Chapter 09. Buta Arah

13.4K 1.8K 252
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Zoya comeback, emot buat si gadis sholehah dong?

Yang nungguin siapa? Kuy acungkan tangan? Btw, alasan kalian nungguin Zoya update apa?

Sebelum baca kuy vote dan koment sebagai salam pembuka kekekeke dan tentunya kasih koment sebanyak-banyaknya sebelum update jumat nanti, oke 😘

*

*


*


*

Happy Reading....

Instagram : unianhar

Nyaris selangkah pak Arif keluar dari kelas, Zoya sudah berdiri dari kursinya, berjalan ke belakang melewati meja Jason dan Arsyad. Dari belakang ia maju ke depan dan berdiri tepat di samping meja kedua sahabatnya, dengan posisi membelakangi mereka.

Posisinya membelakangi mereka dan itu berarti Zoya sedang tidak berurusan dengan mereka. Fokus gadis itu tertuju pada siswa pindahan yang duduk anteng di kursinya, Zoya pernah melihatnya tapi di mana?

Sadar akan kehadiran seseorang, Rio mendongak membalas tatapan Zoya yang tampak mengorek-ngorek ingatannya. Zoya fokus mengingatnya sampai tidak menyadari kalau Rio menatapnya datar.

"Zoy, lo mau ngajak dia kenalan?" tanya Arsyad tepat di belakangnya. Jason dan Orion kini mengamati Zoya.

Zoya menoleh dengan pandangan biasa. Menggeleng tidak membenarkan. Zoya tidak ingin kenalan dengan siapapun nanti temannya banyak. Untung kalau temannya baik, kalau jahat Zoya malah buntung.

"Nanti Kak Ori cemburu," dalihnya melirik Orion.

Orion naikkan sebelah alis. Sejak kapan dirinya cemburu? Selama pacaran yang cemburuan kan Zoya bukan dirinya.

"Kalau mau kenalan nggak apa-apa. Aku nggak ngelarang kamu."

Zoya menggeleng keras. "Aku mau jaga hati Kak Ori."

Alasan kenapa Orion tidak pernah cemburu karena ini. Zoya yang selalu menolak diajak kenalan atau mengajak kenalan  membuatnya tenang. Tidak sekalipun terbersit di pikirannya Zoya akan diambil oleh orang lain.

Zoya kembali menoleh pada Rio dengan wajah penasaran. "Kita pernah ketemu sebelumnya, nggak?"

Samar-sama Rio mendengkus mendengar pertanyaan bodoh itu. Dia masih muda tapi ingatannya kayak nenek-nenek 90 tahun-an. Bahkan neneknya saja di rumah masih ingat di mana ia meletakkan gigi palsunya setelah seminggu tidak memakainya. Sedangkan gadis di depannya, belum 3 jam bertemu dia sudah melupakannya. Melupakan semuanya di saat ia telah mengerjainya.

ZORION (Tamat)Where stories live. Discover now