15. Kembali ke Rutinitas

77 21 3
                                    



Menemani malming kalian, aku update Hantu Gemoy

Suka?

Pasti





Siapa bilang setelah puas cuti akan hidup tenang? Jimin sudah menerima resiko jika sekembalinya dirinya sudah bertemu dengan setumpuk pekerjaan. Walau kasus yang Taehyung pegang sudah membuahkan hasil, pelaku berhasil ditangkap, tapi pada akhirnya Jimin kembali berkutat pada kasus awalnya. Ketua departemennya sudah menyuruhnya untuk mundur saja dari kasus tersebut, tapi Jimin tidak bisa melakukan hal tersebut. Dirinya sudah berpegang teguh akan mengusut kasus itu sampai tuntas.

Pelipisnya terlihat berkerut melihat kembali rentetan kalimat per kalimat yang tertera di sana. Sembari membaca kasusnya, Jimin juga tengah mengoreksi tugas mahasiswa/i yang sudah ada sejak dua hari yang lalu. Setelahnya ia mendongak dan menghembuskan napasnya keras, sumpah demi apapun ia pusing. Jangan dikata Jimin tidak pernah mengeluh pada apa yang ia tekuni, nyatanya ia selalu mengeluh hanya tak pernah ia ungkapkan saja.

"Jimin!"

Pekikan Dahyun yang berasal dari dapur membuat Jimin menoleh dan menemukan sosok itu tengah berdiri di ambang pintu. Raut wajahnya terlihat campur aduk, Jimin kebingungan di posisinya. "Ada apa?" Tanyanya. Ia jadi penasaran dengan raut wajah tersebut. Bahkan kini sudah beranjak dan berjalan menghampirinya.

"Aku sedang didapur, sesuatu tampak jatuh diatas mangkuk. Aku tidak tahu itu apa dan aku sangat takut!" Jelasnya dengan badan bergidik ngeri. Jimin berjalan lebih dulu diikuti Dahyun dibelakangnya, sosok itu jelas takutnya.

"Dimana?"

"Di dalam mangkuk, dia kecil jadi saat aku lari mungkin dia sudah masuk ke dalam tumpukan tepung itu!" Beritahunya. Jimin mendekatkan wajahnya di dalam mangkuk, guna meneliti hewan apa yang masuk kedalam sana, hingga butiran putih itu melayang mengenai wajahnya setelahnya disambut gelak tawa Dahyun yang membahana di dalam apartemen. Tentunya itu ulah Dahyun yang tampaknya ingin mengerjainya.

"Dahyun!" Geram Jimin tapi terselip senyum tipis begitu melihat Dahyun tertawa begitu lebar. Dahyun masih tertawa, ya mau bagaimana lagi wajah Jimin ituloh yang bikin ia semakin kencang terbahak. Putih tepung itu membuat wajahnya tertutup sempurna seperti hantu.

"Hahaha, lihat wajahmu, lucu sekali. Maaf sudah iseng, kau terlalu fokus pada pekerjaanmu hingga aku ingin mengajakmu bermain!" Selorohnya dengan kekehan lirih. Jimin merubah tatapannya menjadi tajam.

"Awas kau!"

"Ah tidak ada hantu menyeramkan, kekeke!" Ujarnya berlari menghindari Jimin, bahkan ia kembali tertawa kencang. Aksi itu masih berlanjut, hingga Dahyun tak menyadari posisi Jimin yang sudah berdiri dihadapannya. Langsung mendekap tubuh itu begitu menabrak dirinya.

"Kena kau!"

"Tidak, kekeke!" Lalu menjatuhkan kepalanya dibahu Jimin, menghela napas guna meredakan tawanya. Nafasnya jadi terengah-engah karena banyak tertawa dan berlari. "Jimin!" Panggil Dahyun lirih, Jimin hanya berdehem singkat, masih betah memeluk pinggang ramping tersebut dengan erat, bahkan ia tidak ingin melepaskannya.

"Maaf untuk yang tadi, aku hanya bosan dan malah berakhir seperti itu!" Dahyun berucap tepat di sisi leher Jimin, sukses membuat pemuda itu tercekat akan deru nafasnya sendiri. Terpaan hangat walau terhembus pelan itu benar-benar worth it sekali. Terlalu berbahaya untuknya.

Adorable GhostWhere stories live. Discover now