; eleven ;

2.3K 365 75
                                    


Enjoy !

.

.

.


"Hai!" Jaehyun mengernyit ketika mendapatkan sambutan yang begitu antusias dari Doyoung.

Senyum gadis itu begitu lebar, seolah mampu merobek bibir mungilnya tersebut.

Tidak peduli dengan ekspresi kebingungan Jaehyun, Doyoung justru mengapit lengan lelaki itu kemudian membawa mereka berjalan menuju mobil. Jaehyun yang merasa belum berpamitan dengan orang tua Doyoung menahan lengan si gadis. "Aku belum berpamitan dengan om Hyunbin dan tante Yejin."


"Tidak perlu. Aku sudah berpamitan tadi." Ujar Doyoung sembari kembali menarik lengan Jaehyun. Sudut bibirnya berkedut saat mengingat bahwa sekarang ini dirinya dan Jaehyun sudah biasa menggunakan kata aku dan bukan saya.

Entah sejak kapan mereka sepakat untuk meruntuhkan dinding formalitas sebagai rekan kerja. Ini terjadi secara alamiah, sampai Doyoung tidak menyadari bahwa setiap harinya mereka semakin dekat saja.

"Ada kabar baik?" Tanya Jaehyun yang mau tidak mau ikut tersenyum, tertular oleh senyuman manis Doyoung.

"Hari Minggu nanti keluarga Jeno akan datang ke rumahku untuk melamar Renjun." Jawab Doyoung dengan mata yang berbinar.

Jaehyun tahu itu adalah kabar baik. Kabar yang paling dinantikan oleh Doyoung dan juga dirinya. Terlebih kabar baik ini berasal dari sang sepupu yang sudah berbagi suka dan duka dengan Jaehyun selama ini.

Namun, entah kenapa ada sesuatu yang mengisi rongga dadanya. Membuatnya penuh. Membuatnya sesak. Kalau Jeno dan Renjun akan segera meresmikan hubungan mereka, lalu dia dan Doyoung bagaimana? Berpisah?

"Jae?" Doyoung mengibaskan telapak tangan di depan wajah Jaehyun. Melihat senyum Jaehyun yang memudar, membuat Doyoung sedikit khawatir. Ada apa dengan lelaki ini?

"Baguslah," ungkap Jaehyun sembari menyalakan mesin mobilnya.

Sepanjang perjalanan, Jaehyun hanya mendengarkan ocehan Renjun mengenai bagaimana Jeno meminta izin kepada Ayahnya untuk melamar Renjun. Jaehyun sama sekali tidak menanggapi, hanya tersenyum sebentar bila diperlukan. Tidak sedikitpun kelegaan yang terbesit setelah drama diantara Jeno dan Renjun berakhir. Justru sekarang Jaehyun semakin cemas.

Setelah ini, perjanjiannya dengan Doyoung berakhir. Setelah ini, Jaehyun mungkin tidak bisa berdekatan dengan Doyoung. Ia tidak bisa lagi menikmati ocehan Doyoung, menikmati senyuman manis gadis itu. Tidak bisa menjadi sandaran Doyoung lagi. Uh, Jaehyun belum siap melepaskan itu semua.


"Nanti kita mau makan siang dimana, Jae?" Tanya Doyoung sebelum keluar dari mobil Jaehyun begitu mereka tiba di area parkir Monbebe Group.

Meskipun mereka bertambah dekat, tetap saja keduanya menjaga jarak jika berada di area kantor. Berhati-hati agar rekan-rekan kerja mereka tidak curiga dengan hubungan keduanya.

"Aku akan makan lewat pesan antar saja, noona. Kerjaanku masih menumpuk." Jawab Jaehyun sembari tersenyum masam.

"Oh .." Doyoung mengangguk mengerti. Meski sebenarnya secercah kekecewaan hinggap di benaknya.

Sebenarnya, Doyoung ingin mengajak Jaehyun makan siang untuk sekadar merayakan keberhasilan rencana mereka. Tapi, mau bagaimana lagi? Doyoung tidak mungkin meminta Jaehyun mengabaikan pekerjaannya hanya untuk makan siang bersamanya.

pretend ¦ jaedo ✔️Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin