#26. Roh Ganas..

134 27 1
                                    

Esoknya, Li heeng kembali berlatih dan terus berlatih mengikuti arahan dari Shangguan Zhao. Tatapan yang penuh keseriusan, ia coba pusatkan serangan tepat ke arah pohon yang ada di hadapannya. Li heeng juga mencoba satu serangan baru yang mampu mengikat musuh dalam jaring kematian, lalu Li heeng menghentikan latihannya dan kembali duduk beristirahat.

"Ada apa denganku? kenapa perasaanku tidak enak?" ucapnya gelisah. Saat Li heeng menolehkan kepalanya, ia tak sengaja melihat seseorang tengah mengintip tepat ke arahnya namun, pemuda itu berlari pergi. Karena curiga, Li heeng berlari mengejarnya, kemudian menarik bahu pemuda itu hingga tubuh pemuda itu berbalik ke arahnya. Li heeng terkejut, ternyata pemuda itu adalah Xue luan.

"Xulan? kau?! apa yang kau lakukan di sini?" ucap Li heeng dan Xue luan membungkam mulutnya dan membawanya pergi dari situ. Di dekat tepi danau, Li heeng memberontak dan menampik tangan Xue luan.

"Apa yang kau lakukan!!" ketus Li heeng.

"Ssshht! kau ini tidak pernah bisa tenang" ucap Xue luan.

"Kenapa kau mengintip? dan bagaimana kau bisa masuk ke sini tanpa di ketahui oleh kak Zhishu?" ujar Li heeng.

"Akukan hebat, tentu penjagaan dengan cara seperti itu mudah untuk kulewati" ujar Xue luan dengan lagak sombongnya.

"Dasar pria aneh!" ujar Li heeng.

"Bagaimana dengan keadaanmu? oiya, kau berhutang nyawa padaku, ingatlah berapa kali aku menyelamatkan nyawamu" ujar Xue luan.

"Aku tidak berhutang padamu, justru kita impas" ujar Li heeng memalingkan wajahnya.

"Impas??" ucap Xue luan sembari mendekatinya dan menatapnya dengan jarak yang sangat dekat.

"Benar. Aku pernah menyelamatkan nyawamu waktu itu dan kau berani menciumku kemarin, maka semuanya impas" ujar Li heeng.

"Menciummu? bernarkah? aku tidak pernah menyentuhmu" ujar Xue luan berjalan menjauh.

"Dasar!" Li heeng mencengkram kuat lengan Xue luan namun, Xue luan langsung menarik Li heeng ke pelukannya. Ia mendekatkan wajahnya dan Li heeng berusaha melepaskan diri dari pelukan Xue luan.

"Lepaskan aku!" ucap Li heeng menatap sinis.

"Kenapa kau jadi galak begini? seharusnya kalau kita impas, maka berbaik hatilah sedikit. Dan masalah ciuman waktu itu, aku tidak sengaja" ujar Xue luan.

"Tidak sengaja? kau bilang tidak sengaja? cih!" ketus Li heeng.

"Jika aku tidak memberikan nafas buatan, apa kau akan bertahan di dalam air?" bisik Xue luan di telinga Li heeng, membuatnya geli dan mendorongnya kuat.

"Alasan!! kau memang mencari kesempatan, iyakan?!" sekak Li heeng.

"Sudahlah, aku tidak mau berdebat. Oiya, aku melihatmu berusaha keras melatih kemampuan untuk menakhlukkan asap roh hitam. Apa kau tidak mendapat cara untuk memusnahkan roh itu?" tanya Xue luan.

"Belum!" jawab Li heeng dengan ketus.

"Aku ada satu cara, kau bisa gunakan ini" usul Xue luan.

"Bagaimana caranya?" ujar Li heeng penasaran.

"Pertama, pada saat kau pusatkan mantra jaring kematian dan semua roh itu terperangkap, langsung kau berikan serangan apimu tepat menembus jaring kematian itu, maka akan memusnahkan semuanya tanpa tersisa" ujar Xue luan.

"Apa bisa seperti itu?" ujar Li heeng ragu.

"Kau coba saja, jika tidak percaya" ujar Xue luan.

Lotus PerakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang