; seven ;

2.6K 408 89
                                    




Halo~ selamat membaca guys, Enjoy !


°

°

°

°





Sudah setengah jam berlalu, hanya dihabiskan dengan mendiamkan satu sama lain. Baik Jeno dan Renjun sibuk dengan pikiran masing-masing tanpa ada yang mau mengesampingkan ego untuk memulai pembicaraan lebih dulu.

Pandangan Jeno beralih, mengedar ke setiap sudut kafe tempatnya berada. Jari telunjuknya mengetuk meja seirama lagu Ed Sheeran - Thinking Out Loud yang mengalun lembut. Sedangkan Renjun sebaliknya, memilih menatap lekat ke arah cappucino frappe-nya tanpa terusik sedikit pun dengan ketukan jari telunjuk Jeno.

Seharusnya tidak begini, batin Renjun yang sudah bosan menunggu. Padahal dia setuju untuk bertemu dengan Jeno karena lelaki itu mengatakan ingin menanyakan sesuatu soal kakak Renjun, Kim Doyoung.

Namun, sejak bertemu tadi lelaki itu sama sekali tidak membicarakan soal kakaknya. Obrolan mereka hanya seputar menanyakan kabar masing-masing. Sudah, itu saja. Absurd sekali.


"Jeno.." Renjun berinisiatif untuk memanggil Jeno. Berharap acara diam mereka ini segera diakhiri. Karena sungguh, Renjun sama sekali tidak menyukai suasana canggung semacam ini.

"Katanya ingin menanyakan sesuatu tentang kak Doyoung."

"Oh, iya." Jeno menggaruk pelipisnya dengan jari telunjuk. Meringis kecil setelah diingatkan tujuannya untuk bertemu dengan Renjun siang ini. Ia bahkan rela meninggalkan kelas dengan memberikan tugas kepada para mahasiswanya demi pertemuannya ini. Sayangnya, Jeno nyaris melupakan tujuannya bertemu dengan Renjun setelah bertemu dengan gadis ini.


Jeno tidak tahu kenapa, tetapi seketika otaknya blank ketika bersitatap dengan kedua manik kelam Renjun. Ditambah dengan seulas senyum manis yang dilemparkan gadis itu ketika tiba tadi. Jeno mati kutu. Tidak tahu harus berbuat apa. Inginnya Jeno sih memeluk Renjun.

Jeno rindu. Berminggu-minggu tidak bertemu.

Sayang, tidak bisa lagi Jeno sembarangan memeluk Renjun. Mereka kan sudah putus. Mengingat kenyataan itu membuat Jeno rasanya ingin menenggelamkan diri di samudra Hindia.


"Jeno?" Renjun melambaikan tangannya ke depan wajah Jeno. Membuat si lelaki salah tingkah karena ketahuan tengah tidak fokus.


"Kalau memang tidak ada yang ingin dibicarakan, aku pergi saja ya. Soalnya nanti aku mau bertemu dengan dosen pembimbingku sekitar jam 3."


"Eh, jangan pergi dulu Ren!" cegah Jeno saat Renjun hendak beranjak dari kursi yang didudukinya.


"Yasudah, makanya cepat katakan apa yang ingin kau bicarakan tentang kak Doyoung." pinta Renjun dengan tegas.


Jeno menarik napasnya dalam. Ragu-ragu, lelaki itu pun bertanya, "Akhir-akhir ini Doyoung noona bersikap aneh tidak, Ren?"


Kening Renjun mengerut. Kenapa pula Jeno menanyakan soal kakaknya? "Biasa saja tuh. Kenapa memangnya?" balasnya bertanya.


"Eum, itu ... Malam dimana aku minta bertemu denganmu hari itu, aku tidak sengaja mendengar Jaehyun hyung sedang teleponan dengan seseorang," kata Jeno sedikit ragu.


"Terus?"


"Jaehyun hyung memanggil orang yang menelponnya itu ... Doyoung."


pretend ¦ jaedo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang