5

903 81 4
                                    

Aku terbangun dengan cahaya matahari yang terang seolah menggelitik pipiku. Waktu menunjukkan pukul sembilan. Aku bangkit dari kasurku untuk berkaca sebentar dan menyisir rambutku yang benar - benar berantakan kalau bangun pagi.

"Sam! Wake up!" Aku mendengar Foster berteriak membangunkanku sambil menggedor - gedor pintu.

"Ada apa Foster?"

"Ini sudah hampir siang, mau sampai kapan kau tidur?" Aku tidak menjawab, yang kulakukan hanya membukakan pintu dan memasang wajah cemberut. "I'm awake."

"I made you breakfast." Katanya.

"Kau? Memasak?" kataku sambil tertawa jahil.

"Sebenarnya... aku memesan Burger King. Sudahlah, ayo makan."

"Hahaha. Good chef."

Aku menuju ruang tengah untuk sarapan bersama Foster. Ini untuk pertama kalinya aku menonton TV dengan Foster lagi semenjak aku kembali ke Inggris seminggu yang lalu. Sekarang ia terlihat berbicara dengan seseorang di telepon. "Ya, aku sudah membuat desainnya, thanks Cole. Alright. Bye."

Aku mengangkat alis untuk mengisyaratkan aku sedang bertanya.

"What?" katanya tidak mengerti. "Oh, I see. It's Cole."

"Cole siapa?" katanya.

"My business partner." Jawabnya. Pandangannya kali ini menuju ke arahku yang sedang menyesap kopi pagiku. "Well, Sam. Aku sudah lama tidak melihatmu minum kopi seperti ini. Pasti di sana tidak ada menu kopi."

Aku tertawa. "Yeah.. Right. Tapi aku beruntung karena berkat itu aku sudah tidak kecanduan kopi. It.. it was hard at first. Aku selalu pusing, tapi syukurlah semua bisa diatasi," kataku.

"You've been missing it, right?"

"Missing what?"

"Coffee."

"Yeah! Coffees.... and a lot of things here."

"Lot of things?"

"Ya. Banyak sekali yang kurindukan, Holmes Chapel, Middle School, the park, the sidewalk. And people." Kataku.

"Me?" canda Foster.

"Of course! You, mum, dad, Aunt Frey," kataku sambil menghela nafas berat. "And Vic." Tambahku. Aku melihat ke arah Foster. Ia nampak tersenyum kecut. "What Foster?" tanyaku heran.

"Victoria and I broke up." Katanya pelan sambil terus mengunyah burgernya. Ia masih sempat tersenyum.

Aku hampir tersedak kopi saat ia mengatakan itu. Aku terbatuk. "Um.. Why?"

"There's some issues between us." Katanya. "And she moved to Melbourne five months after we broke up."

What? "Sorry... Foster." Kataku menyesal.

"It's alright." Katanya sambil tertawa. Lalu ia kembali mengeluarkan nafas panjang.

"Heeey it's okay.... You'll find so many pretty girls here. This is London man! Smile buddy!" Seruku sambil memukul pelan bahunya. Ia masih tersenyum tapi dari matanya ia terlihat sedih. "Well... it's hard to forget such a charming and nice girl like Vic but... Believe me you can." Kataku sambil menepuk pundaknya.

"Thanks Sam, chill," katanya sambil menggigit burgernya lagi.

Di tengah sarapan kami, tayangan TV telah berganti acara entertainment.

"Following their succesfull second album, Take Me Home, our biggest boyband One Direction's new album Midnight Memories will be released..."

The Sign // H. S. [deleted soon]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora