11. Cuteness

76 29 14
                                    


Sini merapat


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kepalanya sudah merebah diatas meja, entah kenapa kepalanya berdenyut nyeri yang tak berkesudahan. Tentu saja Jimin dibuat bingung sendiri. Pasalnya kemarin-kemarin tidak ada yang terjadi pada kepalanya, ia tidak terbentur yang membuat kepalanya hilang ingatan. Tidak!

Seseorang mencolek lengannya, sejenak Jimin mendengus sebentar. Memejamkan matanya lebih erat dengan apa yang akan terjadi kedepannya. Jimin benar-benar merasa tidak sanggup lagi untuk berpijak, bahkan hidup sekalipun.

"Ada apa?" Jimin hanya berdengung dibalik lipatan tangannya. Ia agak sulit juga menjelaskan apa yang terjadi. Apakah ini yang membuat kepalanya tiba-tiba berdenyut? Jimin jadi bertanya-tanya.

"Jimin~"

"Berbicaralah aku akan mendengar dari sini!"

Setelah berkata seperti itu, tidak ada sahutan yang Jimin terima dan tentunya itu membuat Jimin langsung mendongak. Seketika ia menyesal telah melakukannya dan dengan cepat memalingkan wajahnya. Sontak saja hawa disekitarnya mendadak canggung dan Jimin jadi tidak tahu apa yang harus ia katakan. Semuanya terasa kosong baginya.

"Jimin~"

"Iya, berbicaralah. Aku akan mendengar apa yang ingin kau katakan." Jimin menjawab dengan setengah menghela napas, bukan karena dirinya jengah. Hanya untuk menetralkan detak jantungnya yang tiba-tiba berdebar kencang seperti ini.

"Aku masih bingung dengan soal yang ini!" Dahyun menyodorkan sebuah buku kepada Jimin yang memang pemuda itu berikan kepadanya tadi, sebagai bahan uji coba agar dirinya tidak merasa kaku dalam hal apapun, termasuk pelajarannya. Sudah sebulan ini Dahyun melakukan hal bermanfaat seperti ini, tentu saja dengan Jimin yang menemani dan membantunya.

Tapi akhir-akhir ini pemuda Park itu tampak tidak tenang selama menemani Dahyun. Saat ini mereka tengah berada di perpustakaan kampus. Jimin memang sudah tidak ada kegiatan mengajar, hanya sekali untuk hari ini dan Dahyun memaksa ikut serta padahal Jimin sudah menolak. Tapi, mendengar alasan Dahyun ikut, membuat Jimin membolehkan. Sosok itu ingin belajar lebih giat, siapa tahu berguna saat dirinya kembali ke tubuhnya nanti.

Jimin dengan cepat menoleh dan melihat kearah buku yang sudah Dahyun sodorkan, melihat sebuah soal yang menurut Dahyun sulit dan membuatnya kebingungan. Pemuda itu tampak mengangguk dan mulai melakukan tugasnya.

"Ah~ kau harus mengerjakan yang disini terlebih dahulu, setelah mendapat hasilnya bagi dengan angka ini dan kau akan mendapatkan jawabannya!" Jimin menjelaskan dengan lugas tapi tidak dengan Dahyun yang malah terbengong. Ia masih sulit mencerna.

"Aku tidak paham!" Dahyun merengek karena ia merasa Jimin terlalu cepat menjelaskan padahal pemuda itu sudah sepelan mungkin. Mau tidak mau, Jimin mengulang lagi penjelasannya, bahkan ia sampai tidak sadar sudah mengukung tubuh Dahyun, selayaknya Ayah yang membimbing anaknya belajar. Posisi ini memudahkan Jimin menjelaskan dengan detail kepada Dahyun dan sosok itu mengangguk mengerti.

Adorable GhostWhere stories live. Discover now