Chapter 11. Semut Nakal

10K 1.6K 165
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Emot buat Zoya???

Jangan lupa beri vote, komentar dan share ke teman-teman kalian ya 🤣🤣🤣

*

*

*

*

*

Instagram : unianhar

Setelah meminta abangnya pulang lebih dulu, Zoya bergabung makan malam bersama keluarga Orion dan kerabat mereka. Tidak ada yang spesial, hanya ada pembicaraan tentang kegiatan mereka selama 10 tahun tidak bertemu. Selesai makan malam, Zoya pulang diantar Orion. Untungnya lelaki itu mengendarai mobil sendiri ke restoran.

Zoya merubah posisinya menyamping, menghadap Orion sepenuhnya, kedua tangannya terlipat di dada dengan mata memicing. "Kak Ori, kenapa nggak bilang kalau ada acara sama kerabat Bunda? Kenapa Zoya nggak diajak? Terus maksud Bunda tadi apa?" cecar Zoya tidak bisa lagi memendam keiingintahuannya.

"Kalau pun aku ngomong nggak ngaruh juga sama kamu. Bukannya aku nggak mau ngajak tapi kamu kan udah bilang nggak bisa ke mana-mana kalau di Andaras, jadi aku ngomong aja sama Bunda kalau kamu nggak bisa ikut kita," jelas Orion memfokuskan pandangannya ke depan, tidak melihat wajah tertekuk Zoya.

"Tapi tetap aja Kakak harusnya nanya dulu, kan bisa Zoya pertimbangin." Zoya kembali merubah posisinya lurus, tanpa melepaskan lipatan tangannya.

"Kamu marah?" tanya Orion melirik Zoya sekilas.

"Iya," sahutnya.

Alih-alih membujuk atau menjelaskan semuanya, Orion malah abai, Zoya merenggut menaikkan posisi duduknya sebelum menoleh sinis pada Orion.

"Nggak mau ngebujuk gitu?" tanyanya.

"Keluarin aja semuanya, nanti aku bujuk," balasnya membuat Zoya mendengkus. Memalingkan wajah ke samping.

Sebenarnya Zoya tidak marah, hanya saja ia ingin dimanja sama Orion tetapi cowok itu malah abai padanya. Apa jangan-jangan ia tau kalau Zoya tidak marah sungguhan? Zoya melirik sekilas, bisa jadi. Kalau Zoya marah tidak mungkin ia setenang itu.

Zoya membuka kaca mobil sepenuhnya, menoleh keluar melihat motor sport merah berhenti bersamaan dengan mobil yang ia tumpangi ikut berhenti karena lampu merah.

Kepala serta wajah sang empunya dilapisi helm full face, badannya dibalut jaket kulit hitam sengaja dibiarkan terbuka memperlihatkan kaos putih-nya, celana jeans membungkus paha berototnya, sepatu boots melekat di kakinya, dan jangan lupa tangannya dibungkus dengan sarung tangan kulit, sesekali menarik gas motornya seraya menatap lampu lalu lintas di depan mereka.

ZORION (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang