Chapter 28. Bernostalgia

9.3K 1.5K 350
                                    

Emot buat Zoya?

Sebelum lanjut membaca beri vote dan komentarnya....

***

Instagram : unianhar

Ruang makan keluarga Bratama terasa hangat dengan adanya obrolan ringan dari dua pasangan orangtua di sana. Bernostalgia dengan masa lalu menyita perhatian kedua anak mereka yang ikut mendengarkan. Ikut tertawa dan tersenyum membayangkan masa muda orangtua mereka yang terdengar indah.

Hampir setengah jam mereka duduk di sana, makanan di meja masih utuh sebab mereka lebih banyak mengobrol dibanding makan. Mungkin pertemuan mereka terakhir kali tidak cukup mengenang masa muda mereka. Tawa kembali terdengar untuk kesekian kalinya.

"Jadi Bunda jadian sama Ayah karena Om?" tanya Orion tak percaya lalu memandang sahabat bundanya.

"Iya, Ayahmu nggak pernah ngomong sama kamu?" Paruh baya itu bertanya balik. Orion menggeleng.

"Itu karena kamu yang nggak nanya sama Ayah." Ardinand berkelit menatap putranya geli. Orion mengerling abai, lagipula ia tidak terlalu penasaran dengan masa lalu mereka. 

Mereka larut dalam obrolan sampai melupakan kehadiran gadis yang sejak tadi menahan diri untuk tidak meninggalkan meja makan. Ia bosan mendengar nostalgia mereka dan ia juga bosan melihat mereka tertawa sejak tadi, apalagi Orion masuk ke dalam pembicaraan mereka sesekali Felli juga menimpali. Membuatnya tidak nyaman. Baru kali ini ia merasa tidak nyaman berada di rumah itu.

Daripada hanya diam mendengarkan mereka, maka ia memutuskan menikmati semua jenis makanan di meja. Mulutnya terlihat penuh mengunyah makanannya, tangannya mengaduk piring yang nyaris penuh sedangkan matanya masih mengedar mencari makanan apa yang akan ia makan setelah ini. Walau perutnya sudah penuh sejak tadi tak membuatnya berhenti.

Ia meraih satu potong paha ayam goreng dan hendak menggigitnya kala perutnya nyeri dan sakit. Zoya meletakkan paha ayam itu di piring lalu memegang perutnya yang membesar dan padat. Zoya meringis, bahkan tubuhnya susah bergerak. Sebelum ia mati karena makan terlalu banyak Zoya memutuskan untuk berhenti.

Zoya hendak meraih air putih di depannya kala melihat tangan Orion dan Felli bersentuhan ketika ingin mengambil lauk di atas meja. Keduanya sontak menjauhkan tangan sebelum Orion mendorong piring berisi lauk ke arah Felli, meminta gadis itu lebih dulu mengambilnya. Felli tersenyum sambil berterima kasih.

Mata bulat Zoya masih memandang mereka bergantian dengan sorot tak terbaca. Sakit di perutnya ia abaikan sesaat sebelum menarik pandangannya ke arah gelas di mana tangannya berada. Fokusnya pada air putih di dalam sana hingga tidak menyadari wajahnya berubah muram. Perlahan dadanya terasa perih, menyatu dengan sakit perutnya hingga membuat Zoya membekap mulut karena mual.

"Zoy, kamu kenapa?" Orion menyentuh bahu Zoya.

Alih-alih merespons Zoya malah berdiri mendorong kursinya ke belakang hingga menimbulkan decitan. Semua orang beralih menatapnya. Zoya berlari melewati cuty yang mengejarnya mencari kamar mandi seraya menutup mulut menahan untuk tidak muntah.

Baru saja berlutut di depan closet Zoya sudah muntah, mengeluarkan semua makanan yang ia paksa masuk ke dalam perutnya dengan kedua tangan meremas perut. Tanpa sadar setetes air matanya keluar menyesali tindakannya. Harusnya ia bicara langsung kalau dirinya terganggu pada mereka, bukan malah makan seperti orang rakus. Zoya tipekal orang yang makannya sedikit karena memiliki sistem pencernaan kurang lancar.

Napas menderuh, keringat dingin menyerang, membuat tubuhnya lemas seperti tak memiliki kerangka tubuh. Zoya ngelengsot di lantai kamar mandi seraya menutup mata membiarkan bulu-bulu halus cuty menyentuh lututnya.

ZORION (Tamat)Where stories live. Discover now