#32. Rambut Putih?

103 23 2
                                    

Song rekommend : Mo ce 莫测 - 陆虎 Ost. And The Winner is Love. 🎶
.......

Di sebuah jembatan besar yang di padati oleh para penduduk, Anming membawa Li heeng ke sana dan berdiri di pinggir jembatan itu. Anming menunjuk ke arah langit dan mencoba memperlihatkan sepasang bintang yang posisinya saling berdekatan. Li heeng tersenyum sembari menganggukkan kepala.

Tiba-tiba, pandangan Li heeng teralihkan pada seorang pemuda bertopeng yang ia rasa sangat mirip sekali dengan Xulan namun, yang membuat Li heeng terheran, rambut dari pemuda itu berwarna putih. Li heeng terus menatap ke arah pemuda itu kemudian, Feng xi berteriak memanggil mereka berdua. Anming dan Li heeng menolehkan kepala lalu berjalan mendekat ke arah mereka.

"Hahahaha!!!" tawa keras Feng xi membuat Anming dan Li heeng bingung.

"Ada apa Feng xi? kenapa kau tertawa?" ujar Anming.

"Wajahmu Anming, hahaha!! kau habis bermain apa? bagaimana wajahmu bisa seperti itu?" ejek Feng xi tertawa terbahak-bahak.

"Wajahmu terlihat aneh Anming" ujar Fu rong tertawa sembunyi.

"Menurutku tidak aneh dan tidak jelek, kau tau kenapa? karena dia yang menggambarnya dengan tulus untukku" ujar Anming sembari merangkul Li heeng di pelukannya. Li heeng hanya bisa tersenyum dengan raut wajah terpaksa dan malu.

"Wahh.. Li heeng, kau ini benar-benar, puft!!" ucap Wuyao ikut tertawa. Kemudian, mereka berlima kembali jalan-jalan bersama memandangi keramaian dan banyaknya bocah berlarian ke sana kemari.
.

Di tengah asiknya berjalan, Li heeng melihat ada sebuah permen gula ('sugar painting') dan langsung mengajak Fu rong untuk pergi ke sana

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Di tengah asiknya berjalan, Li heeng melihat ada sebuah permen gula ('sugar painting') dan langsung mengajak Fu rong untuk pergi ke sana. Pedagang itu tersenyum melihat Li heeng dan Fu rong menghampirinya.

"Apa yang kalian berdua inginkan nona?" tanya pria tua dengan senyuman ramah.

"Aku ingin permen gula ini" ujar Li heeng.

Setelah itu, mereka berdua pergi begitu saja. Anming, Feng xi dan Wuyao pun bergegas mengikuti kemanapun mereka berdua pergi namun, di tengah jalan, langkah kaki Li heeng terhenti melihat banyaknya kelopak bunga berterbangan dari arah vila tingkat. Di sebuah menara tinggi, beberapa gadis melemparkan begitu banyak kelopak bunga. Semua orang terdiam menatap kelopak bunga tersebut begitu pula Li heeng dan Fu rong.

"Wahh.. indah sekali" ucap Li heeng.

"Kau benar, lampion yang sangat terang dengan keramaian, serta kelopak bunga yang bertebaran, ini indah sekali" ujar Fu rong.

Saat padangan Wuyao ikut terhipnotis dengan keindahan yang ia lihat, tiba-tiba ia menyadari keberadaan Minghao dan memilih menghampirinya.

"Minghao? kamu Minghao kan?" sapa Wuyao.

"Anda? bukankah anda temannya kak Li heeng? di mana kak Li heeng?" tanya Minghao si penjual lukisan yang dulu pernah Li heeng jumpai.

"Lihatlah, dia ada di sana" ujar Wuyao sembari menunjuk ke arah Li heeng dan Minghao tersenyum melihatnya.

Lotus PerakDonde viven las historias. Descúbrelo ahora