Chapter 47. Zoya Vs Oma Lidya

9.5K 1.5K 225
                                    

Selamat malam dan selamat berbuka puasa bagi yang menjalankan 😘

Zoya kembali dengan segala tindak-tanduknya yang memancing orang untuk menghujatnya. Kali ini aku update lebih cepat dari biasanya karena berhubung aku libur hari ini 😭😭😭

Siapa yang kangen nih cerita update kayak dulu?

Aku juga kangen buat update cepat, tapi nggak bisa karena waktunya luangnya jarang banget. 😭

Seperti biasa, sebelum lanjut membaca vote dulu + boom komentar ya! 😉

Kalau ada typo tolong dikoreksi!😘

---------------------------------------------

Sret!

Dibalik pintu lemari kaca yang terbuka, terdapat suara hanger yang digeser kasar. Sang pemilik berdiri memandangi isi lemarinya yang nyaris penuh dengan atasan. Jari lentiknya menyentuh satu persatu hanger seraya menggesernya. Kedua alisnya menyatu, keningnya mengkerut dengan bibir mengerucut, masih bersabar mencari atasan yang sering ia kenakan.

"Nona cari apa?" Seorang pelayan muncul di balik punggung gadis itu, hendak membantunya.

"Kaos oblong favorit Zoy mana?" tanyanya  membanting kasar hanger terakhirnya.

"Kaos oblong?" Nina---pelayan yang khusus membantu Zoya---tampak mengingat-ingat kaos yang dimaksud majikannya itu.

"Kaos pink yang ada gambar monsternya."

Nina tersentak kala mengingatnya. Ia berubah panik, ditatapnya wajah Zoya dengan nyali yang tiba-tiba terjun bebas ke dasar bumi. "It---itu Nona, kemarin Nyonya besar minta sa....."

"Nenek tua itu benar-benar," geram Zoya menyela, giginya bergemelatuk disertai kedua tangan meremas gaunnya yang belum sempat ia ganti.

Zoya melewati Nina sambil menggerutu, langkahnya sengaja dihentak-hentakkan sebagai tanda gadis itu dalam mood kurang baik.

Nina mengikuti Zoya menuruni tangga. Wanita berumur tiga puluh tahunan itu terlihat gelisah, hendak menghadang namun ragu melakukannya. Zoya berjalan cepat, sesekali berlari kecil mencari keberadaan wanita tua yang hobi menguji kesabarannya. Awas saja kalau sampai ketemu, kulit keriputnya bakal dijadikan sasaran empuk untuk dicubit.

"OMA!" teriaknya memcari keberadaan oma Lidya.

Sementara mencari tak sabaran, orang yang dicari kini duduk santai menyilangkan kaki, sebelah tangannya memegang alas cangkir, sebelahnya lagi memegang cangkir berisi teh hijau.

Wajah keriputnya terlihat santai menikmati tehnya begitu anggun, suara air mancur kolam renang terdengar menggelitik telinga, menggodanya untuk tersenyum, aroma teh yang manis dan terasa gurih di lidah membuatnya rileks, lalu suara anak dan suaminya terdengar membicarakan seputar bisnis, Lidya duduk seperti sosialita menyaksikan dengan senyum tertahan.

"Oma!"

Uhuk!

Suara teriakan dari kejauhan tiba-tiba membuatnya tersedak. Wajahnya memerah disebabkan tehnya salah jalan, harusnya masuk ke tenggorokan malah masuk ke lubung hidungnya.

"Ibu." Aldrik pindah ke samping ibunya, lalu mengelus punggungnya dengan khawatir.

"Buat ulah apa lagi kamu?" lontar Arseno menatap istrinya menyelidik. Aldrik menatap ibunya juga dengan tatapan bertanya.

ZORION (Tamat)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ