part 26 (darkness)

1K 141 18
                                    

Enjoy your reading

Mereka langsung waspada ke sekitar mereka.
"SEMUANYA WASPADA" ucap Chenle tegas.

Dan tak lama sekelompok Rogue ( werewolf yang tidak memiliki pack)
Mengelilingi mereka.
"Cih kenapa tidak langsung muncul sialan" ucap Chenle.

Para Rogue itu langsung menyerang mereka, tapi bagi ke7nya dan para orang kepercayaan daddynya bukan apa apa.
Tak butuh waktu lama para Rogue itu sudah habis ditangan mereka.

Mereka langsung berlari ke gedung yang mau Guanlin masukin tadi.
"Muncul lu" ucap Chenle.
"Hahahaha ternyata besar juga nyali mu anak kecil" ucap seseorang yang muncul didepan mereka.

"Gak usah banyak bacot lo, Dimana Renjun" ucap Mark.
"Ouh anak bermarga Huang itu? Paling didalam bentar lagi mati karna lemas" ucap namja itu.
"Lin lu selamatin Renjun, anak buah gue bakal ikut sama lu" ucap Chenle dan Guanlin mengangguk.
"Apa mau mu?" Tanya Jaemin.
"Kematian kalian, agar tuan ku senang" ucapnya.
"Park Jimin" gumam chenle.

"Dia Orang kepercayaan Raja darkness, kekuatannya berbahaya kita harus hati-hati" ucap Chenle.
"Wah kemapuan mu ternyata bagus juga yah" ucap Namja bernama Jimin itu.
Dia memejamkan matanya dan seketika ada 5 orang yang mirip dengannya.
"Serang meraka" perintah Jimin.
Satu persatu mereka melawan yang lain, Chenle melawan Jimin yang asli.

Jimin langsung menyerang chenle dengan kekuatan gelapnya.  Chenle bisa menghindari serangan itu dan balas menyerang Jimin dengan elemnt Angin nya.
"Lemah" ucap Jimin.
Jimin mengeluarkan Sebuah pedang begitupun dengan Chenle.

Mereka langsung saling serang dengan pedang masing-masing, decitan akibat dua pedang itu bersentuhan jelas terdengar.

Sedangkan sahabat sahabatnya.
Mereka kewalahan karna Duplikat Jimin itu tidak lemah, hampir sama dengan yang asli.
Beberapa kali Mereka terkena serangan dari duplikat Jimin.

Ingat?! Mereka baru baru menguasai kekuatan mereka dan harus langsung berhadapan dengan orang yang jauh lebih kuat dengan mereka.

Mereka berusaha membalas serangan Jimin palsu tapi tidak ada yang mempan.
"AKHHH" mereka terkena serangan bola api milik Jimin Palsu.

Fokus chenle terganggu, dan di manfaatkan oleh Jimin untuk menyerang chenle.
Chenle terlempar hingga menabrak pagar tembok yang ada di depan gedung itu.
"Akhh" Rintih chenle, Chenle berusaha berdiri.
Dan melesatkan serang ke arah Jimin, namun dengan gampangnya Jimin.
"Menyerah saja, teman teman mu sudah kalah, bahkan mereka berdua" ucap Jimin sebelum dua orang terlempar kesamping chenle, itu Renjun dan Guanlin.
Renjun terbaring tidak sadarkan diri dan Guanlin pingsan dengan memar di sekujur wajahnya.

"SIALAN BERANINYA KAU" teriak Chenle saat melihat keadaan teman temannya.
Dia langsung menyerang Jimin dengan sekuat tenaganya dengan membabi buta, namun nihil Jimin tidak bergeming sedikitpun dari tempatnya.

Jimin membalas serangan chenle dengan cara mencekiknya dan melempar tubuh mungil chenle hingga kembali terbentur ke tembok, belum puas Jimin mengangkat tubuh chenle ke atas dan langsung menjatuhkan nya begitu saja.
"AKHHH" pekik Chenle saat tubuhnya mendarat di tanah.
"Menyerah saja, atau kau mau melihat satu persatu teman mu ku penggal?" Ucap Jimin.
"Gak gue gak bakal nyerah" ucap Chenle berdiri sekuat tenaga.
"Baiklah hmm mungkin kita akan mulai dari kepala pacar mu" ucap Jimin dan tubuh Jisung melayang dan jatuh dengan keras didepan kaki Jimin.

"Jangan berani lu nyentuh dia sialan" bentak Chenle saat melihat tubuh Jisung yang tak sadar itu.

"Maksudmu Jangan begini?" Jimin menendang dengan kuat perut Jisung.
"JISUNG" teriak Chenle.
Dia baru melangkah satu langkah tapi Jimin kembali menyerangnya hingga jatuh terduduk.

Chenle menatap Jisung yang terbaring tidak sadarkan diri itu, dengan Jimin yang terus menendang Jisung.
Mata Chenle melihat ke belakang dan melihat teman teman nya yang lain tidak sadarkan diri.

Dia kemudian menunduk dalam diamnya dia menangis karna merasa gagal menjadi pemimpin.

"Apa sekarang kau menyerah chenle?" Tanya Jimin.
"Cih tuhan salah memilih kalian menjadi pelindung,  iya macam apa yang seperti ini" ucap Jimin.

Chenle menghapus air matanya dan mengepalkan tangannya.
Saat itu juga terdengar gemuruh dan kilat menyambar kemana-mana.
Hujan seketika turun begitu lebat.
"Park Jimin, lu bakal nyesel karna udh nyakitin mereka" ucap Chenle dan kembali berdiri.

Chenle langsung berlari untuk menyerang Jimin dan pukulan telak mengenai Jimin hingga terpental mundur.
Namun kemudian dia kembali berlari kearah chenle dengan pedang yang sudah ada ditangannya.
Dia mencoba menyarang chenle.
Chenle menahan pedang itu dengan tangannya, hingga darah bercucuran bersama air hujan.
Ia langsung menarik pedang itu dan mematahkannya.

"Sekarang giliran gue buat lu tersiksa" ucap Chenle, seketika kilat besar menyambar di kedua sisinya.
Chenle mengeluarkan sayap nya, saya kanan berwarna putih dan sayap kiri berwarna hitam, matanya berkilat tajam.

Chenle terbang, dan langsung menyerang Jimin dengan elemnt airnya, Jimin kembali terhempas kebelakang , chenle langsung turun dan menarik kerah baju Jimin.
"Ini untuk Renjun Hyung" Chenle memukul kuat rahang Jimin.
"Ini untuk Jaemin Hyung" chenle menukul rahang Jimin lagi hinggah tersungkur ketanah.

Tidak cukup disitu.
"Ini untuk Jeno dan Mark Hyung" chenle memukul perut Jimin dengan keras Hingga terbatuk-batuk.
"Ini untuk Haechan Hyung" chenle kembali menarik kerah baju Jimin dan memukuli perutnya lagi.
"Ini untuk Guanlin" chenle memukul pipi Jimin dengan keras Hingga jatuh ke tanah.
"Dan ini untuk Jisung" chenle menendang perut Jimin dengan kuat hingga dia batuk mengeluarkan darah.
"Dan ini untuk Air mata Jisung" iya chenle melihat Jisung menateskan air mata saat dia ditendang oleh Jimin.
Chenle menendang kelapa Jimin hingga terlihat hancur. Dia tidak berhenti menghujam serangan ke tubuh tak bernyawa itu lagi.

"Chenle sudah, ini sudah selesai tolong berhenti nak" itu suara lay.

Chenle berbalik dan melihat kedua orangtuanya, orang tua Jisung, orangtua Jung sibling dan orng tua Haechan, Suho sudah menyelamatkan orang tua Haechan.

Orang tua Renjun dan Jaemin sudah tidak ada, jadi jaeyong sudah menganggap Jaemin seperti anaknya dan jhonten menganggap Renjun anak mereka.

Di bawah hujan lebat itu, chenle tersenyum dengan darahnya yang terus menetes dari tangannya.

Chenle langsung jatuh terduduk di tanah, tangisannya pecah dia merasa tidak bisa melindungi sahabatnya dan orang yang dia cintai.
Suara tangisan chenle terdengar jelas di bawa hujan itu.
Lay langsung menghampiri putranya dan memeluk tubuh penuh luka itu.
"Lele sayang jangan menangis nak" ucap Lay.
Tapi Chenle terus menangis.
"Aku gagal mom, aku gak bisa jaga mereka" suara tangis chenle makin keras.
Suho ikut memeluk anaknya itu.

Anak mereka yang jarang sekali menangis dan menunjukkan perasaannya kini menangis histeris.
"Lele udh berhasil Lindungi mereka, mereka akan selamat le" ucap Suho.

Orang yang ada disana ikut merasakan apa yang Chenle rasakan.
Perlahan-lahan tangisan chenle tidak terdengar lagi bersamaan dengan hilangnya kesadaran chenle.
"Le... chenle" lay menepuk pipi anaknya itu.
"Tidak tidak chenle-yaa jangan seperti ini" lay memeluk tubuh anaknya itu dengan erat, tak lama 8 ambulans tiba ditempat itu dan langsung membawa ke8 anak remaja yang tak sadarkan diri itu.

Malam itu adalah saksi bahwa seorang chenle yang dulu sangat kejam tidak berperasaan sudah berubah.


Maaf gak pintar bikin scene actionnya
Btw author nangis nulisnya hikss gak tau kalau kalian.

Jangan lupa vote dan komen yah.

Puzzle Piece [ChenJi]✅Where stories live. Discover now