21

423 45 0
                                    

Harry's POV, Melbourne

Aku tidak bisa tidur.

Karena kejadian tadi tentu saja. I can't believe I finally said it. Aku lega, tapi juga bingung. Ia tidak memberiku jawaban apa - apa. Seperti cerita - cerita anak sekolah, aku adalah seseorang yang menyukai sahabatku sejak lama tanpa pernah mengungkapkannya. Ya, se-klise itu. Alasan mengapa aku tidak berani mengungkapkannya pun juga sangat tipikal. Kau tahu lah, kalau sudah terlanjur menjadi sahabat akan susah apabila kau menyukainya. Kalau aku mengatakannya, kita tidak akan sama lagi. Pasti akan ada saat - saat yang caggung dan membuat tidak nyaman. Problematika sahabat jadi cinta. Klise. Tapi sayangnya hal itu terjadi padaku.

Kling.

Sam! Aku segera menyambar handphoneku di nakas.

Oh, bukan Sam.

"Bisakah kita bicara sebentar Harry? Kami di depan pintumu." Tulis pesan itu. Ternyata hanya orang Modest. Apalagi kali ini? Aku memutar bola mata sebelum memakai bajuku dan keluar.

"Hi," sapaku kecil. Untuk apa malam - malam mereka memanggilku. Bukankah seharusnya mereka tidak mengganggu kami? Ini kan waktu istirahat.

"Malam, Harry. Maaf mengganggumu," kata David. Daphne mengangguk, sedikit terlalu keras menurutku, karena rambut pirangnya terlihat memantul seperti saat kau menekan per dan melepaskannya.

"Jadi adakah hal penting yang harus kubicarakan dengan kalian?"

Mereka saling menatap sejenak. Dari gerakan matanya, aku tau mereka sedang berdebat bisu untuk menentukan siapa yang akan bicara terlebih dahulu. "Begini," kata David akhirnya. "Tentang yang kita bicarakan siang tadi,"

Aku mendengus, mendongakkan kepalaku dengan malas,"Tentang Sam?" tanyaku.

"Ya. Berita itu semakin meluas. Dan kau tahu apa artinya?"

"Artinya, ini masalah." Jawabku. Tentu saja, bisakah kau pikirkan perasaannya? Ia pasti tertekan. "Lihatlah media, mereka membicarakan kami tanpa henti."

"Itulah inti dari pembicaraan kita saat ini, Harry. Kita bisa mengatasinya kalau kita bekerja sama, Harry." Kata Daphne.

"Bekerja sama?" aku mengernyit. "Maaf, aku tidak mengerti maksudmu."

"Selama ini kau dikabarkan menjalin hubungan dengan orang terkenal. Model Victoria's Secret, presenter wanita, penyanyi country Amerika itu, model muda dari keluarga terkenal itu..."

"Karena kalian menyuruhku-"

"Kau akan mengejutkan publik dengan menjalin hubungan dengan orang biasa, dan itu-"

"Stop," potongku. "Maksudmu... menjadikan Sam sebagai public stunt?" suaraku meninggi.

Mereka berdua mengangguk.

"Benar, jadi-"

"Tidak. Tidak akan. Kurasa pembicaraan kita selesai. Aku lelah, trims." Aku hampir masuk ke kamarku sebelum David menahan bahuku.

"Ini peluang, Harry,"

"Peluang?" ulangku.

"Kau adalah sorotan. Dengan berita menggemparkan ini, namamu dan bandmu akan terangkat.

Berkat isu kedekatanmu dengan Samantha, media akan memperhatikan kalian dan kita akan menjadi perbincangan hangat. Kita harus membesarkan berita ini," Kata Daphne.

God. Apalagi yang mereka inginkan? Kurasa nama besar kami sudah cukup, semestinya kami tidak perlu melakukan hal murahan semacam ini lagi. Apalagi mengorbankan orang lain, kalau aku disuruh berpura - pura menjadi pacar artis lain bukanlah hal yang sulit untukku. "Pacar artis"ku itu sudah pasti akan mengerti atas 'pekerjaan' ini. Tapi Sam? Ia orang biasa, ia tidak mengerti sandiwara di balik dunia entertainment yang penuh lampu sorot ini.

"Jadi kalian menyuruhku melakukan hal seperti biasanya?" tanyaku. Mereka sudah gila.

"Tepat. Kau sudah melakukannya dengan baik sejauh ini." Kata David. Aku hampir berteriak di depan wajah mereka, aku marah. Aku tidak melakukannya untuk media!

Daphne terlihat mengangguk setuju, "Ya, kau berhasil membuat media tertarik, sampai saat ini media masih membicarakan kalian. Kau bisa membuat berita ini lebih besar lagi, terus dekati Sam. Kita bisa memafaatkannya untuk-"

Brak.

Ia berada di sana memandang lurus ke arahku. "Sam?" Lalu ia mulai menangis dan berlari. "Sam!"

"Harry kita belum selesai. Ini peluangmu-"

"Kubilang tidak!" Bentakku. "Jangan gadis ini! Kita sudah selesai!" Aku berlari menyusulnya.

--

"Saat itu Harry sudah pergi dari kamar dan kumatikan rekamannya."

to be continued

The Sign // H. S. [deleted soon]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt