; six ;

2.8K 431 122
                                    


Jaehyun menghela napas berat. Setelah berdebat dengan Doyoung siang kemarin, akhirnya lelaki itu setuju untuk bersandiwara menjadi kekasih gadis itu.

Dan tadi pagi, Doyoung menyerahkan surat perjanjian kekasih gadungan yang harus ditandatangani oleh Jaehyun. Surat perjanjian itu sendiri dibuat rangkap dua. Satu disimpan oleh Jaehyun, dan lainnya disimpan oleh Doyoung.

Jaehyun kembali membaca isi surat perjanjiannya dengan Doyoung, berikut peraturannya. Doyoung membuatnya sendiri tanpa persetujuan Jaehyun. Untung saja tidak ada peraturan yang memberatkannya. Namun tetap saja, mau memberatkan atau tidak, hubungan mereka hanya sekadar sandiwara. Penuh kepura-puraan. Dan semua berkat ide brilian Jaehyun.

Jaehyun kembali mengacak rambut hazelnya dengan kasar sembari menggeram pelan. Selalu saja dia melakukan hal bodoh. Seharusnya, Jaehyun jujur sejak awal bahwa dirinya bersedia memulai hubungan yang normal dengan Doyoung. Seharusnya, Jaehyun jujur sejak awal bahwa ucapannya di kereta waktu itu serius.

Sekarang, semuanya sudah terlambat. Mau memperbaiki pun percuma. Mana mau Doyoung percaya dengan Jaehyun, kalau sebelumnya lelaki itu menyatakan bahwa dirinya hanya bercanda, tidak serius ?

Benar kata orang, penyesalan selalu datang belakangan. Seperti yang saat ini Jaehyun rasakan. Ia menyesal karena tidak pernah melakukan sesuatu dengan benar.

Kalau diingat ulang, selama ini Jaehyun telah melewatkan banyak kesempatan.

Pertama, kasus cinta pertamanya, Rose. Jaehyun memang kerap menggoda gadis itu, menawarinya tumpangan ketika berangkat dan pulang sekolah, serta memberikan kode ketertarikan yang lain. Hanya saja, Jaehyun tidak hanya berlaku manis pada Rose saja. Ia berlaku manis juga pada semua teman perempuannya. Membuat Rose berpaling pada lelaki yang jauh lebih mengistimewakannya.

Untuk kasus Chaeyeon tidak jauh beda. Karena kebiasaan buruknya yang selalu tebar pesona itu, Chaeyeon mengurungkan niatnya untuk tertarik pada Jaehyun. Teman-teman Chaeyeon sendiri yang mengatakannya. Meski sebenarnya peran Jungkook, sahabat (tidak) sejatinya Jaehyun  sangat berpengaruh pada kasus ini. Ia lah yang menceritakan semua tabiat buruk Jaehyun. Membuat Chaeyeon berpaling pada Jungkook.

Berbeda dengan Chaeyeon, kasus cinta ketiganya, Mina lebih istimewa. Saat itu katakanlah Jaehyun sedikit khilaf karena menyukai kekasih orang. Jadi, bukan masalah kalau Jaehyun melewatkan yang satu itu pada akhirnya.

Akan tetapi, memiliki pengalaman yang banyak dengan kasus patah hati, tidak membuat Jaehyun belajar dan berubah. Ia kembali melewatkan kesempatan untuk dekat dengan Naeun hanya karena merasa rendah diri jika harus bersaing dengan bosnya. Jika saja Jaehyun saat itu pantang menyerah mengejar Naeun, mungkin dirinyalah yang akan bersanding dengan gadis itu. Bukan bosnya, Lee Minhyuk.

Yah, sekali lagi Jaehyun menyesali semua hal yang dilewatkannya di akhir. Seperti saat ini. Menyesal karena sembarangan bicara. Yang paling parah, Jaehyun termakan omongannya sendiri. Sekarang dirinyalah yang harus menjadi kekasih gadungan Doyoung.

Padahal, menjadi kekasih sungguhan pun Jaehyun mau.

Asal Doyoungnya bersedia.


"P-perrr-j-jannn-j-ji-an ke-k-ka-s-sih ga-dung ... an?"


Jaehyun terkesiap saat mendengar suara anak kecil tengah mengeja judul surat perjanjiannya dengan Doyoung. Lelaki itu segera merebut kertas yang entah sejak kapan berpindah tangan. Ke tangan seorang anak lelaki berseragam TK-putih biru. Anak bosnya dari pernikahannya yang pertama, Lee Uju .

"Ih, om Jeffrey! Uju belum selesai bacanya! Siniin!!!"

"Tidak mau!" Jaehyun menolak dengan tegas. Tangannya diangkat tinggi-tinggi, menjauhkan surat perjanjiannya dari tangan Uju. Sedangkan Uju terus melompat-lompat untuk menggapai kertas yang terlalu sulit untuk dijangkau oleh tubuhnya yang kelewat pendek dari Jaehyun.

pretend ¦ jaedo ✔️Where stories live. Discover now