak mungkin (Y/n) bertanya bagaimana perjalanan bibi saat kemari menggunakan T-rex? Sangat konyol dan diluar nalar, bisa bisa ia disangka kehilangan akal.

Wanita tua yang masih terlihat muda itu tersenyum, mulai memasuki rumah ketika dipersilahkan sang tuan rumah. "Iya, apa bibi terlambat?"

"Tidak." kepala (Y/n) menggeleng. "Bibi tepat waktu. Tunggu sebentar, akan ku panggilkan ibu dan Fukube-kun."

Gadis itu langsung berlari menjauh sebelum ibu Fukube sempat memberi jawaban. Ibu Fukube hanya tersenyum, memaklumi sikap (Y/n) yang terlihat begitu bersemangat.

Waiting for You || Hyouka (OrekixReaders) [✔]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora