BAGIAN 6. SISI GELAP

27.5K 1.3K 17
                                    

Xander menghentikan mobilnya tepat di depan pintu masuk mansionnya. Ia melirik Violetta yang tertidur di jok samping. Wajahnya terlihat begitu lelah. Sepanjang perjalanan tadi, Violetta hanya diam menatap ke luar jendela. Kalimat yang tercetus pelan dari mulutnya hanyalah," aku tidak tahan melihatmu dipermalukan di depan orang banyak seperti itu,". Setelah itu? Mereka hening sepanjang jalan.

Ketiga pelayannya sudah berdiri di depan pintu, siap menyambut sang Tuan rumah.

"Kau, siapkan pakaian ganti untuk Violet. Letakkan di atas ranjang tidurnya," perintahnya. Mereka mengangguk patuh.

Sementara itu, Xander turun dan membuka pintu penumpang. Digendongnya Violet dan dibawanya ia ke kamar yang Violet inginkan, kamar yang terpisah darinya.

"Malam ini kau kubebaskan," gumam Xander.

*

Violet membuka matanya. Setelah beberapa hari, tidurnya malam ini terasa begitu nyenyak. Matanya langsung terbuka begitu menyadari ia tidak lagi di kamar Xander.

"Ini..kamarku sendiri.." gumamnya.

Violetta menatap ke arah jam dinding. Sudah pukul 8 pagi. Dia kesiangan! Sekejab ia langsung turun dari ranjang, pergi ke kamar mandi lalu bersiap untuk berangkat kerja.

"Aku terlambat!" Pekiknya panik. Ia membuka pintu dan bersamaan dengan itu, sesosok wanita cantik bertubuh seksi bertengkar dengan Sam tepat di depan pintu kamar Xander.

"Sudah kubilang jangan kesini lagi!" Kata Sam keras.

"Siapa kau mengusirku?! Aku ingin bertemu dengan Xander! Aku tidak bisa menemuinya di kantor!" Balas wanita itu sambil mendorong Sam.

"Jangan lancang kau! Bos tidak ada di rumah!"

"Kau bohong! Mereka bilang Xander belum datang ke kantor!"

Pertengkaran mereka terhenti saat wanita itu melihat Violetta yang berdiri diam menyaksikan mereka.

"Oh, wanita pemuas nafsu Xander yang baru?"

Jantung Violetta serasa dihujami jarum es mendengar dirinya disebut seperti itu.

"Jaga ucapanmu!" Marah Sam.

Wanita itu, melenggok bak seorang model mendekati Violetta. Wanita itu menatap tubuh Violetta dari ujung kaki hingga kepala. Dibading wanita di hadapannya ini, Violetta tidak ada apa apanya. Wanita ini berambut hitam legam ikal, berkulit eksotis, berkaki jenjang dan langsing, serta wajah yang begitu sensual. Sementara Violetta? Tubuh kecil kurus tak berbentuknya seakan menjadi sebuah guyonan belaka dibanding wanita itu.
"Xander sudah gila? Dia memilih wanita ini?" Wanita yang diketahui namanya adalah Devany itu menatap jijik ke arah Violetta.

"Siapa kau membuat keributan disini sepagi ini?" Celetuk Violetta gerah.

"Oh, lihat. Si itik buruk rupa berbicara. Jangan berbangga hati mendapatkan Xander hanya dari menjual dirimu. Dia kelak akan meninggalkanmu!" Cerocos Devany." Sam! Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu!" Lagi lagi Devany menyemprot Sam.

Violetta menarik nafas dalam. "Aku tidak peduli dengan masalahmu. Selesaikan saja sendiri dan jangan bawa aku. Sam, aku harus berangkat sekarang," ujar Violetta.

"Wah! Kau berani sekali berbicara seperti itu padaku!" Devany mengangkat tangannya tinggi.

"Sedikit saja tanganmu menyentuhnya, kubunuh kau," celetukkan Xander dari belakang mereka mengagetkan Devany.

"Xander?!"

"Hanya untuk manusia hina sepertimu aku harus menunda sebuah meeting penting." Ujar Xander dingin. Tatapannya begitu tajam, tidak menyukai kehadiran Devany.

ALEXANDERWhere stories live. Discover now