CHAPTER 9. MANTAN ISTRI

24.9K 1.2K 14
                                    

Violetta terpaku. Ia bertopang dagu di meja yang berada tepat di depan jendela kamarnya. Ia menatap jauh ke luar, kerlap kerlip lampu halaman mansionnya. Ia tidak tahu apa yang terjadi hingga Xander semabuk ini. Ya, walaupun belum lama mereka tinggal bersama, tapi tingkah Xander malam ini, cukup mengagetkan. Terlebih saat Sam bilang, sesuatu terjadi.

Jam menunjukkan pukul sebelas malam saat ia memutuskan untuk tidur. Ia bangkit lalu berbaring di ranjangnya. Selimut tebal membungkus tubuhnya. Baru beberapa menit memejamkan mata, lampu kamarnya tiba tiba menyala.

"Xander?" Violetta tersentak. Ia segera bangun.

Xander hanya diam tidak menjawab.

"Xander, pergilah. Aku ingin tidur." Usir Violetta. Violetta kembali berbaring membelakanginya, tidak peduli dengan Xander yang masih diam di depan pintu.

Klak.
Lampu kamar kembali padam. Pintu tertutup. Violetta pikir Xander menyerah dan pergi. Namun itu hanya khayalan belaka. Xander, justru naik ke ranjang Violetta.

Violetta sontak turun dari ranjangnya. Ia benar benar tidak ingin berhubungan dengan Xander.

"Xander! Keluar atau aku yang keluar!" Usir Violetta marah.

Xander hanya mengerang pelan.

"Baik! Aku yang keluar!" Violetta mengambil bantal dan gulingnya. Lalu, Xander menarik pergelangan tangan Violetta.

"Jangan pergi," ucapnya lirih.

Violetta menghempaskan tangannya. "Kalau begitu, kau saja yang pergi!" Marahnya.

Xander diam sejenak. Ia lalu turun dari ranjang Violetta, tanpa bicara apa apa, keluar dari kamarnya. Tidak begitu peduli, Violetta kembali melanjutkan tidurnya.

*
Jam menunjukkan pukul 2 dini hari saat Violetta terbangun karena rasa haus. Ia lupa menyiapkan segelas air di kamarnya. Dengan setengah mengantuk, ia keluar menuju dapur. Saat ia melewati ruang tengah, betapa terkejutnya ia melihat Xander, duduk sendirian di depan layar tv yang bahkan tidak menyala, dengan sebatang rokok di tangannya. Wajahnya begitu sayu.

"Xander?" Gumam Violetta pelan.

Xander, mendengar gumaman Violetta, menoleh. "Kau." Jawabnya. Ia meletakkan rokoknya di atas asbak kemudian diam. Sikap Xander begitu aneh.

"Kenapa kau tidak tidur?" Tanya Violetta.

Xander menggeleng. "Pusing." Jawabnya singkat.

Violetta menelan ludah. "Sesuatu..terjadi?"

Xander enggan menjawab. Suasana canggung untuk sesaat.

"Kau mau kubuatkan secangkir cokelat hangat? Mungkin bisa membuatmu tidur nyenyak," tawar Violetta.

Xander menggeleng.

"Violetta," panggil Xander. Kini, mereka berdua bertatapan. "Temani aku," pintanya.

Violetta mengerutkan dahinya. "Apa maksudmu?"

"Aku..tidak ingin sendirian untuk saat ini," jawabnya.

Violetta menatap Xander dalam. Ia lalu menarik nafas panjang. Ia mengambil segelas air dingin dan dibawanya ke ruang tengah. Ia kemudian duduk di samping Xander.

"Aku terbangun karena haus," celetuk Violetta. Xander tidak menggubris.

"Matikan ini, Xander.." Violetta merebut rokok dari tangan Xander. Ia lalu mematikannya.

"Lalu singkirkan ini," giliran wine mahal milik Xander yang ia singkirkan.

"Violet," Xander tiba tiba merebahkan kepalanya di atas pangkuan Violetta. "Aku hanya ingin mencoba tidur," ucapnya sambil memejamkan mata.

ALEXANDERWhere stories live. Discover now