25. Happy Ending

70 7 2
                                    







Kampus begitu gempar setelah Jimin memberikan undangan pernikahan kepada dosen dan rektorat. Tentu itu membuat siapapun yang menyukai Jimin patah hati nasional. Bagaimana tidak, Jimin adalah dosen yang begitu banyak disukai, baik dari cara mengajarnya ataupun dalam bertutur kata yang sopan. Tiba-tiba menikah itu suatu ketidakrelaan mereka para penggemar.

Apalagi setelah diusut seorang mahasiswa tahun pertama kampus dan kembali diusut, mereka sudah mengenal lama. Memang Jimin yang merahasiakan ini semuanya. Tapi tidak untuk Yeji yang memang merasa janggal.

"Pak!"

"Aku tahu apa yang ingin kau tanyakan, Ye. Iya, dia. Yang selama ini dekat denganku yang aku ceritakan kepadamu. Bae Dahyun yang kumaksud adalah dia!"

Memang jika sudah takdir itu tidak bisa dilawan dengan mudah. Yeji tersenyum, ikut bahagia dosen mudanya menikah dan ia sebenarnya sedikit kesal dengan penggemar Jimin yang begitu meresahkan di sekitarnya. Tapi ada banyak yang mendukung hubungan keduanya walaupun Jimin menyembunyikannya.

"Yewon akan mendapatkan ibu yang sayang kepadanya nanti. Aku jadi tidak sabar!" Yeji begitu antuasias. Tapi Jimin yang pada dasarnya jahil, malah berakting mengeluh.

"Jun, bisa kau bawa kekasihmu ini? Aku sedang pusing memikirkan konsep pernikahan nanti." Ucapnya dengan kedipan mata, menyuruh Yeonjun untuk mengikuti aktingnya. Lelaki dengan bibir semi tebal itu tersenyum puas, kala melihatnya.

"Maafkan aku, Pak. Ye, jangan seperti itu. Ayo pergi, biarkan Pak Jimin menenangkan dirinya sebelum acara pernikahannya tiba!"

Yeji mendadak sedih, meminta maaf karena telah membuat dosennya itu pusing ditambah dengan suaranya yang tidak bisa ia kendalikan. Begitu keduanya menjauh, Yeonjun mengangkat jempolnya, mengapresiasi akting Jimin yang begitu luar biasa membuat Yeji tidak tahu kalau perempuan itu dikerjai.

Jimin melambai santai, tapi mendadak terkejut saat mendapati Dahyun berdiri di sampingnya. "Hai, sejak kapan kau disitu?" Dahyun mengendikkan bahunya. "Setelah Yeonjun mengangkat jempol mungkin, atau aku tadi samar-samar mendengar kalau kau mengeluh pusing karena Yeji, padahal tidak!"

Jimin tertawa mendengar sindiran Dahyun. Gadis itu benar. "Bagaimana, aktingku berhasil mengecoh Yeji tidak?"

Gadis itu mengendikkan bahunya, terlihat tidak peduli juga. "Kau pikir saja sendiri!"

"Jahat sekali!" Cebiknya. Terlihat lengannya melingkar sempurna pada permukaan perut Dahyun. "Ayo, kita hanya perlu fitting baju dan semuanya selesai!"

Iya, Jimin sudah mengatakan bahwa dia yang mengurus semuanya. Tuan Bae hanya membantu dari reservasi semata dalam hal tamu undangan. Jimin tak mempunyai banyak kenalan dan biarkan Tuan Bae yang melakukannya. Dan Dahyun tak mempermasalahkannya. Itu patut disyukuri. Gadis itu hanya diam selagi menikmati dekapan hangat Jimin. Membiarkan angin melambai menyapa keduanya. Tidak banyak mahasiswa yang berlalu lalang karena beberapa kelas mereka sudah dimulai. Dahyun tak masuk kelas hari ini karena untuk pernikahannya kelak.

Perlahan gadis itu memutus untaian tangan Jimin, lalu menggenggam jemari besar itu untuk ia kaitkan bersama jemarinya. Tersenyum karena Jimin tampak mengerutkan dahi kala merasakan pergerakan Dahyun.

"Kupikir kau mau aku tuntun sampai parkiran dalam posisi seperti itu?" Ujarnya dengan enteng, lalu tarikan pelan pada kedua tangan yang saling bertaut. Dahyun mengekori Jimin untuk menuju mobil pemuda tersebut. Mereka harus bergegas walaupun Jimin sudah menyiapkan segalanya, jika perlu kuingatkan kembali.

Adorable GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang