; twenty seven ;

1.7K 287 56
                                    


hi, enjoy! 💚




Rasa penasaran Doyoung akhirnya terbayarkan. Berkat pertemuan tanpa sengaja dengan Woojin di dalam lift, Doyoung mengetahui kemana mantan kekasih bohongannya itu akan pergi.

"Bagaimana perasaanmu akan ditinggal Jaehyun?" tanya Woojin sesaat setelah melirik Doyoung. Doyoung yang baru beberapa detik yang lalu memasuki lift hendak turun ke lantai dasar untuk makan siang, mengernyit bingung.

"Ditinggal?" bukannya menjawab, Doyoung malah balik bertanya.

Kening Woojin lah yang sekarang mengerut. Butuh setengah menit lamanya, hingga akhirnya lelaki dua anak itu melebarkan matanya dan menanggapi pertanyaan Doyoung dengan cukup heboh. "Jaehyun belum memberitahumu?"

Doyoung menggeleng. Tepat saat itu pintu lift terbuka. Bersama-sama keduanya meninggalkan lift, berjalan menuju kantin kantor diikuti beberapa karyawan lain. "Memangnya Jaehyun akan pergi kemana?" Doyoung bertanya kembali.

"Gwangju. Mengurus proyek disana selama tiga bulan." Jawab Woojin. Tidak menunggu reaksi Doyoung terlebih dulu, lelaki itu memesan jjampong untuk makan siangnya. Ia juga tidak lupa menawari Doyoung, yang dibalas anggukan segera olehnya.

Doyoung memang sedang malas berpikir mengenai menu yang harus dia pesan. Kabar penugasan Jaehyun ke Gwangju sudah membuat nafsu makannya menguap. Jika tidak memikirkan rasa hormat pada Woojin, mungkin Doyoung tidak akan mengiyakan tawaran lelaki itu untuk sama-sama memesan jjampong.

Sambil menunggu Woojin dan urusannya dengan pesanan mereka, Doyoung mencerna kembali seluruh informasi yang didapatnya.

Jaehyun akan pergi ke Gwangju.

Catat.

Jaehyun ditugaskan ke Gwangju selama tiga bulan penuh.

Itu bukan urusan Doyoung lagi, sebenarnya. Mengingat dirinya dan Jaehyun sudah tidak memiliki ikatan apapun. Namun, tetap saja penugasan Jaehyun membuatnya resah. Masalahnya, Doyoung mempunyai trauma khusus dengan penugasan keluar kota. Walau itu hanya alasan sampingan, tetap saja Seokwoo –mantannya berhasil menemukan perempuan lain dan memutuskan berpaling selama penugasannya di Busan. Bagaimana kalau hal serupa terjadi juga pada Jaehyun?

Doyoung memang seharusnya bersyukur, karena tidak perlu bekerja keras lagi untuk membuat Jaehyun menyerah mendekatinya. Namun, membayangkan Jaehyun tertarik dengan wanita lain saat di Gwangju nanti, membuat hatinya tercubit. Rasanya, ada sekelumit ketidakrelaan yang muncul. Dan itu jelas sangat mengganggunya.

"Doy?" Woojin mengibaskan telapak tangannya di depan wajah Doyoung, meminta perhatian penuh dari gadis itu. "Kenapa?"

Doyoung menggeleng. Pandangannya kemudian dialihkan pada semangkuk jjampong yang sudah tersaji di depannya. Doyoung mulai menyeruput kuah yang terasa begitu hambar di lidahnya. Ia tidak menyangka, jika kabar penugasan Jaehyun memberi efek yang luar biasa seperti ini.

"Kau takut kalau Jaehyun akan terpincut wanita lain seperti mantanmu itu, ya?" tanya Woojin, membuat Doyoung tersedak.

Buru-buru Woojin menyodorkan botol air mineral milik Doyoung. "Ck. Aku pikir urusanmu dengan si Kim Seokwoo itu sudah diselesaikan waktu itu," Woojin berkomentar, memperhatikan Doyoung yang tengah meneguk air mineralnya.

Dari semua rekan sekantornya, memang hanya Woojin dan Minhyuk yang mengetahui masa lalu Doyoung. Karena mereka lah yang Doyoung mintakan pendapat kala ingin mengajukan resign agar nantinya bisa mengikuti Seokwoo –selaku calon suaminya saat itu, yang kebetulan dipindah tugaskan ke Busan. Kedua lelaki itu juga lah yang ikut menguatkan Doyoung ketika Seokwoo memutuskan hubungan mereka dengan memilih wanita lain untuk dinikahi.

pretend ¦ jaedo ✔️Onde histórias criam vida. Descubra agora