CHAPTER 21. BULLY

19K 1.2K 17
                                    

Violetta membalik lembar demi lembar sebuah buku yang ia temukan di gudang. Itu adalah buku tahunan SMA Xander. Buku itu sudah lusuh dan robek di beberapa sisi dimakan usia, mengingat usia Xander yang sudah begitu matang dibanding saat SMA dulu.

Ia tidak sekedar melihat seperti apa buku tahunannya, tapi ia mencari jawaban lain tentang masa lalu Xander. Setidaknya ada teman yang bisa memberi tahu soal Xander.

"Klak!" Tiba tiba pintu kamar Violetta terbuka. Violetta menoleh.

"Dada rata!" Rupanya Florencia. Ia membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu. "Kapan Xander pulang?" Tanyanya sambil meletakkan tangannya di payudara besarnya. "Dia siap mengalahkanmu," matanya memicing menantang Violetta.

"Terserah," dengus Violetta kesal.

Mata Florencia tertarik pada buku yang Violetta pegang. "Oh, buku tahunan SMA St. Pieter." Tebakannya benar.

"Kau tahu?"

"Ya tentu saja. Mantan kekasihku ada di angkatan yang sama dengan Xander. Itu SMA bergengsi, tahu. Jadi, aku pernah melihat buku itu juga. Apa yang kau cari?" Tiba tiba saja ia penasaran dan ikut bergabung dengannya. "Aku tahu dimana foto Xander. Ini! Satu satunya pria menyedihkan tanpa pesan di bawah fotonya." Ia menunjuk sosok pria muda tampan dengan sorot mata kosong. Tidak ada pesan yang tertulis di bawah fotonya. "Dan ini teman dekat Xander sejak masuk SMA." Ia kemudian menunjuk sebuah foto wanita muda berambut pirang panjang dengan senyum merekah begitu cantiknya. "Dia sudah bersuami sekarang dengan dua orang anak." Tuturnya.

Violetta hanya bisa ternganga heran. Florencia berdecak. "Sudah kubilang jangan remehkan wanita yang sedang penasaran!"

"Kau tahu dimana dia sekarang?" Tanya Violetta berharap Florencia tahu.

Florencia mengangguk, "Dia menjadi guru di TK Carola. Rumahnya tidak jauh dari TK itu. Oh, Kau mau apa?" Florencia menatapnya curiga.

Violetta menggeleng. "Bukan urusanmu. Aku pergi dulu." Violetta langsung mengenakan pakaian hangatnya. Salju masih turun diluar sana.

"Hei! Setidaknya katakan kapan Xander pulang!" Teriak Florencia. Violetta tidak menanggapu.

"Sam," panggil Violetta. Sam menoleh. Saat itu ia tengah asyik bermain game online di ponselnya.

"Ya, Nona?"

"Bisa antar aku ke TK Carola? Kau tahu kan? Satu jam dari sini." Pinta Violetta. Ia baru saja membuka g-maps untuk mencari lokasi TK Carola.

Sam keluar dari permainannya lalu mengangguk. Ia meraih kunci mobil dan mereka berdua melesat pergi. Di luar, hujan salju turun. Suhu lebih dingin dari biasanya. "Aku tidak bisa mengusir Florencia," celetuk Violetta di tengah perjalanan.

"Ah, wanita itu tidak perlu Nona usir. Cukup Bos saja yang lakukan. Lusa Bos pulang. Siap siap saja wanita itu ditendang keluar oleh bos." Sam terkekeh.

"Florencia itu, unik, ya. Dimana dia bertemu dengan Xander?"

Sam menerawang. "Hmm, dia bukan unik. Dia itu gila hahaha. Kau sudah lihat kan bagaimana cara dia berbicara? Semaunya sendiri. Bahkan Bos saja selalu marah tiap kali Florencia tidak mau berhenti bicara. Tapi diantara semua mantan pacar Bos, kurasa hanya Florencia yang lebih jujur. Dia lebih apa adanya, tidak pernah berbohong, dan selalu mengikuti kemana bos pergi. Kurasa itu alasan bos memilih bertahan lama dengan wanita gila ini." Ceritanya. "Bicara soal bertemu, Florencia adalah sekretaris salah satu kolega bisnisnya. Mereka bertemu saat sedang merundingkan kerja sama perusahaan."

Violetta mengangguk paham. "Apa putusnya Xander dengan Florencia, menganggu kerja sama yang terjalin?"

Sam menggeleng. "Tentu saja tidak. Xander bersikap profesional. Kerjasama tetap terjalin. Hanya saja, seusai pertemuan kerja, Xander tidak akan memperdulikan Florencia,"

ALEXANDERWhere stories live. Discover now