part 17 (Renjun)

1.1K 154 4
                                    

Enjoy your reading

"Huang Renjun"
Chenle langsung memeriksa punggung nya dan benar saja dia juga memilikinya.
"Gue harus bawa dia balik ke mansion secepatnya, kalau gak bisa mati" ujar chenle tapi dia tidak kuat mengangkat tubuh namja itu, karna energinya terkuras banyak karna udara dingin.

"CHENLE, DIMANA LU" itu teriakan Jisung.
"jisung, JISUNG GUE DISINI CEPAT GUE BUTUH PERTOLONGAN LU" teriak Chenle sekeras mungkin.

"TUNGGU GUE SEGARA KESANA, LU JANGAN KEMANA MANA" teriakan Jisung menggema di hutan sepi yang tertutup salju itu

Tak lama Jisung datang dengan wajah khawatir nya dan langsung memeluk chenle.
"Lu gpp kan?" Jisung mengeratkan pelukannya, dia merasakan tubuh Chenle begitu dingin.
Jisung melepaskan pelukannya dan memakai kan chenle jaket.
"Lu ngapain kesini le?" Tanya Jisung.
"Nanti gue jelasin, sekarang kita bawa dia balik, gue gak bisa pakai teleportasi tenaga gue kekuras" ujar Chenle, Jisung baru sadar ada orang yang terbaring tidak sadarkan diri di pangkuan chenle.
Jisung langsung menggendong tubuh pucat itu, Mereka bergegas kembali ke mansion.

Skip

Sesampainya di mansion.
"OMO siapa itu" ucap Haechan kaget saat membuka kan pintu kepada mereka.
"Nanti saja bertanya, bantu gue nyelametin dia dulu, sung bawa dia ke kamar gue" ucap Chenle dengan nada suara yang sedikit bergetar karna kedinginan.
Mereka langsung pergi ke kamar Chenle.
"Chan Hyung tambah suhu pemanasan ruangan ini, Nana Hyung di lemari ada selimut tambahan tolong bawa kesini" ucap Chenle sambil menggosok tangan dingin itu dengan tangannya.
"Jebal jangan pergi" mohon chenle.
Jaemin kembali dengan selimut tebal ditangannya dan langsung menyelimuti namja bernama Renjun itu.

Semua usaha untuk membuat tubuh Renjun panas sia sia saja.
"Gak, gue gak bakal biarin lu pergi gitu aja" ujar chenle.
"Gak ada jalan selain gue pakai kekuatan gue" ujar chenle.
"Tapi le tenaga lu terkuras banyak tadi saat di hutan" khawatir Jisung.
"Gpp, daripada dia harus kehilangan nyawanya gue paling cuma pingsan bentar nanti, dan tujuan gue kesini memang untuk mencari dia" ujar chenle yakin.
"Kalian mundur sedikit, ini akan panas" ujar chenle.

Matanya sudah berubah warna menjadi merah menyala.
Perlahan-lahan api besar keluar dari tangannya, chenle langsung mengarahkan pada namja itu.

Chenle melakukan itu hampir sejam, tenaganya benar benar akan habis jika saja, Renjun tidak menggerakkan tangannya sebentar.
"Le tangannya bergerak" ujar Jeno yang melihat itu.
"Chenle sudah cukup" ucap Jisung sebelum chenle jatuh pingsan.
"CHENLEEE"

Itu yang sempat chenle dengar sebelumnya semuanya benar benar gelap dan sunyi.

Setelah kejadian itu, chenle di bawa ke kamar Jisung.
"Le lu bilang pingsan bentar doang, iya bentar banget Le udh dari kemarin lu gak bangun" yah ini udh hari kedua mereka di pulau Jeju.

"Sung gimana chenle?" Tanya Jaemin saat memasuki kamar Jisung.
"Belum ada perkembangan Hyung, masih seperti kemarin, kalau namja itu gimana?" Tanya Jisung.
"Sudah membaik dan dia sudah sadar" Jaemin menyentuh kening chenle, Jaemin sudah mengetahui kalau dia memiliki kemampuan healer, tapi belum terlalu bisa hanya sedikit tapi dia berharap bisa membantu.

"Le cepat bangun yah" ujar Jaemin sambil mengelus rambut chenle.
"Sung Hyung keluar yah, kamu jaga chenle" ujar Jaemin dan Jisung mengangguk.

Jaemin keluar dari kamar Jisung dan bertemu dengan Jeno.
"Na chenle gimana?" Tanya jeno.
"Belum sadar no" ujar Jaemin dengan wajah sedihnya.
Jeno langsung memeluk Jaemin.
"Tenang yah chenle pasti cepat sadar" ucap Jeno sambil mengelus rambut Jaemin.

Mereka akhirnya pergi ke ruang keluarga dan melihat Mark juga Haechan duduk sambil meminum teh hangat.
"Gimana chenle?" Tanya Mark.
"Masih seperti kemarin" Jeno mengambil kan teh untuk Jaemin.
"Kita berdoa aja chenle cepat sadar" ujar Haechan dan diangguki oleh yang lain.

"Permisi" sebuah suara dari arah tangga mengalihkan perhatian mereka.
Disana namja yang chenle tolong kemarin tengah Dengan bantuan pegangan tangga untuk berdiri.
Haechan langsung menghampiri nya dan membantu namja itu untuk pergi duduk bersama mereka.
"Terimakasih" ujarnya.

"Nee, oiya siapa nama lu?" Tanya Haechan saat sudah kembali duduk.
"Huang Renjun, panggil Renjun saja" ujarnya memperkenalkan diri.
"Oke, kenalin nama gue seo Haechan, disamping gue Mark Jung, dan mareka Jaemin dan Jeno ada dua lagi tapi satu masih belum sadar karna kemarin, namanya Chenle dan Jisung yang nemenin chenle" ujar Haechan memperkenalkan diri.

"Mian gara-gara gue teman kalian jadi begini" ujar Renjun merasa bersalah.
"Tidak ini bukan salah kamu kok" ucap Jaemin.
"Iya ini bukan salah lu, chenle cuma berusaha buat nyelametin hidup lu" timpal Mark.

"GUYS CHENLE SADAR" itu suara teriakan Jisung.
Mereka semua langsung bergegas ke kamar Chenle tak lupa Haechan membantu renjun berjalan.

Dikamar Jisung.
Mereka melihat Jisung memeluk chenle.
"Le akhirnya lu sadar juga" ucap Jisung.
"Gue gak bisa napas Jisung" ucap Chenle karna pelukan Jisung begitu erat.
"Eheheh sorry gue khawatir banget sama lu soalnya" Jisung melepaskan pelukannya.
Haechan mendudukan renjun di kasur, dan mendekati Chenle bersama Jaemin.
"Minggir lu sung" usir Haechan, Jisung hanya bisa menurut.

Mereka berdua langsung memeluk chenle.
"Akhirnya lu bangun le, kita semua khawatir sama lu" ujar Haechan.
"Iya, lele jangan gitu lagi yah kita gak mau liat lele sakit lagi" ucap Jaemin.
"Iya Hyung, gue gak gitu lagi toh kan sekarang gue udh sehat" jawab Chenle.
Mata Chenle langsung melihat ke arah renjun, dia melepaskan pelukannya.

"Lu gpp kan?" Tanya Chenle melihat ke arah renjun.
"Gue? Iya gue gpp Berkat lu Chenle-ssi" ujar Renjun.
"Jangan formal gitu, gue kagak biasa" ujar chenle.

Skip.
Siangnya chenle meminta mereka berkumpul di ruang keluarga.
"Ada apa le?" Tanya Jeno.
"Gue mau ngasih tau kalian sesuatu, tapi sebelum itu gue mau kasih tau tentang kebenaran renjun" ucap Chenle yang membuat mereka semua menatap Renjun.
"Renjun ini bukan manusia, dia bangsa Elf" ucap Chenle membuat renjun mengerutkan keningnya.
"Kok lu bisa tau?" Bingung renjun.
"Dia aja tau gue mermand pakai cara nyentuh kening gue" timpal Haechan.
"What?! Jadi kalian bukan manusia biasa?" Kaget Renjun.
"Gue Ama adek gue keknya Manusia biasa" ujar Mark.
"Siapa bilang kalian Manusia biasa, orang tua kalian aja bukan manusia biasa" ujar chenle santai.
"Hah?" Kaget Jung sibling.
"Mulai dari mana yah gue jelasinnya" pikir chenle.
"Eum mulai dari diri kalian aja deh, dari Mark Hyung dan Jeno Hyung itu sebenarnya........"

Jangan lupa vote dan komen yah.

Tbc.

Puzzle Piece [ChenJi]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang