4. New Mission

81 28 2
                                    






Jimin belum bisa tidur dengan nyenyak. Banyak hal yang mengganggu pikirannya, berkali-kali mencari posisi yang enak lantaran baru kali ini ia tidak tenang di dalam kediamannya sendiri. Ia tampak menghembuskan napas dengan gusar dan berangsur bangkit. Menyibak rambutnya kebelakang sembari memijit pelipisnya. Pusing tiba menyerang.

Memilih beranjak dari tempat ternyamannya dan berjalan keluar dari kamar. Ditatapnya hunian mewah miliknya sebelum pandangannya jatuh pada Dahyun yang tidur di atas sofa. Dia tampak meringkuk di tempatnya.

Seketika jiwa malaikat Jimin menyala. Ia mengambil selimut dan membentangkannya sebelum meletakkan ke atas tubuh Dahyun, merapikan sedikit hingga tubuh Dahyun terbalut selimut. Jimin menatap lama wajah Dahyun. Dia terlalu muda jika sudah berakhir seperti ini.

Sebenarnya, angka kematian penduduk Korea Selatan memang selalu meningkat pertahun. Entah itu karena bunuh diri atau dibunuh, semuanya sudah masuk dalam kasus kepolisian dan detektif. Bahkan aparat sampai kewalahan menangani dampak masalah kematian ini.

Dari banyaknya manusia di muka bumi, Jimin termasuk orang yang istimewa walau dirinya tak pernah menganggap bahwa hal itu termasuk istimewa. Dirinya bisa melihat arwah yang berkeliaran, tapi untuk kasus Dahyun, dia tak menunjukkan suatu gejala yang mengerikan, terkesan seperti bukan hantu tapi jiwa atau arwah yang tersesat.

Karena kebanyakan hantu pasti memiliki jejak luka, tapi Dahyun, nihil. Tidak ada satupun cacat yang tersemat pada dirinya, mulus total. Itu sebabnya, Jimin merasa aneh dengan Dahyun. Apalagi dia memakai dress yang sudah lusuh.

Dan Jimin tidak pernah punya masa lalu yang kelam hingga berakhir bisa melihat mereka semua. Terakhir kali saat ia masih sekolah menengah dulu dan setelahnya tidak pernah kejadian lagi.

"Aneh, apa yang sebenarnya terjadi?"

Dahyun menggeliat di posisinya sukses membuat Jimin stagnan ditempatnya. Rasanya waktu berhenti berdetak selama beberapa saat hingga Jimin menghela napas lega setelahnya. Dahyun sudah kembali tenang dalam tidurnya dan berakhir Jimin kembali ke kamar.

Dahyun bangun dan sedikit terkejut mendapati selimut berwarna kuning dengan gambar anjing, menatap sekitar lantaran ingin tahu siapa gerangan yang memberikan selimut kepadanya karena setahunya semalam ia tak menggunakan apapun untuk menghalau hawa dingin dan seketika pikirannya tertuju pada Jimin, mungkin pemuda itu yang memberikan kepadanya.

Memilih mengendikkan bahu dan beranjak dari tempatnya, tentu dengan ia yang langsung merapikan semuanya menjadi semula. Ia harus menjadi penghuni yang baik jika tidak mau di usir.

Begitu selesai mengajar, Jimin langsung melajukan mobilnya menuju kantor pusat guna menindak-lanjuti kasus yang tengah ia selesaikan. Berdiskusi dengan para ketua tapi dirinya harus menelan kepahitan karena sang ketua menyuruhnya untuk mengurus kasus yang baru dengan meninggalkan kasus yang ia tekuni. Mau tidak mau, Jimin harus menurutinya. Tapi, dirinya bertekad akan menguak kasus itu.

Dengan ditemani oleh rekannya, yaitu Taehyung, Jimin bergegas menuju TKP a.k.a tempat terjadi perkara untuk mengetahui apa yang terjadi. Taehyung juga sudah memberitahu banyak hal dan dibalas anggukan olehnya.

"Jadi, daerah itu adalah tempat penjualan anak di bawah umur?" Tanya Jimin memastikan lagi. Taehyung mengangguk.

"Benar dan sudah banyak korban. Jika korban menolak maka mereka akan membunuhnya!"

Jimin memijit pelipisnya. Sebenarnya Negara apa yang ia tempati saat ini? Kenapa banyak orang-orang yang memiliki akal rendah hanya untuk uang? Dirinya tahu dunia penuh akan hal yang kotor dan kejam, tapi tidak dengan seperti ini. Anak dibawah umur akan mengalami trauma yang hebat saat mereka tumbuh nantinya dan seiring berjalannya waktu akan senantiasa teringat dengan kisah masa kelamnya. Jimin hanya tidak habis pikir saja. Kemana perginya orang-orang yang baik dan menjunjung tinggi hak asasi manusia? Pemerintah saja seakan-akan seperti tidak peduli dengan kasus yang beredar ini. Mereka lebih mengutamakan aturan mereka dengan menyerahkan semuanya kepada kepolisian.

"Berapa banyak korban yang kau maksud?"

"Sekitar 20-30 anak dibawah umur dengan mereka yang dijual hanya untuk menjadi budak nafsu!"

Oke, Jimin sudah tidak sanggup lagi menerima semua ini. Ini tidak adil menurutnya. Andai ia bisa lebih dari seorang detektif, jaksa misalnya. Jimin mungkin sudah mendorong para penjahat itu penjara seumur hidup atau bahkan di eksekusi. Batinnya tidak bisa dipermainkan seperti ini.

Ia menghela napas lalu segera turun dari mobil miliknya dibarengi dengan Taehyung yang juga ikut turun. Mereka menatap sekeliling. Perumahan di sini memang sepi dan memang cocok untuk melakukan hal bejat tersebut.

"Apa kasus yang kau lakukan sebelumnya, Jimin?" Tanya Taehyung memecah keheningan. Mereka cukup lama terdiam karena memandangi sekitar.

"Kau tahu bukan kasus yang terjadi sebulan yang lalu? Itulah kasus yang aku lakukan!" Balasnya cepat.

Taehyung terlihat mengangguk paham. "Ah, kecelakaan yang sampai saat ini terasa janggal itu!"

"Kau tahu itu?" Sungguh, Jimin terkejut mendengarnya. Ia pikir hanya dirinya yang sadar, tenyata Taehyung juga menyadarinya.

"Tentu, bahkan ketua seakan-akan tidak ingin memperpanjang kasus itu dan pihak keluarga juga sudah merelakan kejadian tersebut!"

"Tapi, mereka tidak bisa berbuat seperti itu, Taehyung! Adanya kasus untuk diselesaikan, bukan dibiarkan kemudian ditutup seakan-akan tidak ada yang terjadi!"

"Aku tahu. Tapi, kasus itu janggal, bukan?"

"Kau tahu, Taehyung? Rangkaian rekaman yang kubaca seakan-akan tidak menemukan titik terang, semuanya ditutupi!"

"Aku sempat membacanya sekilas dan setahuku mereka termasuk orang yang tersohor se-Korea!"

"Jadi, maksudmu dengan uang mereka bisa menyogok polisi agar tidak menindak-lanjuti, begitu?"

"Sepertinya. Kau tahu bukan, dunia ini penuh dengan hal kotor!"

Jimin memijit pelipisnya. Iya, ia tak akan meragukan hal-hal seperti itu. Ia bukan hidup di dunia drama, ini kenyataan bung! Tapi, orang-orang sepertinya senang sekali menganut budaya seperti itu. Jadi, tak perlu heran lagi. Semuanya dirancang dengan indah.

-

-

-

-
























Entah kenapa lagi pengen update aja, padahal udah janji sama diri sendiri buat enggak update. Wattpadku sepi kali ya kalau enggak update. Berasa banyak yang hilang. Hehehe. Cuman ini doang kok. Pengen plus gregetan juga sama mereka berdua ini. Enggak tahu kenapa, soalnya aku sudah ngetik banyak buat Hantu Gemoy dan semakin banyak malah semakin seru, jadi enggak enak kalau diri ini sendiri yang menikmati. Jadi, aku berbagi dengan kalian dulu, tapi yang ini aja dulu ya. Sudah janji, enggak mungkin aku mengingkarinya, kan?


Btw, i'm eighteen years old now. I'm making old, right? Hahaha, maaf aku gabut. Tapi bener loh ya. Sehat selalu buat aku yang makin berumur ini, hahaha

Bay bay semuanya~~

Adorable GhostWhere stories live. Discover now