#67. Kau Pengkhianat..

42 13 0
                                    

Kediaman kekaisaran disambut oleh matahari yang bersinar terang. Li heeng terbangun dan menyadari Xue luan masih memeluknya dengan erat. Li heeng pun bergerak sedikit dan membalikkan tubuh. Ia menatap raut wajah Xue luan yang terlihat begitu tenang dan lelap. Li heeng ibaratkan candu, serta penawar dari kegundahan hati sang Kaisar. Perlahan kedua mata Xue luan terbuka dan Li heeng terkejut sembari memalingkan wajah.

"Sejak tadi kau menatap wajahku?" Lirih Xue luan tersenyum.

"A-aku hanya menunggu kau menyingkirkan tanganmu, aku harus bangun." Ujar Li heeng.

Xue luan tersenyum lebar dan melepaskan Li heeng. Tentu Li heeng bergegas pergi dari kediaman itu, dan Jinhou yang sedang berjaga di luar, terheran melihatnya.

"Nona Li heeng?" Ucapnya bingung.

Saat tiba di kediaman pribadi, Li heeng menyentuh dada dan merasakan detak jantung yang tak beraturan. Deg-degan yang kian menggetarkan tubuhnya, terasa aneh dan tidak nyaman.

"Li heeng!!" Kejut Bao tiba-tiba datang.

"Ah! Ada apa?!" Jawab Li heeng terkejut.

"Tidak ada, aku hanya datang membawakan sarapan untukmu." Ujar Bao tersenyum.

"Hhhh.. kau menyebalkan! Oh iya? Kau sudah menemukan arti dari ukiran yang pernah kuberikan waktu itu?" Tanya Li heeng.

"Emm.. aku belum bisa menemukan arti dari ukiran itu, tapi aku sedang berusaha, kau tenang saja, secepatnya semua akan terjawab."

"Bao? Maafkan aku, karena terus merepotkanmu."

"Tak masalah, emm.. semalam kau ada di kediaman Kaisar Lu?"

"Hhhh... dia manusia menyebalkan, lama-lama aku bisa gila menghadapinya!"

"Hahaha!! Sabar ya, Li heeng.."

Usai berberes diri, Li heeng keluar dari kediamannya dan tak sengaja ia berpapasan lagi dengan tuan putri Chonzue. Tentu langkah kaki Li heeng terhenti dan lekas menunduk hormat.

"Aku ingin bicara denganmu." Ucap Chonzue kemudian pergi.

Li heeng terheran dan bergegas mengikutinya. Ketika sampai di tempat yang Chonzue maksud, Li heeng berhenti sejenak dan menatap sekeliling.

"Apa yang anda ingin bicarakan denganku?" Tanya Li heeng.

"Sebelum aku tiba di sini, sudah berapa lama kau menjalin hubungan gelap dengan Kaisar?" Ujar Chonzue.

"Maksud anda?" Li heeng bingung.

"Li heeng, itu namamu.. kan? Aku tidak tau jika Kaisar sangat mencintaimu, tapi bolehkah aku bicara? Jika dia lebih dulu menemuiku sebelum akhirnya jatuh hati padamu."

"Apa kau khawatir tujuan hidupmu hancur, tuan putri? Apa kau pikir keberadaanku adalah untuk bersaing denganmu? Tapi aku tidak tertarik soal itu. Kau ingin posisi permaisuri? Maka ambillah, aku tidak menginginkannya."

"Munafik sekali. Siapa yang tidak menginginkan kedudukan itu? jika bukan sebagai tujuan politik, ataupun cinta, pasti ada unsur lain, kan?"

"Ck! Aku tidak sepertimu, karena aku punya alur hidupku sendiri, justru aku akan sangat berterima kasih jika kau mau membantuku agar Kaisar semakin membenciku dan tidak lagi mencintaiku."

"Benarkah? Sangat menarik. Tapi aku tidaklah bodoh dengan membuat skenario agar Kaisar membencimu, karena justru akulah yang akan kau tumbalkan."

"Tuan putri Chonzue, aku tidak akan jadi penghalang untukmu menduduki tahta ratu di istana ini."

"Baiklah.. aku pegang ucapanmu."

Li heeng berjalan seorang diri sembari merenung memikirkan sikap tuan putri Chonzue. Namun, ketenangan itu seketika berubah saat Ling fei datang menghampiri dengan raut wajah panik.

Lotus PerakWhere stories live. Discover now