14. Thank You

70 26 1
                                    


Update ini juga




Happy reading~~


"Indah sekali!" Dahyun tampak berdiri di sebuah jembatan, aliran sungai yang mengalir di bawah jembatan tampak jernih dan deras, tapi tak mengurangi keindahannya. Sesekali ikan-ikan berenang melawan arus. Ya, pagi-pagi Dahyun keluar dari tenda, mengirup aroma pagi dengan tetesan embun yang tertinggal beberapa. Mengingat jika semalam ia langsung tidur selepas Jimin meninggalkanya. Jika mengingat lagi, jelas Dahyun kecewa tapi kalau ditelusuri lagi itu karena Jimin ingin membantunya.

Ini masih jam tujuh, belum ada yang bangun selain Dahyun tentunya dan ia ingin merasakan pagi tenang miliknya.

Aktivitas sudah tampak dari beberapa sudut, anak-anak tampak bermain permainan kesukaan mereka. Ada yang bermain kartu, kejar-kejaran dan masih banyak lagi. Dahyun bisa mendengarnya dari kejauhan dan dari posisinya ia bisa melihat semua aktivitas itu. Nyatanya, Dahyun tak terlalu mempermasalahkan. Ia lebih menikmati dunianya sendiri. Tenang dalam kesendirian.

Jimin sudah panik di dalam tenda begitu mendapati Dahyun tak ada ditempatnya. Dengan tergesa-gesa ia bangkit dari posisinya, setelahnya keluar dari tenda. Membalas sapaan anak didiknya yang tengah asyik bermain. Sarapan tengah disiapkan, tapi ia sudah dibuat pusing dengan hilangnya Dahyun.

"Haish, kemana hantu itu?"

Jimin berjalan menjauhi perkemahan. Ia ingat jika di bagian selatan perkemahan ada sebuah sungai dengan arus lumayan deras. Mungkin saja, Dahyun ada di sana dan sesuai prediksinya, sosok itu memang berada di sana.

"Dahyun!" Bisa Jimin lihat, Dahyun tersentak dan menoleh terkejut. Pemuda itu langsung bergegas menghampiri. Dahyun agak bergeser dari posisinya begitu Jimin menghampirinya. Ia tidak tahu bahwa pemuda itu datang kesini. Ada raut marah dari rupanya.

"Kau ini, aku sudah bilang bahwa jangan kemana-mana. Ingat, kau dalam pengawasanku!" Dahyun agak tersentak akan ucapan Jimin barusan, pegangannya pada pinggiran jembatan tampak bergetar lirih. Ia menunduk singkat dan melihat derasnya aliran air dibawah sana.

"Maaf, aku bangun agak awal dan berniat jalan-jalan sebentar setelahnya kembali. Tapi, karena terlalu asyik aku jadi lupa. Lagipula aku semalam langsung tidur. Jadi, maaf!"

Tentunya Dahyun sadar posisinya, jelas ia banyak merepotkan Jimin. Akhir-akhir ini Dahyun memang banyak merengek untuk ikut kemanapun pemuda itu pergi, tapi tentunya ia melakukan itu dengan tujuan yang baik dan selama ini ia selalu menuruti perintah Jimin walaupun dengan rasa kecewa.

Jelas hati Jimin mencelos mendengarnya, karena sedari awal ia tidak bermaksud mengekang Dahyun, hanya saja ia sudah kerepotan mengurus banyaknya anak didik, ditambah Dahyun. Ya, walaupun anak didiknya mandiri, tetap dalam pengawasan karena Jimin yang bertanggung jawab.

"Dah—"

"Tidak apa-apa, aku mengerti. Seharusnya aku memang tidak usah ikut saja jika ujung-ujungnya merepotkanmu, kan?" Seulas senyum Dahyun pancarkan di sana dan Jimin memilih untuk diam, padahal dalam hati sesaknya luar biasa. Entah kenapa ia merasa telah berbuat jahat kepada Dahyun.

"Jam berapa kau disini?" Oke, itu melenceng. Jimin terlihat mengalihkan topik, tapi Dahyun tak terlalu memperdulikannya, jadinya ia hanya menjawab singkat, "setengah tujuh, kurasa!" Agak ragu, mengingat Dahyun tak melihat jam saat keluar dari tenda. Jimin mengangguk dan bergerak menghampiri Dahyun.

Adorable GhostOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz