Chapter 20. Ice Cream-nya Jatuh

7.5K 1.4K 169
                                    

Zoya kembali ✋ emotnya, dong?
Sebelum lanjut membaca kuy beri vote dan komentarnya....

***

Instagram : unianhar

"Oke, hari ini sampai di sini. Sampai jumpa minggu depan." Pak Gunawan---guru olahraga kelas XII kini berbalik meninggalkan anak didiknya yang membubarkan diri dari barisan menuju kantin, membeli minuman setelah dua jam mengikuti jam olahraga.

Zoya menyeka keringatnya seraya berjalan diantara Arsyad dan Jason yang merogoh celana olahraga hitamnya mencari uang, di depan mereka ada Orion menuntun mereka ke kantin. Zoya duduk di meja dekat pintu, meletakkan kepalanya di meja dengan mimik kelelahan. Berlari mengelilingi lapangan sangat melelahkan. Itu mengelilingi lapangan belum berlari dari kenyataan.

Sekaleng minuman dingin menempel pada wajah Zoya. Tanpa mengubah posisi duduknya ia melirik Orion yang ikut duduk di sampingnya, masih menempelkan minuman di pipi Zoya.

"Nggak ada ice cream?" Zoya maunya ice cream bukan minuman isotonik.

"Abis olahraga enaknya minum berisotonik buat mengembalikan ion-ion tu---"

"Bentar lagi Orion bakal jadi duta pocari Swe*t," cetus Jason dibenarkan oleh Arsyad.

"Bakal duet dia sama JKT48," timpal Arsyad mengejek.

Tidak ingin menanggapi keduanya, Orion memilih membuka tutup kalengnya lalu diberikan pada Zoya yang terlihat tidak ikhlas menerimanya. Baru meneguk beberapa kali Zoya menjauhkan kaleng itu dengan wajah tak suka.

"Mau ice cream." Zoya menoleh pada Orion.

"Abisin dulu baru aku beliin!" Orion melirik kaleng minuman yang dimaksud.

Zoya mengerucutkan bibir melihat Arsyad dan Jason bergantian. Zoya harap radarnya bisa ditangkap. Jason berdiri, Zoya kira Jason mau membelikannya ice cream tapi ternyata cowok itu memesan pentol, ketika Zoya hendak menatap Arsyad, kakak tirinya itu ternyata mengabaikannya karena kehadiran Erlan.

Mengenai hukumannya dua hari yang lalu, Erlan sudah meminta maaf padanya. Katanya ia terdesak maka dari itu dia jujur pada Kepala Sekolah. Karena Zoya baik hati dan sholehah tentunya ia harus memaafkan, ya meski semuanya berawal dari Zoya sendiri.

Sementara Zoya kembali merebahkan kepalanya di meja, bel istirahat berbunyi, siswa-siswi Atlanta mulai bermunculan di kantin. Suara bising yang mengisi kantin membuat Zoya menegakkan duduknya bersandar pada bahu Orion.

"Mau bakso?" tawar Orion.

Zoya menggeleng.

"Pentol?"

Lagi-lagi Zoya menggeleng.

"Ice cream aj---"

"Oke." Zoya menarik kepalanya dari bahu Orion dengan senyum seumringah.

"Tunggu di sini kalau gitu!" ucap Orion berdiri meninggalkan meja.

Zoya mengangguk patuh melihat kepergian Orion. Rasa lelahnya tiba-tiba menguap entah ke mana. Membayangkan lidahnya mencicipi ice cream strawberry lembut dan manis membuatnya bersemangat. Seperti ada puluhan macam kembang api meletus di sekitarnya.

"Gue tunggu nanti." Erlan menepuk bahu Arsyad setelah menyusun rencana buat nanti malam.

"Kalau ada informasi bakal gue infoin," sahut Arsyad.

"Sip. Gue cabut, Zoy duluan, ya." Erlan menaikkan tangannya pamit. Zoya mengangguk tanpa menghilangkan senyumnya. Erlan merasa horor lalu buru-buru menghilang dari sana.

ZORION (Tamat)Where stories live. Discover now