; twenty eight ;

1.8K 287 62
                                    

hi, enjoy! 💚





Hari-hari tanpa Jaehyun dimulai.

Doyoung bisa melaluinya. Tentu saja. Sepanjang usianya yang hampir menginjak kepala tiga ini, Doyoung sudah melalui hidupnya tanpa Jaehyun. Dan Doyoung baik-baik saja. Doyoung masih meyakini itu, setidaknya selama satu minggu berjalan.

Doyoung baik. Ia melakukan rutinitasnya. Bangun tidur, sarapan, bekerja, makan siang, pulang, makan malam, tidur. Tidak ada yang berubah, selain ketidakhadiran Jaehyun.

Setelah menekan perasaan kosong selama seminggu penuh ini, Doyoung baru menyadari bahwa dia kehilangan Jaehyun. Ia merindukan laki-laki berdimpel manis itu.

Semua candaan garingnya, tawanya, cengiran lebarnya, bahkan segala macam panggilan lelaki itu padanya.

Hah, Doyoung merindukan Jaehyun yang memanggilnya seperti itu sembari tersenyum lebar dan memberinya satu cup kopi.

"Kak Doyoung?"

Kepala Doyoung secara otomatis menyentak. Ia mengerjapkan kelopak matanya perlahan, memastikan sosok yang memanggil namanya. Dan lagi-lagi, Doyoung pun dibuat mendesah kecewa.

Itu bukan Jaehyun, melainkan Mingyu yang tengah mengernyit bingung menatap Doyoung.

"Fotokopinya sudah, Kak?" tanya Mingyu pada Doyoung yang masih berupaya meraup seluruh kesadarannya.

Layaknya tubuh tak bernyawa, Doyoung malah kembali mengerjap. Butuh waktu sekitar setengah menit, hingga Doyoung melakukan gerakan berbeda. Menoleh sebentar kearah mesin fotokopi kemudian beralih pada Mingyu.

"Sudah." Jawab Doyoung pada akhirnya.

Kerutan di kening Mingyu bertambah. Mungkin Doyoung sudah menjawab pertanyaan Mingyu, tetapi ia tidak kunjung menyingkir. Membuat Mingyu akhirnya kembali menginterupsi, "Boleh saya pakai mesin fotokopinya?"

"O-oh!" bola mata Doyoung bergerak risau, salah tingkah. Dengan wajah memerah Doyoung menyingkir segera. Membiarkan Mingyu mengambil alih mesin fotokopi yang digunakannya, sedang Doyoung beranjak menuju tempatnya kembali.

"Noona si mantan pacar Jaehyun.."

Langkah Doyoung terhenti. Sembari menggeram, Doyoung memberanikan diri untuk berbalik. Seketika itu juga, Doyoung disuguhi cengiran lebar Mingyu.

"Fotokopiannya tertinggal nih," kata lelaki itu sembari mengacungkan sebendel kertas hasil fotokopian Doyoung.

"Ma-makasih." Balas Doyoung, kemudian segera mengambil alih kertas yang berada di tangan Mingyu. Selepas mendapatkan kertasnya, Doyoung buru-buru berbalik. Berjalan meninggalkan Mingyu yang tersenyum geli.

"Duh, enak ya jadi Jaehyun. Ada yang kangenin." Gumam Mingyu sembari menatap punggung Doyoung yang perlahan semakin menjauh dari pandangannya.



••••




"Wah.. wah..." suara Johnny terdengar heboh di kubikelnya. Lelaki itu menggeser kursinya, kearah Seulgi yang bertempat di sebelah kubikelnya. Ia menyodorkan ponselnya, membuat Seulgi mendecih kesal karena aktivitasnya terganggu oleh Johnny.

"Ck, kenapa sih John!?" seru Seulgi, menepis ponsel Johnny hingga nyaris terjatuh.

"Coba lihat ini Seul!" kata Johnny memaksa. Namun, Seulgi tidak peduli. Gadis bersurai cokelat itu malah menyumpal kedua telingannya dengan earphone guna mengabaikan Johnny.

"Tsk!" Johnny berdecak kesal. Pandangannya beralih pada Yeri yang tengah sibuk dengan komputernya. Kening gadis itu mengerut, tampak sedang berpikir keras.

pretend ¦ jaedo ✔️Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt