22. Pergi dan Kembali

61 14 0
                                    



I'm comeback(?)





Jimin kembali mengusut kasus miliknya, ditemani oleh Dahyun. Yewon dititipkan kepada Bibi Han selama Jimin bertugas memecahkan semua ini. Sebelum benar-benar menitipkan Yewon, Jimin menceritakan semuanya kepada Bibi Han dan membuat wanita itu menatap Yewon sendu. Gadis mungil itu masih terlalu belia untuk hidup sebatang kara.

Jimin juga menceritakan tentang Dahyun yang mulai terkuak kasusnya kepada Bibi Han, membuat wanita itu lagi-lagi memberikan anggukan mengerti. Ternyata kedatangan Jimin ke Busan untuk menelusuri kasus yang telah lama tenggelam.

"Jimin!" Panggil Bibi Han. Jimin segera menghentikan langkahnya dan menoleh cepat kearah Bibi Han. Memberikan gesture agar Bibi Han melanjutkan kalimatnya.

"Apa setelah kasus itu terkuak, kau akan memberitahukan kepada awak media?"

"Aku tidak tahu, biarlah itu yang menjadi tanggungan aparat nanti, karena setelah semua selesai, aku dan Yewon akan ke Seoul, melanjutkan kepindahan dosenku dan setelah masanya habis, aku akan kembali ke Busan!"

Bibi Han mengangguk dengan keputusan Jimin. Ya, sudah waktunya Jimin menempati rumah peninggalan kedua orang tuanya. Kepergian pemuda itu ke ibukota karena tugas yang telah ia emban.

"Selesaikan semuanya, Jimin. Bibi akan selalu mendukungmu!"

Mengangguk dan melanjutkan langkah. Dahyun hanya diam begitu memasuki mobil dan karena tidak sadar, mereka berhenti di samping danau. Jimin turun hanya untuk menghirup udara.

"Hei, aku tahu kau terkejut dengan keputusanku tadi, sebenarnya aku sudah ingin membicarakannya denganmu, tapi melihatmu yang pulas bersama Yewon aku jadi tidak tega!" Ucapnya tanpa menoleh, karena ia tahu Dahyun berdiri dibelakangnya.

"Berapa lama?"

"Apanya?"

"Masa habisnya tugasmu?"

"Dua sampai tiga tahun lagi. Aku benar-benar ingin menuntaskan ini dan melihatmu nanti Dahyun, walaupun nanti kau tidak mengingatku, aku tidak mempermasalahkannya!"

Jimin berbalik, mendapati Dahyun sudah berdiri tepat dihadapannya. Tangan Dahyun terangkat, menangkup fitur wajah Jimin dengan jempol yang bergerak lembut. Sebuah senyuman cantik ia berikan kepada Jimin seorang.

"Jimin.." Jedanya terlihat ragu, Jimin diam sembari menatap Dahyun lekat. "...Aku mencintaimu!" Hanya anggukan yang Jimin berikan, tanpa sosok itu ucapkan mereka sama. Jatuh dalam jurang cinta yang tak bisa terikat. Sulit untuk keduanya gapai, namun masih bisa mereka ucapkan dengan gamblang.

"Aku tahu, aku tahu Dahyun!"

Setelahnya Jimin kecup bibir merah merekah itu lembut, menyalurkan semua perasaannya dalam ciuman lama tersebut. Lalu memundurkan wajahnya hanya untuk menatap figure wajah cantik dihadapannya.

"Semuanya akan baik-baik saja, percaya padaku!"

Dahyun mengangguk, ia percaya pada Jimin. Karena selama ini dirinya bergantung penuh pada pemuda tersebut. Kembali melanjutkan jalan. Keduanya berhenti di daerah yang padat orang. Ya disini pusat perbelanjaan seantero Busan. Penuh dan sesak, sudah menjadi ciri khas tempat ini.

Keduanya tampak berjalan di trotoar, saling berbalik arah dengan kebanyakan orang. Jimin tidak mempedulikannya. Tetap berjalan dengan Dahyun mengekor dibelakangnya, mengingat jalanan yang begitu padat. Keduanya menyebrangi jalan, tidak berniat untuk masuk jikalau sesuatu cukup menarik untuk dilihat.

Adorable GhostKde žijí příběhy. Začni objevovat