#61. Pernyataan Cinta..

51 15 0
                                    

Saat Li heeng kembali, sehabis menemani Xue luan. Ia menyadari Dewi keabadian dan pangeran Chui Xen Ling tidak berada di taman itu lagi. Ia bingung dan berlari kesana-kemari namun, tetap saja tidak menemukan mereka berdua.

"Duh! Ke mana mereka pergi? Apa aku kehilangan momen?" Ujar Li heeng.

Ia memutuskan kembali menuju kediamannya, tetapi di tengah jalan, ia melihat Dewi keabadian tengah merenung di aula gazebo. Li heeng tersenyum lega sembari menghampiri.

"Yayue? Bagaimana? Apa pangeran jatuh hati padamu?" Tanya Li heeng.

Dewi keabadian justru menatap Li heeng dengan sangat dalam, rautnya juga murung seolah mengartikan sesuatu di dalam batinnya.

"Ada apa?" Tanya Li heeng sekali lagi.

"Aku tidak tau, kau sebaik apa, sampai semua orang di istana ini mengagumimu." Jawab Dewi keabadian.

"Apa? ke-kenapa aku?" Li heeng bingung, dan bukannya seluruh penghuni istana membencinya??

"Pangeran meragukan perasaanku, bahkan raut wajahnya seperti main-main denganku. Dan lebih parahnya lagi, dia membandingkan aku denganmu." Keluh Yayue.

Li heeng langsung bangkit dengan tatapan tajamnya. Ia mengepal kuat kedua tangan lantaran emosi mendengar sikap pangeran dari mulut Dewi keabadian langsung.

"Aku akan bicara padanya!!" Li heeng kemudian pergi mencari dimana pangeran Chui Xen Ling berada.

Saat itu, mereka semua berada di aula utama kekaisaran. Di sana juga ada Xue luan dan bebebrapa Mentri. Dengan langkah jenjangnya, Li heeng mendekati pangeran Chui Xen Ling kemudian mencengkram kuat kedua lengannya.

"Aku tau kau orang terhormat!! Namun sikapmu tidak mencerminkan jika kau seorang pemimpin!!" Bentak Li heeng.

Chui Xen Ling terkejut dan bingung, sedangkan Xue luan hanya diam di tahtanya sembari menyangga dagu. Kemarahan Li heeng membuatnya gemas dan tersenyum lucu. Bukannya menegur, Xue luan justru tertarik.

"Mengapa kau marah padaku? Turunkan tanganmu!! Tidak sopan!" Ketus Chui Xen Ling.

"Orang sepertimu tidak pantas mendapatkan rasa hormat!" Balas Li heeng menatap tajam.

"Mengapa bertengkar? Tidak sadarkah kalian jika masih ada aku di sini?" Tegur Xue luan.

"Kaisar? Apa kau tau? Lelaki ini berani sekali membandingkan Dewi keabadian denganku!! Apa yang kau sukai dariku! Aku wanita buruk, untuk apa kau jadikan bahan perbandingan!!" Ketus Li heeng.

Xue luan mengernyitkan dahi, dan tampaknya ia sudah terpancing emosi. Perdebatan dan adu mulut semakin panjang. Xue luan geram lalu turun dari tahtanya.

"Memang kau lebih cantik daripada dia. Aku menyukai gadis sepertimu. Apa aku salah?" Ujar Chui Xen Ling.

Dewi Keabadian meneteskan air mata usai mendengar ucapannya. Kedatangannya secara tiba-tiba, membuat setiap darah terasa kotor, dan hati bagai tersayat. Li heeng menoleh dan terkejut.

"Yayue? Tidak perlu kau dengarkan kata-kata dari lelaki bejat ini!" Ujar Li heeng.

Dewi keabadian menyeka air matanya lalu berjalan mendekat. Li heeng lekas mundur tiga langkah, lalu Dewi keabadian menampar keras pipi pangeran Chui Xen Ling.

PLAK!!

"Astaga!" Gumam Li heeng terkejut.

"Kau pikir aku sangat jelek? Aku sengaja datang jauh-jauh hanya untuk menemuimu. Kalau kau tidak menyukaiku, tidak perlu menolakku sementah ini!!" Rutuk Yayue.

Pangeran Chui Xen Ling hanya terdiam membisu usai mendapat tamparan keras itu. Xue luan menghela napas panjang lantaran masalah bertambah rumit.

"Pangeran? Sebenarnya siapa yang kau sukai? Jangan membuat gaduh di istanaku, cepat berikan jawaban!" Tegas Xue luan.

Lotus PerakWhere stories live. Discover now