CHAPTER 14. FOTO

19.7K 1K 11
                                    

"Ibu, ayah dimana?" Xander kecil menarik ujung blouse ibunya. Ibunya tidak menjawab.

"Ibu? Teman temanku semua datang ke sekolah bersama ayah ibunya." Celetuk Xander lagi. Ia duduk di bangku kecil yang berada di dapur rumahnya. Ibunya tidak menjawab. Hanya suara pisau memotong wortel yang terdengar.

"Ibu? Apa aku punya ayah?" Tanya Xander lagi.

"Diam!" Maki ibunya. Xander membeku. Sebilah pisau menunjuk tepat di depan wajahnya. Saking dekatnya rasanya ujung pisaunya nyaris menyentuh hidung Xander yang mancung.

"Jangan tanya dimana ayahmu! Harusnya kau tidak usah kulahirkan saja jika aku tahu si brengsek itu melepas tanggungjawabnya dan menikahi wanita lain!"

Mata Xander berkaca kaca. "Aku membencimu! Aku membenci pria yang kau sebut ayah itu! Harusnya kalian berdua lenyap saja dari dunia ini!"

Xander terbangun. Keringat dingin mengucur padahal AC di kamarnya menyala dengan suhu yang cukup rendah. Ingatan masa kecilnya kembali mengganggu pikirannya. Masa dimana ibunya masih menolak kehadirannya. Walaupun di akhir hidupnya sang Ibu sudah menerima Xander sebagai putranya, namun kenangan itu sulit sekali terlupa.

Jam menunjukkan pukul enam pagi. Ia kegerahan sehingga memutuskan untuk pergi mandi. Sementara itu, Sam menggigit kukunya bingung. Violetta belum juga kembali. Foto bugil Violetta siap dikirim. Bagaimanapun, Violetta adalah wanita baik yang tidak layak diperlakukan seperti itu. Ia sudah menemui George. Hasilnya, George pun kelimpungan karena Dom tidak mau memberitahu keberadaan Violetta.

Klak! Pintu kamar Xander terbuka. Jantung Sam berdebar tidak karuan.

"Mana Violetta?" Pertanyaan singkat Xander mampu meluluhlantakkan dunia Sam.

"B..Boss-"

"August!" Teriak Xander. August pun datang.

"Sebar," titahnya. August menurut. Ia bergegas menuju kantor Violetta.

"Tu..tunggu, Bos! Beri aku waktu!" Mohon Sam. Xander tersenyum. "Sudah. Waktu sudah habis," jawab Xander.

Sam menghadangnya. "Bos, jangan lakukan itu pada Violetta! Kita masih punya cara untuk membuat Violetta kembali!" Ucap Sam.

Xander menatap Sam tajam. "Natasha selanjutnya jika Violetta tidak kembali. Kau tahu 'kan, Natasha sudah tidak punya harapan hidup jika tanpa bantuanku. Obat obatan dan perawatan mahal yang Natasha jalani, kau tidak akan mampu membayarnya,"

Sam terpaku mendengar ancaman Xander. Natasha, dokter memvonisnya tidak akan sanggup bertahan tanpa perawatan. Bahkan, perawatan yang Natasha jalani hanya sanggup memperpanjang umurnya, bukan menyembuhkannya.

"Kau pikir kenapa aku mau berbaik hati menolong Natasha? Karena kau orang kepercayaanku, Sam. Melebihi rasa percayaku pada August dan Bobby. Itulah sebabnya aku menyerahkan Violetta dibawah pengawasanmu. Violetta hilang karena keteledoranmu. Kini, kau yang bertanggungjawab," Xander menepuk pundak Sam lalu pergi.

Sam terduduk lemas di lantai. Pikirannya kalut antara Violetta dan Natasha. Ia harus membawa Violetta kembali apapun resikonya sebelum Natasha menjadi sasaran Xander.

*

Dom menatap Violetta yang tertidur pulas usai menangis semalaman. Ia pada akhirnya menceritakan semua yang ia alami selama berada di sisi Xander. Dom, begitu miris dan menyesal terlambat menolong Violetta. Andai saja ia tahu lebih awal.

"Hmm," gumam Violetta dalam tidurnya. Dom berdiri dari sofa lalu mendekati Violetta. Dielusnya kepala Violetta.

"Violetta, Aku berangkat dulu. Kunci pintunya setelah aku pergi. Nanti, aku akan kembali ke sini. Aku tidak akan meninggalkanmu sampai kau benar benar aman," ucapnya.

ALEXANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang