9. Annoying's Dahyun

69 30 10
                                    






Dahyun tak henti-hentinya berdecak kagum akan bangunan super megah dihadapannya ini, sukses membuat Jimin menjengahkan kedua matanya. Ia tidak kira jika Dahyun akan terlihat kampungan seperti ini.

"Berhenti bersikap kampungan, Dahyun!"

Dahyun berdecak, meninju pundak Jimin kencang membuat pemuda itu mengadu. Astaga! Dahyun itu hantu atau mantan atlit? Tenaganya tidak main-main. Mereka terus berjalan, sesekali ada beberapa mahasiswa yang menyapa Jimin dengan ramah. Dosen Park tersebut memang banyak digemari. Well, aku tak perlu menjelaskan secara detailnya lagi seperti apa fanatiknya para penggemar Park Jimin ini. Hei, ia bukan arti papan atas Korea Selatan yang terkenal itu. Hanya banyak yang bilang jika ia dan sang artis mirip.

Berbeda dengan Jimin yang selalu menebar senyuman, Dahyun tak henti-hentinya menatap semua mata yang ada di sana, seakan-akan ingin mengeroyok secara massal dan tentu ia tahu kemana arah tujuan mereka. Pemuda yang tengah berjalan disisinya ini adalah target mereka. Terlihat mereka berjalan mendekat. Seketika Dahyun tersenyum miring.

Nice!

Begitulah pikirnya. Jimin yang tiba-tiba dikepung tentu saja terkejut dan mereka adalah dari sekian banyak penggemarnya.

"Siang, Pak Jimin!"

Jimin hanya membalas dengan senyuman tipis dan ucapan lirih. Hingga keributan itu semakin ricuh karena salah satu dari mereka terlihat saling dorong-mendorong.

"Hei, berhenti mencolek tubuhku!"

"Aku tidak melakukan apapun!"

Dan mereka semakin ricuh. Jimin kebingungan ditempatnya, hingga ia melihat Dahyun yang tengah menjulurkan lidah kepadanya. Jimin bisa menebak jika Dahyun adalah pelaku dari aksi ricuh tersebut.

"Dia benar-benar!" Gumam Jimin lirih.

Jimin kewalahan mencari keberadaan Dahyun. Saat ini ia tengah berada di sebuah ruangan mengajar para mahasiswa. Sedari tadi ia tidak bisa fokus karena pikirannya melayang mencari kemana Dahyun.

"Baiklah, waktu sudah habis. Kita bertemu pekan depan. Selamat sore semuanya dan berhati-hatilah di jalan!"

"Sore, Pak!!!"

Jimin yang tengah membereskan barang-barangnya agak tersentak mendapati Dahyun tengah berdiri tak jauh darinya. Dari tadi ia mencari, ternyata hantu itu berada di sana. Tapi, Jimin heran. Apa yang tengah Dahyun pandangi hingga setajam itu? Atensinya teralihkan pada seorang mahasiswi yang datang menghampirinya. Jimin melihat senyum miring itu.

Kejadiannya begitu cepat. Jimin dengan sigap menolong si mahasiswi yang terjerembat jatuh karena ulah kaki Dahyun. Hantu itu tertawa terpingkal-pingkal melihat si mahasiswi terjatuh tapi tak bertahan lama karena Jimin berhasil menangkapnya. Sorot mata Dahyun berubah tajam. Seakan menguliti tubuh si mahasiswi.

"Kau baik-baik saja?"

Sepertinya pertolongan Jimin dijadikan sasaran empuk bagi si mahasiswi. Terlihat ia yang meraba dada Jimin dengan senyum yang terulas lebar. "Aku baik-baik saja, Pak. Terimakasih karena sudah khawatir!"

Jimin segera menjauhkan tubuh mereka. Ini terlalu dekat dan Jimin tak menyukainya. Ia masih bisa melihat sorot tajam milik Dahyun. Tersenyum kikuk kepada si mahasiswi.

"Sebaiknya kau segera pulang!" Tuturnya lembut. Si mahasiswi mengangguk. Ia tampak mengedipkan matanya kepada Jimin, sukses membuat Jimin melongo ditempatnya dan setelahnya berdecak tidak menyangka. Anak muda zaman sekarang! Batinnya prihatin.

Adorable GhostTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon