part 28 (finally)

1.2K 132 8
                                    

Enjoy your reading.

"Le" panggil seorang namja.
"Nee Hyung?" Itu chenle sedang duduk di sebuah ayunan dibawah pohon.
"Saatnya kau kembali, sudah lama kau tertidur" ucap namja itu.
"Apa aku harus kembali sekarang?" Tanya Chenle dan namja itu mengangguk.

Hari ini tepat setahun chenle tidak sadarkan diri.
"Lele-yaa kenapa kau belum bangun?" Jisung selalu setia mendampingi chenle setiap pulang sekolah.
"Disekolah terasa aneh tanpa mu, bahkan kau tidak bangun saat anniversary setahun kita" ucap Jisung.

"Jisung" itu Xiumin.

"Nee paman?" Jisung berbalik melihat Xiumin.
"Sepertinya hari ini semua alat medis yang membantu chenle bertahan harus dilepas" ucap Xiumin.
"Kenapa paman?" Jisung bingung.
"Kami sudah menyerah jisung-ah tidak ada tanda tanda chenle akan bangun, kita sekarang hanya bisa menyerahkan semuanya kepada Tuhan" ucap Xiumin.
Jisung menatap sendu kekasih itu saat semua alat perlahan-lahan dilepaskan dari tubuhnya.

Skip semua alat medis sudah terlepas dari tubuh Chenle.
"Apapun yang terjadi setelah ini kau harus kuat Jisung" ucap Xiumin.
Jisung mengangguk lemah dan kembali duduk disamping chenle.
Anak dream yang lainnya tiba-tiba.
Mereka langsung berdiri disekeliling chenle.
"Lele kok belum bangun" ucap Jaemin.
"Le ayo dong bangun, gak seru ah lu tidurnya lama Banget" ucap Haechan.
"Le bangun dong, kita kangen nih" timpal Renjun.

Jeno Mark dan Jisung cuma bisa diam.

Tak ada respon dari chenle, bahkan sepertinya chenle sudah tidak bernafas lagi.
Mereka ber6 langsung tertunduk lesu.
Menangis dalam diam tanpa mengeluarkan kata-kata, apa sekarang mereka harus berpisah? Tapi bagaimana mungkin mereka saling terikat. Tanpa salah satu dari mereka, mereka bukanlah apa apa.

"Kalian kenapa diam?"

Mereka menoleh ke arah tubuh Chenle tapi dia masih memejamkan matanya.
"Sepertinya gue setidak ikhlas itu dia pergi" ucap Jisung.

"Pergi kemana?" Suara itu lagi.
"Setelah ini gue harus periksa telinga" ucap jeno.
"Kenapa?" Suara itu lagi.

Tapi Chenle masih memejamkan matanya.
"Kok suara chenle terdengar terus yah?" Ucap Mark.
"Kalian gak suka?" Oke sekarang mereka merinding.
"Gak ush mikir aneh aneh gue bukan setan, liat kesini" suara itu.
Mereka kembali melihat kearah Chenle, tapi dia masih memejamkan matanya.
"Mata gue berat kek gak bisa dibuka" tapi bibirnya bergerak.
Anak anak dream langsung melotot.

"Le lu udh bangun?" Haechan langsung memeriksa nafas chenle dan benar saja nafasnya masih terasa.
"Blm bangun gue, buktinya mata gue terpejam" ujar chenle.
"Aaaaaaa lele" ketiga Uke itu langsung memeluk chenle.

Jisung? Lagi nampar pipinya, dikira dia lagi mimpi.
"Gue panggil paman Xiumin dulu"ucap Mark dan bergegas keluar dari ruang rawat Chenle.

Tak lama dia kembali bersama Xiumin dan beberapa suster.
"Kalian tunggu di luar dulu" ucap Xiumin.

Skip

Xiumin keluar dari ruangan Chenle sambil tersenyum.
"Selamat chenle sudah sadar, dan keadaannya sudah membaik" ucap Xiumin.
Anak anak dream langsung tersenyum bahagia mendengar chenle sudah sadar dan membaik.

Sungguh mereka kira, mereka sudah kehilangan chenle tapi ternyata Tuhan berkata lain.

Hari hari berlalu dengan mereka yang selalu menemani chenle di rumah sakit, membantunya agar bisa kembali berjalan. Hingga chenle bisa kembali pulang kerumah.

Hari ini tepat tanggal 5 February.
"Sung Hyung bisa minta tolong gak?" Tanya Jaemin saat melihat Jisung sedang menuntut chenle keluar dari kamar.
"Minta tolong apa Hyung?" Tanya Jisung.
"Keluar beliin Hyung bahan bahan kue di supermarket" ucap Jaemin.

"Tumben gak suruh Jeno Hyung, btw yang lain mana? Udh Hampir seharian gak keliatan" ujar Jisung.
"Pada sibuk, yah yah keluar dulu beliin Hyung yah" bujuk Jaemin.
"Terus yang jaga chenle siapa?" Tanya Jisung.
"Biar Hyung aja" ucap Jaemin.
"Udh sana keluar beliin bahan kue buat Jaemin Hyung aja, aku sama Jaemin Hyung dulu" ucap Chenle.
"Oke, tapi kalau ada apa apa langsung telpon aku yah" ucap Jisung.

Akhirnya Jisung pergi keluar.
Sedangkan Jisung.
Dia sudah ada di supermarket dan mencari barang barang yang Jaemin perlukan.
Namun agak susah buat dia yang gak paham sama bahan bahan kue.

Setelah semuanya dapat dan di bayar Jisung langsung pergi ke mobilnya yang terparkir.
"Loh ban nya kok kempes" ucap Jisung saat melihat ke4 ban mobilnya kempes.
"Perasaan tadi baik baik aja deh" Jisung memerhatikan sekitanya dan melihat banyak paku disana.
"Pantes aja kempes" gumam Jisung.
Dia langsung mengambil hpnya dan menelepon salah satu supir yang ada di rumah Chenle.

"Kayaknya hari ini gue sial banget" ucap Jisung sambil mencari tempat duduk disekitar situ.

Tak berapa lama, supir yang dia telpon tadi sudah datang.
"Maaf tuan saya sedikit lama" ucap supirnya.
"Tidak apa apa" ucap Jisung saat sudah masuk ke mobil.

Skip sampai ke rumah.
Rumah yang biasanya ramai oleh para penjaga dan maid kini terlihat sepi.
"Tumben sepi" Jisung melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam rumah.
Saat membuka pintu, Semuanya gelap.
Perasaan Jisung seketika tidak enak.
Dia langsung mencari saklar lampu.

Dan betapa terkejutnya dia melihat banyak maid dan pelayan terbaring di lantai dengan darah berceceran dimana-mana, rumah juga sangat berantakan.
"Chenle" Jisung menjatuhkan semua belanjaannya dan berlari menuju kamar Chenle yang ada di lantai dua, keadaan lantai dua juga tak kalah kacau, bau anyir darah tercium di mana mana.

Perasaan Jisung semakin tidak enak, dia langsung masuk ke kamar Chenle.
"Chenle, kamu dimana" Jisung memanggil chenle terus menerus sambil memasuki semua ruangan yang ada di kamar Chenle, namun nihil namja manis itu tidak ada.
Hanya ada kamar berantakan dan bau darah yang tercium.
"Tidak tidak, chenle" Jisung berlari keluar kamar dan memeriksa semua kamar sahabatnya, dan kamar mereka tak jauh berbeda dari kamar Chenle.

Jisung sudah sangat panik, dan kembali turun ke lantai satu.
Dia langsung menelpon satu persatu sahabatnya tapi tidak ada yang aktif.
"Kalian dimana, apa yang terjadi sebenarnya" ucap Jisung sambil mengacak-acak rambutnya.

Jisung memperhatikan setiap sudut rumah dan melihat sebuah bekas darah yang sepertinya berasal dari orang yang diseret dan itu menuju ke taman belakang.

Jisung langsung berlari dengan doa yang dia panjat kan dlam hati agar teman temannya dilindungi.

Tapi saat sampai di taman belakang.

"HAPPY BIRTHDAY URI JISUNGIE"

Jisung menganga lebar, disana sudah ada anak anak dream dan orang tuanya juga orang tua sahabat sahabatnya.
Chenle menghampiri Jisung sambil tersenyum.
"Happy birthday kesayangannya lele" ucap Chenle.
"Tunggu tunggu" Jisung bingung.

"Yang di dalam?" Tanya Jisung.
"Mereka tidak mati beneran jisung-ah, seperti nya kau lupa tanggal ulang tahun mu sendiri" ejek Chenle.
"Jadi semua ini rencana kalian? Aish kalian menyebalkan" ambek Jisung.
"Sung ingat lu udh tua gak usah sok ngambek gitu" Teriak Mark dan semua orang tertawa.

Hari itu sungguh hari yang bahagia buat Jisung.
"Terimakasih untuk hari ini, aku menyayangi kalian semua"-jisung.
"Terimakasih Tuhan sudah memberikan aku kesempatan untuk tetap bersama mereka, ku mohon lindungi mereka semua"-Chenle.

Jisung memeluk chenle setelah meniup lilin, rasanya kebahagiaan nya sungguh sudah lengkap.
Dia tidak ingin apa apa lagi, hanya ingin bersama dengan orang-orang yang dia sayang.




End

Sedikit info.
Book yang ini hanya menceritakan tentang mereka di dunia manusia.

Terimakasih sudah membaca dan memberikan vote juga dukungan untuk book ini.

See you.

Puzzle Piece [ChenJi]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang