Chapter 34. RAHASIA BESAR

9.7K 548 51
                                    

"Ah, akhirnya kau menemukan cintamu kembali," wanita dengan tatapan tajam itu menaikkan kacamatanya lalu menautkannya di atas kepala. "Setelah sekian lama, kurasa kita bisa tenang sekarang," tambahnya.

"Benar. Rencana gila Xander sudah berakhir, benar?" Imbuh si Pria gempal dengan cerutu kayu di mulutnya.

"Bagaimana perasaanmu?" Sambung si pria dengan tato di lengannya.

Xander menuang wine ke dalam gelas para kolega setianya. "Untuk kemenanganku," Xander tersenyum lebar dan mengangkat gelasnya tinggi. Mereka berempat bersulang.

"Kalian bisa istirahat dari semua rencana gilaku," ucap Xander dengan seutas senyum miring di bibirnya.

Wanita itu mengangguk mengerti," benar-benar gila. Apa kau tidak tahu bagaimana kami dengan berhati-hati 'mencuri' uang perusahaan, membuat George disalahkan agar ia mau menyerahkan Violetta?"

"Tentu saja. Kalian berjasa besar karena membawa Violetta kembali padaku," Xander mengeluarkan satu koper besar berisi uang jutaan dollar untuk para koleganya. "Ini bayarannya, sesuai janjiku. Masing-masing dua juta dollar,"

"Benar, kan? Dia membeli kita, hahahaha," gelak tawa memenuhi ruang kerja Xander.

"Aku melihat istrimu saat aku masuk ke sini. Dia asyik bermain dengan anjingnya. Jika aku boleh lancang, apa yang menarik darinya? Kurasa kita semua tahu wanita seperti apa yang selama ini mendampingi Xander," wanita bermata tajam itu penasaran akan pilihan Xander yang diluar kebiasaannya. "Aku tidak habis pikir, Xander,"

Jari Xander menelusuri permukaan gelas winenya. "Dia cinta keduaku setelah Rebecca, Rachel. Sayangnya, dia gadis yang sulit kutaklukan. Dia menolakku dua kali," ungkapnya.
"..dan semestinya tidak ada wanita yang berani menolak Xander, begitu?" Sambung Joe, si pria bertato.

Xander tertawa," kau seorang pria, Joe, dan kau tahu bagaimana rasanya saat seseorang berani menolakmu,"

Bill, pria gempal bercerutu menghembuskan asap cerutu dari mulutnya. "Dan kau membalaskan dendammu dengan cara menghancurkan hidupnya?"

Xander mengangguk. "Aku bertingkah seolah aku menyukai Violetta. George masuk dalam jebakanku dan dia semakin berusaha menjauhkan Violetta dariku," ujarnya. "Dan malam itu, aku menerkamnya seperti seekor singa yang menemukan mangsa lemah tak berdaya. Tidak ada rasa belas kasihan maupun cinta dariku. Aku hanya ingin menghancurkan hidupnya karena pernah menolakku," lanjutnya.

"Lalu apa menikahinya bagian dari rencana jahatmu itu?"

Xander terkekeh. "Kita tidak pernah tahu kapan kita jatuh cinta, 'kan?"

Mereka semua kembali meminum wine sembali memperbincangkan bisnis mereka masing-masing.

**

Sam memandang Violetta yang tengah asik bermain dengan Xander junior. Ia melempar bola jauh ke tengah taman dan Xander junior berlari mengejarnya. Ia menggigitnya lalu mengembalikan pada Violetta. Sam diam-diam menaruh hati pada Violetta dan belum merelakan wanita itu menikahi Xander. Ia tahu seperti apa Xander. Jika ia bosan, maka bisa jadi Violetta akan dibuang dari kehidupan Xander. Jika hanya dibuang, bukan persoalan. Tapi jika Xander menyakiti Violetta? Tentu masalah untuk Sam.

"Hei," panggil Sam lirih.

Violetta menoleh. Namun ia menjaga jarak dengannya. Sikap Sam tempo lalu menakutinya.

"Selamat atas pernikahanmu," kata Sam.

Violetta tersenyum canggung, "kau ada disana kemarin, di pernikahanku," balas Violetta.

Sam mengangguk. "Iya, aku tahu," Sam kembali diam.

"Nona," Sam kini memanggilnya dengan suara lirih. "Why don't you marry me?" Mata Violetta membulat mendengar kalimat Sam.

"Sam!" Violetta menegurnya dengan keras karena ia istri Xander sekaramg, boss dari Sam.

"Don't you remember how he treat you when you came to this house at the first time? He rapped you! Dia membiarkanmu dalam keadaan seperti itu. He doesn't love you, Violetta. He will kick you out from here right after he find the new one!"

"Sam! Jaga mulutmu! Bagaimana bisa kamu membicarakan hal yang buruk tentang Xander! Dia sudah membantumu! Dia mengobati Natasha!" Balas Violetta keras. "Are you crazy?!"

Sam tercekat.

"Dia benar-benar mencintaiku, Sam. Aku istrinya dan aku tahu benar seperti apa perasaannya,"

Sam menggeleng. "Tidak, kau tidak tahu. Dia tidak benae-benar mencintaimu. Kau hanya dibutakan oleh tipuan yang Xander beri untukmu,"

Violetta berdiri, tangannya tergenggam erat. "Kau yang dibutakan, Sam!" Marah Violetta. "Kau dibutakan oleh perasaanmu padaku. You're just...denial," Violetta memamdang Sam sedih. "You're like my brother, Sam, so does Xander. Kalian sudah bersama sejak waktu yang sangat lama, 'kan? Bagaimana kau tidak bisa mengerti Xander?"

Sam menunduk. "Because i knew him, i warn you. Dia selalu punya rencana yang tidak bisa ditebak. Dia kejam, Violetta. Kau wanita baik dan tidak pantas untuknya. Bersamaku, aku akan melindungimu bahkan jika itu Xander,"

Violetta menggeleng tidak setuju. "Sam, believe me. He's a good man," Violetta mengakhiri pembicaraan mereka. Ia membawa Xander junior masuk ke dalam kamarnya. Ia tidak ingin Sam membicarakan Xander lebih jauh. Sam hanya tidak bisa menerima kenyataan bahwa Violetta kini telah menjadi istri dari seorang bos besar perusahaan Multinasional yang ditakuti olen banyak orang bak seorang mafia kejam, Xander.

"Have a good conversation, Sam?" Sam tercekat tatkala mendengar suara Xander. Ia keluar bersama para koleganya dari ruang kerja.

Para kolega Xander memandang aneh ke arah Sam seolah terjadi sesuatu di dalam sana yang berkaitan dengan Sam.

"I can't hear what are you talking about with Violetta. I just hear you mumbling about something. It is about me, Sam?" Xander tersenyum miring.

Sam bergidik ngeri. Mendadak ada rasa takut Xander mendengar obrolannya dengan Violetta namun rasanya itu tidak mungkin karena taman dan ruang kerja Xander begitu jauh.

"No, boss. It's just a normal conversation," balas Sam.

Xander manggut-manggut. Satu persatu koleganya pulang menaiki mobil mewah milik mereka masing-masing. Dua juta dollar ada di kantong mereka setelah berhasil menjalankan rencana Xander.

"Wanna hang out with me? A cup of cappucino maybe?" Tawar Xander.

Sam mengangguk cepat. Sikap Xander sedikit aneh saat ini. Tidak biasanya ia banyak bicara pada bodyguard istrinya itu. Basa-basi menjadi hal yang tidak umum diantara mereka.

Xander dan Sam duduk di kursi taman sementara Margareth menyiapkan minuman untuk mereka.

"Wanna some?" Xander menawari Sam sebatang rokok walaupun Xander tahu Sam bukanlah perokok.

Sam menolak dengan pelan. Xander mengangguk maklum.

"How was Natasha?" Tanya Xander.

"Tidak lebih baik dari kemarin," jawab Sam.

"Do you love her, Sam?" Tanya Xander.

Sam terdiam. Ia memandang Xander. "Her? Do you mean Natasha?"

Xander justru tertawa kecil. Ia mematikan rokoknya. "Who are we talkimg about? Natasha, 'kan? Atau ada wanita lain yang sedang kau sukai, Sam?" Xander memandang Sam dengan seringainya.

"Aku..aku tidak mengerti apa maksudmu, Boss," tandas Sam.

"You don't know? Ok. Back to the topic. Aku berharap keadaan Natasha jauh lebih baik dari kemarin ya," Xander mengakhiri pembicaraan mereka, meninggalkan secangkir cappucino tak tersentuh di atas meja taman.

ALEXANDERWhere stories live. Discover now