1

1K 84 7
                                    

London, three years later

"England! Long time no see!" Teriakku setelah berhasil menapakkan kakiku di ruang kedatangan internasional Heathrow Airport. Mum mendesis dengan telunjuk menempel di bibirnya mengisyaratkan aku untuk tidak berteriak.

"Sam, kau sembilan belas tahun, jangan seperti anak kecil," protes mum.

Aku segera menutup mulutku sambil sedikit menahan tertawa. "Sorry, mum," kataku.

Mum tertawa. "Kau ini, sudah menjadi putri asrama masih saja seperti anak - anak." Aku hanya tersenyum dan sedikit blushing. "Bagaimana? Kau senang di asrama?"

"Ya! Aku senang sekali. Aku benar - benar hidup teratur dan sehat. Tapi aku lebih senang di sini sekarang. Aku sudah lulus, aku bisa bertemu mum dan dad lagi. Dan... selamat tinggal asrama, sekarang aku bisa memakai handphone lagi, sampai di rumah aku akan menonton televisi hingga malam hari!" kataku semangat.

"Aku bangga padamu, Sam." Katanya sambil mengelus rambutku. Aku mengikuti mum sambil menyeret koper besar cokelat berisi pakaianku. Kami berjalan beberapa meter hingga terdengar suara perempuan - perempuan berteriak dengan sangat histeris. Mereka berdiri berdesakan satu sama lain dan berlomba - lomba untuk mendapat posisi di barisan paling depan. Nampaknya mereka tidak peduli dengan peringatan security yang menghalangi mereka. "Mum, ada apa disini? Kenapa ramai sekali?"

"Aku tidak tahu, Sam. Mungkin sang ratu," jawabnya. Tapi... memangnya kenapa ratu akan diteriaki ratusan remaja perempuan seperti ini? Aku mengerutkan dahi karena bingung dan tak mengerti apa yang terjadi disini. Aku dan mum memilih untuk duduk dan memesan minuman di kafetaria sejenak karena jalan menuju pintu keluar sangat ramai oleh perempuan - perempuan histeris itu. Karena terlalu lama menunggu, aku yang sedari tadi banyak minum akhirnya merasakan panggilan alam.

Aku memutuskan pergi ke toilet. Setelah selesai, aku berkaca sebentar. "What's going on here?" Tanyaku pada salah seorang petugas toilet airport.

"One Direction telah mendarat dari Glasgow untuk konser di Royal Albert Hall besok malam," kata petugas itu.

Aku hanya menautkan alisku. "One Direction?" tanyaku heran.

"Ya. Kau tidak tahu?" tanya petugas itu sambil mendelik ke arahku. Aku hanya menggeleng. Kemudian petugas itu tertawa. "Aku pikir semua perempuan muda di dunia ini mengenal One Direction."

"Well, aku tinggal di asrama tiga tahun terakhir. Aku tidak mengerti band - band baru." Jawabku.

"Ya, mereka memang musisi baru. Mereka lulusan X - Factor season 7. Mereka sangat terkenal." Jelas petugas itu.

"What year was it?" tanyaku lagi. Bahkan aku lupa tahun ini X Factor ke berapa.

"2010." jawab petugas itu. X - Factor 2010? Ngomong - ngomong aku jadi teringat Harry. Bagaimana audisinya waktu itu? Apakah ia lolos? Atau jangan - jangan Harry kenal dengan One Direction? Aku jadi tak sabar untuk menuju Cheshire dan bertemu dengannya. Ia pasti punya banyak cerita.

"Nona? Nona?"

"Oh, um, sorry." Kataku ketika petugas itu melihatku melamun. "Aku permisi dulu, terima kasih." Kataku sambil meninggalkan toilet. Begitu aku keluar di toilet, teriakan perempuan - perempuan histeris itu makin kencang. Mereka pun makin berdesak - desakan. Nampaknya One Direction yang dimaksud sudah datang. Benar - benar ramai, aku jadi teringat film The Beatles yang berjudul Hard Day's Night dimana keempat personil The Beatles berlari - lari dikejar ratusan perempuan. Yah, film yang dulu kutonton bersama Harry sebelum keberangkatanku ke Indonesia. Dan sekarang aku melihat peristiwa seperti itu dengan mata kepalaku sendiri.

Aku berjalan menghampiri stan penjual nomor seluler di ujung. Nomorku yang dulu mungkin sudah tidak bisa digunakan lagi karena sudah tiga tahun tak terpakai. Aku mengeluarkan notes kecilku dari saku dan kubuka halaman terakhir. Well, the sign. Aku harap Harry masih mengingatnya.

Aku segera menuju kafetaria dan menemui mum. Ternyata dad sudah ada disana. "Samantha!" seru dad setelah melihatku dan aku segera memeluknya. "Apa kabar putriku?"

"Sangat baik dad. Apalagi setelah bertemu denganmu." Dad tertawa, mum tersenyum.

"Perempuan - perempuan histeris itu sudah tidak disini. Kita bisa pergi sekarang." Kata mum kemudian. Aku dan dad mengangguk dan kami segera menuju parking lot. Dad memacu mobil dengan kecepatan sedang. Aku jadi tidak sabar untuk sampai di Holmes Chapel. Aku rindu sekali dengan tempat itu. Kami berada di mobil selama sekitar dua puluh menit hingga mobil kami berhenti di sebuah gedung apartment yang cukup elite.

"Here we go. Ayo kita turun," kata dad. Aku mengerutkan dahi.

"Dad?" aku heran melihat dad yang turun dan mengangkat koper - koperku dari bagasi. "Kapan kita ke Cheshire?" tanyaku.

"Oh iya, aku lupa memberitahumu Sam. Mulai sekarang kau tinggal bersama kakakmu disini, di London. Jadi kita tidak akan ke Cheshire."

What?! Aku akan tinggal di London? Ok, ini memang menyenangkan. Tapi aku benar - benar ingin ke Cheshire saat ini. Aku ingin tahu keadaan Harry. Aku sudah lama sekali tidak bertemu dengannya. "Oh, begitu." Aku hanya bisa menuruti mereka berdua. Aku kecewa karena aku tidak bisa bertemu Harry dalam waktu singkat. Ya Tuhan aku benar - benar merindukannya.

***

­­­

Aku duduk di sofa merah di ruang tengah yang didesain mum sendiri dengan tata ruangan yang rapi dan minimalis. Setelah mandi dan mengganti pakaian dengan baby doll biru mudaku, aku menyalakan televisi seperti yang telah kurencanakan semenjak turun dari pesawat siang tadi.

"We have heard four songs from the top five. I bet you've guessed the winner of the chart this week..." Host acara TV tersebut membuka segmen yang entah ke berapa. "And now, we're gonna hear a song from One Direction, the phenomenal boyband of the kingdom..." One Direction? Aku yang tadinya hendak mengganti channel mengurungkan niatku karena aku penasaran dengan One Direction. Memangnya sekeren apa mereka sampai - sampai fansnya rela menunggu dan berdesak - desakan di bandara melawan sekuriti seperti tadi siang. "...with their hit single "Kiss You". Here we go, One Direction." Aku melihat layar televisi menampilkan count down.

5...4...3...2....

Oh I just wanna take you anywhere that you like

We can go out anyday anynight

Baby I'll take you there, take you there

Baby I'll take you there. Yeah

Seorang pria berambut gelap memulai bait awal lagu sambil bergaya memacu motor besar. Lagu ini lumayan juga, not bad. Tak heran penggemarnya bisa histeris seperti itu. Hingga seorang personil lain muncul menyanyikan bait kedua...

'Oh tell me, tell me, tell me how to turn your love on...'

Saat itu juga aku merasa sesak nafas mendadak...

-------------------------------------------------------------------

To be continued x

Hey fellas! this is my new fanfic of harry styles. This is the very beginning of the story. 

yang penasaran sama Hard Day's Night, potongan film nya ada di mulmed yaa. tonton aja deh, keren loh :3

Please bantu promote yaaa.

Leave vote / comment below, BEING SILENT READER ISN'T COOL

it means a lot xx

The Sign // H. S. [deleted soon]Onde histórias criam vida. Descubra agora