CHAPTER 20. MANTAN PACAR

19.1K 1.2K 25
                                    

"Kau sedang apa?" Tanya Xander malam itu. Setidaknya Xander sudah hampir seminggu berada di Swiss, seperti biasa, sebelum tidur ia menyempatkan diri untuk menghubungi Violetta. Ia menanyakan semua yang Violetta lakukan tiap harinya.

"Aku bersiap untuk tidur, Xander. Tidak ada yang kulakukan hari ini. Kau kan tahu aku sudah tidak bekerja lagi," jawab Violetta. Ia mengelus bulu Xander jr yang bersiap tidur si sampingnya.

Tidak ada jawaban dari Xander. Suara hening sesaat. "Xander, are you there?" Panggil Violetta.

"Jika aku harus melakukan perjalanan bisnis, apa kau mau ikut bersamaku?" Tanya Xander kemudian.

Violetta mengeryit. "Ikut? Tidak perlu, Xander. Aku justru bisa menganggumu! Aku baik baik saja di rumah. Ada Xander jr, ada Sam, ada ketiga pelayan kita, rumah ini ramai, Xander, aku tidak kesepian," bantah Violetta.

"Aku yang kesepian, Violetta," celetuk Xander. Violetta terenyuh. "Aku ingin bertemu denganmu," lanjutnya.

Violetta tersenyum. "Beristirahatlah. Ini sudah larut malam, Xander."

Xander tidak menyahut. Ia menghela nafas. Violetta tidak menanggapi ucapannya. Ia mengalihkan pembicaraan. "Baiklah, good night, baby," kata Xander. Ia kemudian menutup telponnya.

Suara nada terputus masih Violetta dengarkan. Ia bingung harus menjawab apa kalimat Xander tadi. Masih banyak yang harus ia cari tahu sebelum ia menerima Xander dalam hidupnya.

*

Violetta mengaduk aduk jus jeruknya dengan sedotan. Wajahnya sewot. Lagi lagi seorang wanita cantik dan seksi masuk ke dalam rumah mencari Xander. Wanita itu kini duduk di hadapannya.

"Ini wanita ketiga yang masuk ke dalam rumah," batin Violetta.

"Siapa kau?! Apa kau wanita jalang yang Xander pungut dari pinggir jalan? Seperti wanita wanita lain?!" Makinya sambil menunjuk wajah Violetta.

Violetta menarik nafas dalam. Telinganya terbiasa mendengar tudingan tak berdasar seperti itu.

"Dimana Xander?!" Tanyanya keras. Ia tidak sabar untuk menemui Xander. "Dia tidak menjawab telponku! Apa karena kau dia jadi begini padaku?!" Marahnya. Ia menggebrak meja.

Mata Violetta berputar. "Apa kau mengerti sopan santun, Nona? Ini masih pagi dan kau sudah berbuat onar di rumah orang," kesalnya.

Wanita itu berdecak marah. "Aku hanya ingin bertemu Xander! Aku merindukannya! Ohh, lagipula, dilihat dari manapun, kau tidak ada apa apanya dariku. Payudara kecilmu, tidak akan berhasil menggoda Xander," hinanya.

"Hei hei! Apa kau tau itu masuk kategori pelecehan seksual dengan menghina payudaraku! Setidaknya milikku asli, bukan buatan sepertimu!" Balas Violetta. Ia benar benar tidak menyukai cara wanita ini bicara.

"Hei jaga mulutmu!"

"Apa apaan ini?!" Tiba tiba Sam muncul. Ia baru saja kembali dari mengantar Margareth ke supermarket membeli beberapa barang kebutuhan. Kedua pelayan yang lain, tentu saja tidak berani menengahi Violetta dan wanita itu.

"Sam! Dimana Xander?!" Serobotnya.

"Florencia! Boss tidak mengizinkanmu menginjakkan kakimu lagi di sini!" Kata Sam terbelalak melihat Florencia di dalam rumah.

Violetta teringat nama yang tidak asing itu. Florencia, pernah disebut oleh salah satu keluarga Xander. Dia wanita terakhir yang bersama Xander sebelum dirinya.

"Hanya karena masalah kecil dia mengusirku! Xander kekanak kanakan!" Florensia mencibir marah. Ia melipat tangannya di dada kesal. Wajahnya tampak mengerikan saat marah. Kecantikannya menghilang. "Lalu siapa wanita berdada kecil ini?"

ALEXANDERWhere stories live. Discover now