4

909 82 4
                                    

"Jadi kalian One Direction?"

"Ya. Dan aku merasa beruntung tidak semua wanita di kerajaan ini mengenal kami." Ujar Louis.

"Well, bahkan aku baru mengenal nama kalian beberapa hari yang lalu." Jawabku. Kami semua tertawa.

"Ngomong - ngomong... Kalian saling kenal?" tanya Zayn pada Harry. Ia hanya mengangguk.

Perjalanan selama beberapa menit di mobil berlangsung hangat. Aku mulai bisa berbaur dengan mereka, well mereka memang orang - orang yang menyenangkan. Kalian pasti iri setengah mati karena aku sedang berbincang dengan idola - idola kalian, berada dalam satu mobil dengan mereka, bahkan salah satu anggotanya adalah sahabatku sejak kecil.

"Ngomong - ngomong, kalian tidak lapar?" Pertanyaan Niall keluar dari pembicaraan, membuat seisi mobil hening tiba - tiba.

"Come on, Niall. Kau terlambat karena membeli makanan sebelum interview tadi." Celetuk Harry.

"Ya Tuhan, aku lupa menceritakan hal ini kepada kalian. Kau lihat baju Sam yang terkena saus itu?" katanya sambil menunjuk bajuku. Semua melihat ke arah sana, awkward. "Itu semua gara - gara aku. Makanan yang kubeli tadi jatuh, kau melihatnya kan Zayn?" Zayn hanya mengangguk mengerti, "Well, aku tidak jadi makan tadi pagi."

"Menakjubkan, benar - benar kebetulan yang luar biasa," kata Harry.

"Baiklah kalau begitu. Where are we going now?" Liam bertanya.

"Nando's?" Saran Louis.

"Come on, Nando's again? Aku bosan makan ayam. Kenapa kita tidak ke restoran Jepang atau makan masakan China?" kata Liam.

"Baiklah, kita ke restoran Jepang. Kita makan sushi." Niall memutuskan. "Sushi Hiroba restaurant," ujar Niall pada Josh. Josh mengacungkan jempolnya.

"W..wait." potongku. "Bagaimana kalau kalian mengantarku pulang dahulu? Well, you see..." Kataku sambil memandang bajuku yang terkena bercak saus dan bumbu.

"Kau bisa ikut Sam, itu sama sekali bukan masalah. Pakailah ini dulu." Niall menyerahkan hoodie yang tadi digunakan Harry untuk menutup wajahnya ketika tidur. "Tidak papa kan, Harry?" Ia hanya mengangguk.

"Well, aku tidak mau merepotkan kalian," kataku.

"Santailah sedikit, Sam." Kata Harry sambil mengangkat alisnya sembari melingkarkan lengannya di leherku. Oh crap! Bau tubuhnya yang maskulin membuatku mabuk. Ditambah senyumnya yang.... argghhh! Kenapa aku jadi seperti ini?! Sam! Ini Harry! Hanya Harry!!!

"I'm not sure..."

"Come on Sam.." pinta Zayn. Yang lain ikut meyakinkanku. Baiklah, lima lawan satu-Josh sih nurut aja-jadi aku kalah dan ikut mereka.

Sesampainya di Sushi Hiroba, mereka berenam memilih meja paling ujung. Aku dengan canggung mengikuti mereka, yang baru kukenal satu jam lalu. Hebat sekali kau Sam, sekarang kau semeja dengan para superstar keren ini. Mereka mengobrol seputar tour mereka ke negara - negara di Amerika dan Eropa, sedangkan aku hanya mendengarkan, aku tidak tahu apa - apa.

"Kenapa makanannya belum datang juga? Aku bisa lemas kelaparan." Celetuk Niall.

"Sabarlah sedikit, buddy." Kata Zayn sambil menepuk punggung Niall. Niall mengangkat bahu lalu mengeluarkan handphone dari sakunya.

"Hey, wajahmu terlihat sedih kalau sedang lapar." Goda Harry.

"Hey, mengapa kita tidak berfoto seperti biasa?" celetuk Louis.

"Kenapa kau baru mengingatkan sekarang?" Kata Liam kemudian menyambar handphone Louis. "Sam, kau tidak ikut?" ia bertanya. What? Mereka mengajakku foto bareng.

The Sign // H. S. [deleted soon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang